04. MASA LALU

6.8K 614 27
                                    

Dua langkah kaki saling beriringan berjalan menuju kelas mereka berada, ocehan ocehan konyol dari si tinggi terus saja membuat remaja kecil di sampingnya terus memutar bola mata malas.

Dua lelaki namun berbeda tinggi badan serta garis wajah itu kini sudah duduk di bangku, dimana mereka duduk satu bangku.

Kelas akan segera di mulai, namun semua penghuni kelas justru masih asik dengan kesibukan masing-masing walaupun ini masih pagi.

Tak lama guru mapel pun masuk dan pelajaran akan segera di mulai.

Jam pelajaran pertama sampai ketiga telah usai, kini dua langkah kaki yang berbeda jangkauan itu kembali beriringan menuju tempat surganya para murid sekolah. Yaitu kantin.

Remaja kecil nan cantik namun sayang memilik jakun itu kini tengah asik memakan santapan lezat nan idaman para murid, tentu saja bakso. Lain halnya dengan remaja lebih tinggi serta sorot mata tajam itu masih asik dengan ponsel miring nya, pertanda remaja tinggi itu masih asik bermain game online.

Itu membuat remaja di depan nya langsung merampas ponsel miring milik remaja tinggi itu lalu memasukan nya ke dalam saku celana.

"Dikit lagi Put~" rengek remaja tinggi itu memohon pada sahabat nya Putra.

Sontak membuat bola mata remaja kecil itu berputar malas.

"Kamu makan, atau ponsel kamu aku sita lagi !" Jawab Putra dengan mengancam.

Mau tak mau remaja tinggi itu menuruti kemauan sang sahabat daripada harus kehilangan ponsel nya. Ia trauma, karena minggu lalu remaja tinggi itu mengabaikan sarapan lebih memilih bermain game. Alhasil sebagai sahabat yang baik, Putra memberinya pelajaran dengan merampas ponsel milik sahabatnya itu selama seharian penuh.

Itupun ibu Bobi mendukung Putra.

Dua remaja lelaki itu adalah dua remaja yang telah lama bersahabat sejak di bangku smp sampai sekarang. Hampir tidak ada sebuah permasalahan besar di antara mereka. Justru mereka saling melindungi dan mengingatkan satu sama lain.

Bobi. Lelaki dengan paras tampan dan juga  sedikit garang yang bersumber dari manik tajam yang dimilikinya, adalah sahabat baik Putra.

Sosok lebih kecil dari Bobi adalah Putra, Bisa di bilang tinggi Putra hanya sebatas dada Bobi. Bobi bertemu dengan Putra hingga bersahabat baik sejak mereka smp. Berawal dari Putra yang selalu terkena hinaan dari teman sekelasnya, hanya karena remaja itu memiliki kontur wajah mirip perempuan.
Ya, Putra berbeda dengan lelaki lainya. Dia mempunyai paras cantik nan imut. Tapi lain dengan Bobi, bagi remaja tinggi itu Putra seperti kelinci kecil yang lucu.

Hingga mereka sekarang pun satu sekolah sekaligus satu kelas. Mereka tak terpisahkan.

Bobi sudah menganggap Putra adalah adik nya selain sahabat. Karena Putra juga lah, kini Bobi menjadi remaja yang lebih baik dari sebelumnya. Putra lah yang akan menjadi seorang ibu kala berada di sekolah. Bobi pun tak akan membiarkan sahabat nya itu menangis kembali karena hinaan lagi. Tidak akan Bobi biarkan.

.

.

.

.

.

Hingga sebuah rasa yang tak pernah terbesit sedikit pun sebelumnya di dalam diri remaja kecil itu. Ia bingung, bingung akan rasa apa yang di rasakannya jika sedang berdekatan dengan sang sahabat. Apa lagi jika Bobi membelai rambut halusnya, atau sedang menatap Putra dengan tatapan tajam milik nya namun terkesan teduh di mata Putra.

A G A I N - [BxB||SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang