.
.
.
.
Empat hari sudah Putra berada dirumah sakit, dan hari ini Putra sudah diperbolehkan pulang. Dan juga empat hari berturut-turut itupun Bobi sebagai kekasih pemuda manis itu setia menjaga kekasihnya hingga ia tak mau pulang, hingga sang mama Putra menyuruhnya untuk pulang sejenak, barulah pemuda itu secara terpaksa menurutinya.Saat inipun, Bobi menuntun Putra untuk masuk kedalam mobilnya. Sebelumnya ia meminta ijin terlebih dahulu kepada orang tua Putra jika dia ingin mengajak sang kekasih keapartemen milik Bobi, yang beralasan sang anak ingin mengunjungi kediaman Bobi sebagai tanda terimakasih karena sudah empat hari menungguinya di rumah sakit.
"Masih nyeri gak lengan kamu ?", tanya Bobi yang saat ini tengah menyetir dan Putra berada di sisi kirinya yang tengah terfokus keluar jendela.
Putra menengok lalu tersenyum, menampilkan gigi ginsulnya.
"Aku udah baikan. Ya cuma, kalau lenganya digerakin agak sakit masih", jawabnya.Bobi menghela nafas, mungkin sudah berpuluh-puluh kali dirinya masih menanyakan siapa sosok pelaku penusukan terhadap kekasihnya tersebut. Dan kenapa pikiranya selalu melayang kesatu nama, yakni Laura. Cewek setengah gila itu memang berada di jakarta sekarang.
Apa iya perempuan itu pelakunya ?. Bobi terhenyak kala Putra menepuk pipinya, membuyarkan segala isi pikiran yang memenuhi otaknya.
"Kamu mikirin apa ?. Jangan ngelamun, aku baru sembuh masa' mau masuk rumah sakit lagi", kata Putra.
Bobi meringis mendengarkan omelan sang pacar. Tangan kirinya mengusap sayang rambut hitam halus milik Putra.
"Maafin aku ya, gara-gara aku kamu jadi begini", ujar Bobi kembali menyalahkan dirinya sendiri.Putra menatap serius kekasih elangnya ini, sudah beratus-ratus ucapan 'maaf' itu terlontar dari mulutnya.
"Aku udah pernah bilang, bukan salah kamu Bob bukan salah semuanya. Ini--- murni kecelakaan, dan berhenti menyalahkan diri kamu sendiri. Aku benci itu !",Mendengar kekesalan pemuda manis itu, Bobi menepikan mobilnya sebentar. Ia beralih pada sang kekasih, tangan besarnya menarik lembut kepala Putra untuk ia dekap lalu ia usap dan hirup bau rambut khas pemuda manis itu.
"Iya, maafin aku karena buat kamu gak nyaman", Bobi mengecup beberapa kali kepala sang pacar sembari menghirup dalam-dalam aroma tubuh sang pacar yang menguar.
Kepala Putra mengangguk kecil, ia menarik kepalanya dari dekapan hangat milik sang kekasih.
"Aku--- pengen makan bakso yang pedes sama--- ah, aku pengen makan buah potong juga", kata Putra yang mengundang kekehan pelan dari Bobi."Untuk buah potong, oke. Tapi untuk bakso yang pedes no kamu masih sakit sayang, sebagai gantinya aku beliin KFC aja yah ?", tawar Bobi. Bibir Putra mengerucut kedepan padahal ia sangat ingin bakso yang pedas tapi... benar juga kata Bobi, bahwa ia masih belum pulih total.
Akhirnya ia mengangguk pasrah, walaupun ia harus menahan acara ngidamnya.
"Yaudah deh""Nice baby. Kita beli KFC dulu, kebetulan ada stok buah-buahan di kulkas aku nanti aku potongin", Putra mengangguk, secara kilat ia mengecup pipi Bobi yang membuat pacaranya itu menahan sesuatu disana.
Tanpa menunggu lagi, ia segera menancap gas kembali menuju Kfc. Ia harus cepat-cepat sampai diapartemennya karena ada hal yang sangat penting yang harus dituntaskan segera.
Sementara Putra megulum senyumanya. Ia berhasil membangkitkan kembali jiwa singa lapar sang pacar.
*****
![](https://img.wattpad.com/cover/247059660-288-k123551.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...