Lantunan lagu jawa melantun merdu di telingaku. Lagu yang sangat hits dimasanya, dimana aku masih memakai seragam putih abu-abu. Kini terdengar lagi, dan itu otomatis melambungkan ingatan ku pada zaman masih sma dulu.
Sebuah lagu bertajuk dangdut, keroncong, dan hiphop, jadi satu menciptakan sebuah lirik lagu yang mengingatkan ku pada perasaan ku sekarang terhadap Bobi.
Sekarang ini aku tengah duduk santai sembari menikmati suasana pagi yang tenang di tengah kebun milik kakek. Bobi dan Amel sendiri tengah membantu kakek memetik buah naga. Aku yang terlalu malas hanya duduk di saung.
Lantunan musik favoritku dulu terputar jelas dari musik box mini milik Pakde Tarjo.
Lirik lagunya sungguh menghipnotis diriku. Benar apa yang ada dilirik, kini sedang ku alami.
Bobi pernah dan selalu ada di hatiku sejak dulu. Ibarat langit dan rembulan rasa cintaku pada Bobi tidak akan pernah hilang, hingga aku sendirilah yang akan merelakan.
Aku tidak bisa melupakan saat-saat dulu, saat panas atau hujan aku selalu bersamanya. Kemana-kemana selalu bersama tanpa ada rasa canggung diantara kami.
Tapi sekarang rasa cintaku telah dibawa pergi jauh dari ku. Entah jauh dimana.
Janjinya dulu, dia akan bersamaku sampai kapanpun, tetapi dia tak menepatinya.Kalau boleh jujur. Aku juga manusia biasa, jika teringat dulu memang lah sakit. Hayiku sakit, aku selalu menangis kala itu terlalu berat meninggalkan orang yang kusayang disini. Aku selalu berdo'a kepada Tuhan, aku ingin dipertemukan lagi oleh Bobi.
Entah sebagai teman, sebagai patner kerja atau apalah itu. Yang penting aku bisa melihat pemilik nama yang ada dihatiku.
Dan sekarang Tuhan mejawabnya.
Bobi kembali dengan berjuta kejutan. Berawal aku dan dia bertemu di sini tanpa adanya rencana ataupun sebuah permintaan. Dan berikutnya lagi aku bertemu lagi denganya, tetapi aku masih takut, takut dia membenciku takut dia menemuiku hanya untuk mempermalukan ku.
Tetapi itu salah.
Bobi kembali kepadaku dengan memberiku sebuah penjelasan, entah itu benar adanya ataupun tidak. Tetapi aku senang, senang karena peria pengisi hatiku itu telah kembali padaku. Walaupun aku masih enggan untuk sepenuhnya percaya.
Akupun sudah pernah bilang bukan.
Rasa ini tidak akan pernah kuhilangkan sedikitpun, sampai Bobi menikah dengan pilihanya nanti.
Ya, hingga kini aku menci-- bukan, tapi sangat mencintainya.
"Ngelamunin gue ya ?"
Suara berat yang kukenali membuyarkan lamunanku seketika. Bobi pelakunya.
"Geer amat !" Jawabku dengan ketus.
Bobi duduk disampingku. Tidak mepet, hanya sejengkal saja.
"Kata kakek lo, kebun ini bakal diwariskan ke cucunya dan calon mantunya nanti. Pasti lo dan gue maukan ngerawat kebun ini bareng-bareng ?" Ucap Bobi dengan pedenya. Ya... walaupun hatiku senang mendengarnya.
"Geer banget kamu, tau darimana kamu mantunya hah !" Kata ku.
Ngomong-ngomong juga, aku telah merubah cara penyebutan panggilan dari lo-gue ke aku-kamu sesuai dengan diriku. Mama memarahiku karena aku menyebut lo-gue ke Bobi jadinya aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Huh..
"Ya.. kan calon gue sendiri yang milih nanti. Ya... tipenya pendek, ganteng, pinter dan juga sexi" ucap Bobi berbisik ketelingaku. Aku mendoronga bahunya dengan telunjukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...