"Gimana, udah rujuk lo bedua ?",
Suara Amel menggema, hingga membuat kedua orang yang saling berpelukan di sofa itu terpksa terlepas. Putra menyembunyikan wajahnya yg menahan malu dibelakang punggung Bobi, Bobi yang melihat tingkah kekasih manisnya tersenyum mengelus rambut halus kekasihnya, lalu mengangguk kearah Amel.
"Bagus dah, sekarang gimana rencana elo selanjutnya ?", tanya Amel lagi Dave dan Krish baru menyusul dan duduk disebrang Bobi dan Putra duduk.
"Gue masih bingung, apa iya dia pelakunya", ucap Bobi ragu.
Putra yang mendengar hal itu perlahan keluar dari balik punggung lebar Bobi. Jantungnya berpacu cepat, apa mereka akan mencari dan mengetahui siapa pelakunya ?. Batin Putra.
"Gue yakin pacar lo pelakunya", saut Dave.
"Ck, dia bukan siapa-siapa gue. Pacar gue cuma dia gak ada yang laen !", jawab Bobi tak mau kalah.
Dave memutar bolamata malas. Ia tau semua cerita kehidupan kekasih dari sahabatnya itu, mulai dari Bobi ninggalin Putra, terpaksa pacaran dengan wanita gila itu hingga sekarang cowok itu kembali mengambil Putra. Jika diingat dulu ia sangat ingin menjadikan cowok manis itu menjadi miliknya, namun apa daya justru Tuhan mempertemukan Dave dengan pria beruang yang kini sedang berada di sampingya.
"Masih gak inget ?", tambah Krish sembari tersenyum mengejek. Bobi menghela nafas kasar, okelah sekarang ia di bully disini.
"Woy Human, gue pulang dulu abang gue sendirian dirumah", Amel beranjak dari duduknya seraya berpamitan. Keempat orang disana mengangguk serentak.
"Lo pulang juga sono"
Dahi Putra berkerut, tumbenan temanya ini ngusir biasanya juga malah nyuruh buat nginep dirumah gedenya ini.
Mata Bobi menyipit kearah Dave yang pasang muka songong."Paham, gue paham. Yaudah sayang kita keapartemen ku ya, jangan ganggu orang yang otw bikin buntut", Putra tertawa pelan mendengar sindiran kekasihnya ini, lalu tangannya ditarik pelan oleh Bobi.
"Mobil mustang lo gue bawa, gak mungkin gue bawa pacar gue naik motor !!", Bobi berteriak dari luar sambil menggoyangkan kunci mobil modifikasi milik Dave. Sang pemilik melotot hendak menyusul, namun bahunya ditahan oleh lelaki beruang disampingnya.
"Udah biarin, kasian juga si Putra. Mendingan kita kekamar terus---"
"GAK MAU !!"
Dave mencak-mencak pergi kearah kamar, lalu menguncinya dari dalam sontak saja membuat lelaki tegap itu tertawa. Namun didetik berikutnya ponselnya berdering, tertera nama Galang disana.
****
Di apartemen Bobi.
Putra begitu enggan untuk masuk kedalam apartemen kekasihnya ini, ia belum melupakan kejadian yang membuat dirinya kembali dilingkupi rasa bersalah kala ia menatap ruangan apartemen ini. Suara bariton milik ayah Bobi, seringaian dari Laura....
Lengan Putra jadi berkedut nyeri jika mengingat hal itu.
"Sayang, kok ngelamun. Ayo masuk", Pasrah, Putra pasrah tangan kirinya ditarik lembut kedalam.
Putra di dudukan di atas kasur empuk milik Bobi, matanya tak henti mengapsen setiap sudut kamar bernuansa putih abu-abu ini. Sementara kekasihnya kembali keluar.
Tak lama Bobi kembali kekamar membawa segelas air putih, Bobi duduk disamping kekasihnya yang menatapnya intens."Gak usah takut, aku disini gak akan ada yang bisa nyentuh kamu sedikitpun, bahkan nyamuk akan ku bunuh jika nyentuh kamu", goda Bobi, Putra memalingkan wajahnya. ia malu. Bobi mengusak kepala sang pacar lembut, dagu pria manis itu dicubit pelan lalu perlahan ia alihkan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...