.
.
.
.
Bertanya soal tentang reaksi didalam hatiku saat ini, bisa dikatakan sangat dan sangat mustahil bagiku untuk mendapatkan hal besar seperti ini.~^^~
"Mau jujur sama mama ?"
Tangan kiriku yang sebelumnya kupandangi kagum, secara cepat aku sebunyikan dibawah meja. Raut wajah mama sekarang sungguh tak bisa kuprediksi.
"Em-- maksud--mama ?", aku sendiri sangat takut, takut jikalau mama membenci diriku. Karena anak semata wayangnya ini tidaklah sempurna, seperti yang orang lain kira sebelumnya.
Mama duduk tepat dihadapanku. Gunting tanaman yang semula mama pegang, sudah tergeletak diatas meja.
"Jujur, sebelum mama bilang terlebih dahulu", ucap mama lagi. Dan aku semakin bingung dan takut.
"A--aku-- aku. Maafin Putra ma", ucapku sangat lirih dibagian terakhir. Tangan kananku meremat kuat tangan kiriku yang berhiaskan cincin, seperti aku tak akan membiarkan siapapun melepasnya. Sekalipun aku.
"Maaf ?. Emang kamu salah apa, kenapa minta maaf", kepalaku mendongak, menatap langsung wajah cantik mama. Tapi yang membuatku sangat aneh, mengapa senyumnnya mengembang.
"Kalau kamu jujur sedari awal, mama gak akan tuh pusing-pusing nahan diri buat gak teriak. Susah tau nahan fakta dari kamu, kek orang kebelet", lanjut mama.
Sungguh aku masih belum mengerti inti dari perkataan ambigu mama barusan.
"Mama--- lagi ngomong apa sih"
"Kamu"
Belum aku bersuara, kali ini dadaku seperti ditekan kuat pas sasaran tepat dijantung. Rasanya sangat sesak, tetapi ada rasa hangat lain yang menyeruak dihati.
"Dan mantu mama. Si Obi"
Boleh kalian mengatakan diriku lebay. Atau mau mengatakan penulis ceritaku ini orangnya lebay, tak masalah. Tetapi inilah faktanya.
Mataku terbuka lebar, menatap horor kearah mama yang masih saja tersenyum jail. Kedua tanganku yang dibawah meja pun mungkin sudah dapat diperas keringatnya. Apalagi wajahku memanas.
"M-- maksud ma---"
"Mama dikasih tau sama nenekmu dan Amel. Mereka mama paksa, biar ngaku. Apalagi nenekmu, dia sudah tau dari lama, awalnya mama kaget. Bohong kalau orang tua gak kaget anaknya-- ah sudahlah. Tapi nenekmu meyakinkan mama supaya tidak hawatir. Setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga...", jelas mama secara gamblang kepadaku.
"Apa benarnya ?"
"Ya masak anak mama lelaki cantik mau dapet yang cantik lagi. Kan gak lucu nanti anak kamu, menggeser posisi wanita tercantik didunia. Mama gak mau pusing ngusir media tv"
Aku sedikit meringis geli dengan apa yang mama katakan barusan. Tapi masih ada satu hal lagi...
"Tapi---"
"Ayahmu ?", aku mengangguk takut. Itulah satu hal terbesar yang kutakuti. Pasti kalian pun tau, sosok ayahku seperti apa. Beliau sangat mengingikan anaknya ini mengikuti jejaknya bukan, tetapi Tuhan berkendak lain, dan hal itu masih dimaklumi beliau, karena rejeki orang itu berbeda-beda.
Namun... kali ini lebih serius lagi."Mama akan ngomong pelan-pelan sama ayahmu. Kamu tenang aja cantik, yang penting kamu nyaman sama hubungan unik ini"
Inilah sosok wanita no 1 dihatiku. Cinta pertama dan terakhirku untuk selama- lamanya. Sosok petarung nyawa, bertaruh demi mengeluarkanku dari dunia rahim kedunia alam semesta ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...