Entah apa yang Tuhan sedang rencanakan. Seperti sekarang kepada seorang sosok lelaki berparas tampan yang tengah gunda menentukan isi hatinya serta isi otaknya.
Tadi pagi-pagi sekali ia menerima sebuah panggilan dari sang ayah, ia diberi kabar oleh orang tuanya itu tentang pencabutan saham diperusahaan miliknya, dan karena itulah perusahaan sang ayah sedang di ujung tanduk.Pemuda itu tau betul hal apa yang menjadi pemicu perkara pelik itu.
Laura menghilang entah kemana, itulah yang sang ayah bicarakan tadi pagi.
Kedua tanganya mengusap kasar wajahnya, lalu mendengus cukup keras. Matanya menengok kearah sampingnya, seorang pemuda manis yang tengah tertidur dengan lelap yang sebelah tanganya masih tersimpan diperut Bobi. Ah manisnya~
Tangan besar Bobi mengusap sayang kening sang kekasih, dirinya sungguh mencintai lelaki cantik nan manis ini, dirinya sudah terlalu jatuh dengan pesona lelaki kecil ini.
Entah kenapa dipikiran sibesar itu kembali muncul kilasan kejadian dimasalalu. Yang dimana dirinya dan si manis ini menjadi sahabat baik dari mulai smp hingga sma, namun tak sampai benar-benar akhir. Dikarenakan sebuah kesalahan.
Lelaki bermata tajam itu kembali berbaring, memeluk pinggang ramping polos sang pacar sambil menatap lekat wajah tidur Putra dengan mata yang sedikit terbuka, hembusan nafas teraturnya, hingga pandangan sibesar jatuh kearah leher dan tulang selangka sang kekasih.
Terdapat tanda merah dengan sedikit keunguan. Bobi meringis, ah... itukah hasil karyanya ?
Pelan-pelan telunjuknya mengusap pelan tanda yang ia buat, Putra mendesis pelan dalam tidurnya. Andai saja dulu dirinya tak melakukan hal bodoh, pasti sejak dulu dirinya sudah memiliki lelaki manis ini.
Tetapi... ia juga sangat sangaaaaaattt bersyukur, ia kembali dipertemukan dengan lelaki manis ini tanpa sebuah pertanda maupun rencana. Waktulah yang sangat berjasa padanya.
Dahi simanis ia kecup pelan lagi. ponsel diperutnya ia lihat di lockscreen masih menunjukan pukul 7 pagi. Dan si manis ini belum bangun juga, Bobi paham pasti simanis ini masih lelah karena dirinya semalam.
Jadilah Bobi bangkit perlahan, sebelumnya ia meletakan dengan perlahan tangan mungil si manis yang berada diperutnya. Selanjutnya ia memungut baju berserakan dilantai untuk ia masukan kedalam bak pakaian kotor.
Jangan tanyakan, apakah Bobi berjalan santai sambil telanjang ?
Setelah menaruh pakaiannya dan pakaian simanis kedalam mesin cuci, alangkah baiknya jika dia memasakan sarapan untuknya dan juga kekasihnya.
*****
Cahaya menyorot tajam langsung kearah wajah tidur lelaki manis yang masih bergelung ria diataa kasur. Perlahan matanya ia usap, kemudian duduk sambil mengumpulkan nyawanya yang masih dibantal. Perutnya ia garuk, matanya masih perih untuk membuka.
"Sayang, ayo bangun. Udah siang", ucap lelaki tinggi yang mengecup sayang bibir kekasihnya agar simanis itu melek.
Dan yup, berhasil.
"Cuci muka gih, aku bantu. Abis ini sarapan", lanjutnya.
Putra mengangguk, selimut ia sibak perlahan kakinya ia turunkan kelantai namun yang dirasakan simanis itu justru rasa perih dan remuk disekujur badanya terutama bagian bawahnya.
"Ughh.... sakit~", rengek Putra sambil memegangi lengan kokoh Bobi.
"Maafin aku", ucap Bobi meminta maaf walau bagaimanapun ini salahnya yang terlalu nafsu pada lubang sempit itu.
Huh...
"Aku gendong mau ?", tawarnya dan Putra mengangguk lemah. Selanjutnya kedua lengan Putra kaitkan keleher Bobi, sedangkan Bobi mengangkat tubuh ringan itu perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...