31. ( WARNING 🔞)

5.8K 258 33
                                    



.

.

.

⚊⚊⚊⚊⚊

"A--aku aku-- aku siap", ucapnya pelan sangat pelan.

Bobi melebarkan matanya, perut dan dadanya mendadak banyak kupu-kupu.

Tanpa menunggu lagi, tubuh kecil Putra ia dorong pelan hingga telentang dibawahnya. Matanya menyusuri wajah cantik nan manis itu dan mengelusnya perlahan, poni didahi ia singkirkan keatas menemukan jidat putih mulus, lalu ia beri kecupan bertubi-tubi disana yang membuat Putra terkekeh geli.

hingga matanya menatap lengan yang dibalut perban putih itu.

Bobi kembali menatap wajah kekasihnya meminta persetujuan sekali lagi, apa iya dia akan melakukannya dengan kondisi kekasihnya yang baru saja keluar rumah sakit ?

Pipi Bobi diusap perlahan, bibirnya tersenyum lalu mengecup singkat hidung bangir Bobi.

"Aku udah sembuh, ini gak papa tapi--- pelan-pelan", ucapnya lirih dibagian terakhir.

Bobi tersenyum, lalu tanpa menunggu lagi bibir kemerahan nan manis itu ia kembali lumat hingga menimbulkan suara basah.

Bobi melepas sejenak tautan bibirnya, menatap penuh keraguan lagi.

"Lakukan", ucap Putra dengan tatapan sayu.

Bobi tersenyum lebar, selanjutnya ia kembali menciumi leher Putra dengan sedikit bernafsu. Menggigit, menghisap, menjilatnya hingga meninggalkan bekas tanda cinta. Ciuman intens pemuda elang itu beralih kebibir kemerahan Putra, ia lumat dan hisap bibir bawahnya. Putra mendesah dalam ciuman, saat itulah lidah hangat Bobi melesak masuk mengajak daging tak bertulang lainya untuk bergulat didalam sana.

"Ughh..~"

Kekasihnya melenguh kenikmatan, pendengaran Bobi tajam hingga benda kebanggaanya dibawah sudah menegang sedari tadi, ia sudah tidak sabar lagi ingin menyatukan kedua tubuh yang tengah dimabuk cinta saat ini.

Ciuman Bobi lepas, nafas Putra dibawah sana terengah-engah. Sedangkan Bobi menyeringai, wajahnya turun lagi tepat didada Putra menemukan dua titik sensitif kekasihnya, segera ia kecup hingga ia hisap sontak membuat Putra mendesah hingga melengkung menahan nikmat.

"A--ah~~ sshh.."

Titik cokelat itu ia kulum, sedangkan titik kecoklatan lainya diplintir dan ditekan dengan jempolnya. Yang dimana semakin membuat Putra mendesah tak karuan.
Ciuman pemuda tinggi itu turun, mengecupi perut sedikit kotak-kotak milik Putra. Sekali lagi Putra mendesah menahan geli bercampur nikmat.

Ditatapnya sebentar wajah kekasih manisnya itu, Bobi terkekeh kala melihat wajah kekasihnya merah padam dengan nafas tersenggal ah... jangan lupakan tatapan sayunya yang segera minta di anuin.

"Kamu siap ?", tanya Bobi sekali lagi sebelum ia membuka pengait celana Putra.

Dibawah sana cowok manis itu menahan rasa malu bercampur takut, bukan takut hal lain tetapi takut akan sakit. Dengan perlahan ia mengangguk kecil.

Bobi kembali melahap bibir bengkak kekasihnya, sedangkan tangannya dibawah sana sedang bekerja melepas pengait celana hingga terbuka. Tautan kedua bibir masih menyatu, Putra memeluk erat leher kekasihnya terkadang punggung lebar nan tegap Bobi tak luput dengan remasan hingga cakaran yang mana malah membuat si tinggi itu semakin bergairah, ingin segera menghajar kekasihnya hingga minta ampun.

A G A I N - [BxB||SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang