06.

6.5K 630 8
                                    

"Iya nanti Putra bakal pulang, mungkin 2 sampai 3 hari lagi"

"Yaudah kamu baik-baik disana, kabari mama terus tentang keadaan nenek kakek mu disana. Mama minta maaf gak bisa kesana" jawab mamaku di sebrang sana.

"Iya. Yaudah Putra tutup dulu, sarapan nenek uda jadi"

"Oke. Baik-baik ya sayang"

"Em"

Setelah menutup panggilan dari mama, yang katanya kangen sama anaknya. ku ambil bubur yang baru saja kubuat dari panci ke mangkok.

Jadi pilihan ku waktu itu tidak lah salah, dan juga nenek ku sudah berangsur sehat. Pun dengan kejadian dua hari yang lalu ketika aku tak sengaja bertemu Bobi, jadi keputusan ku untuk pulang ke jakarta lebih awal sangat tepat.

Lebih cepat lebih baik bukan ?

Mangkok berisi bubur putih beserta segelas teh tawar dan juga obat milik nenek ku, ku taruh semua di atas meja makan. Tak lama nenek serta kakek ku berjalan menuju ke ruang makan. Untuk kakek sarapan, aku juga sudah menyiapkan nasi beserta lauk pauk.

"Mama mu telpon le ?" Tanya nenek kepadaku.

Aku yang tengah mengupas beberapa obat untuk nenek menatap nenek dan mengangguk.

"Iya nek, nanyain Putra kapan pulang. Katanya kesepian dirumah. Ayah juga masih 1 minggu lagi pulangnya" jawabku menjelaskan.

"Emang ayah mu itu sama seperti kakek mu dulu. Jarang ada di rumah, dulu sewaktu ayahmu masih sekolah nenek juga sering dirumah sendirian. Karena di tinggal nugas mulu sama kakekmu" terang nenek dengan sedikit curhat.

Aku terkekeh pelan mendengar curhatan nenek ku yang nasibnya sama persis seperti mama.

"Itukan udah kewajiban. Tapi kakek juga bangga sama kamu le, dulu memang nenek mu pengen banget punya cucu yang nyimpang dari profesi turun temurun ini. Eh do'a nenek mu terkabul, akhirnya dapet cucu cantik dalam wujud laki-laki" jelas kakek panjang lebar. Tapi kalimat akhirnya membuatku sedikit kesal.

Aku selalu di sebut cantik, kecil, dan imut...

Padahal menurutku aku tampan. Ah... udahlah kenapa harus mempermasalahkan wajahku, toh wajahku tidak menakutkan seperti badut.

Akhirnya sarapan pagi selesai dengan sesekali kakek ku memberi pesangon nasehat ala orang tua. Dan aku mengangguk mengerti.

Selepas sarapan dan mandi, aku bergegas berdandan rapi. Karena hari ini aku akan berbelanja sedikit oleh-oleh khas tanah kelahiran ku. Jadi tidak sabar juga kembali merasakan jajanan khas jogja.

Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya aku menemukan bangunan dengan plang besar bertuliskan 'pusat oleh-oleh khas Yogyakarta'. Kuparkirkan mobil ku tepat di depan toko buah tangan ini.
Walaupun jam menunjukan masih pagi, tetapi pusat buah tangan ini sudah ramai dengan pegunjung pemburu jajanan.

Ku ambil keranjang guna meletakan beberapa item yang kupilih nantinya.

Dan yang pertama kali ku lihat adalah bakpia pathok cemilan khas jogja. ku masukan kedalam keranjang, kemudian ku ambil Yangko atau yang kerap disebut dengan mochinya khas Jogja ini juga makanan manis yang bisa kalian jadikan oleh-oleh, dan yang paling wajib dan mamaku wanti-wanti tentu saja gudeg. Disini sudah tersedia gudeg kalengan, jadi kuambil sedikit banyak karena ada sahabatku juga yang rewel meminta gudeg kalengan ini.

Setelah selesai dengan berbelanja dan membayar, 3 kantong kresek besar ku masukan medalam jok mobil belakang. Saat ingin masuk ke dalam kursi kemudi, tiba-tiba bahuku di tahan oleh seseorang yang membuat aku batal untuk masuk.

A G A I N - [BxB||SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang