10.

6.3K 524 9
                                    

Pagi ini merupakan pagi yang mengesalkan bagi Putra. Bagaimana tidak, kemarin malam tanpa ada angin ataupun hujan tiba-tiba Bobi mengajak Putra untuk bertemu. Awalnya Putra kaget plus heran, darimana lelaki tinggi itu mempunyai nomor ponselnya, Bobi meminta  langsung saja ia tolak mentah-mentah.

Jawabanya cukup satu.

Nenek Putra;

Iya, Bobi menghubungi nenek Putra yang memang sangat dekat dengan lelaki tinggi itu. Hanya untuk meminta nomor ponsel Putra, dan berakhir mendapatkannya.

Mau tidak mau lelaki cantik itu menurutinya, daripada ia mengadu ke neneknya yang tidak-tidak. Walaupun satu sisi senang tetapi sisi lain merasa aneh serta takut.

¤¤¤¤¤

Kebetulan mama serta ayahku sedang keluar guna menghadiri acara nikahan temanya mama. Jadilah aku yang tak mau kesepian mengajak Amel keluar kerumah Dave.

Tapi... ajakan itu hanya omong kosong belaka yang ku batalkan. Gimana tidak, semalam sebelum aku tidur dan aku baru saja selesai merencanakan kaluar besok  bersama Amel, Bobi menghubungiku mengajakku ketemuan.

Kaget ?. Bingung ?

Tentu, tapi dia langsung mengatakan kalau dia bisa menghubungiku karena meminta nomorku dari nenek. Dan yah... mau tak mau aku menuruti kemauanya itu. Kalau tidak dia akan mengadu pada nenekku.

Tapi juga, setelah kupikir-pikir. Bobi juga mengatakan ada hal yang  perlu di luruskan antara aku dengan Bobi. Itu juga salah satu faktor mengapa aku menyetujuinya.

Setelah berkendara kurang lebih 20 menitan, aku telah sampai di depan sebuah cafe di daerah kota paling elit di kota jakarta ini. Mobil ku parkirkan tepat di samping mobil putih yang pernah kulihat di bandara kemarin.

Mataku menelisik diamana letak duduk Bobi, dan yah.. satu tangan terangkat keatas, itu Bobi.

"Ada apa ?" Tanyaku to the  point pada Bobi setelah aku  duduk di  depannya.

"Pesen dulu, tadi gue mau mesenin lo tapi gak tau kesukaan lo apa" jawab Bobi, sambil menoyodorkan daftar menu dengan tersenyum padaku. Aku... menyembunyikan raut wajah ku yang mana detak jantungku kumat kalau aku melihat Bobi tersenyum.

"Jus jambu aja" ucapku, lalu  Bobi memberikan tanda ke pada pelayan cafe untuk mencatat pesanan.

"Gue mau ngejelasin semua ke lo Put. Gue mau semua jelas tanpa lo salah paham sama perlakuan gue ke lo dulu" kata Bobi dengan nads serius. Aku pelan-pelan memandang Bobi, bisa kulihat raut wajahnya memang lagi serius.

"Ng-- ngejalasin apa ?"

"Gue tau gue salah karena dulu gue ngejahuin lo karena---

"Gay" jawabku memotong perkataan Bobi.

Bobi menghela nafas panjang, lalu ia melanjutkan penjelasanya.

"Waktu itu gue kaget aja. Dan gue juga gak tau tiba-tiba gue ngejahuin lo tanpa tau perasaan lo, sampai-sampai lo ngebatalin buat kuliah di universitas impian lo dulu dan pindah kesini"

Aku masih diam tanpa minat menimpali penjelasan yang dituturkan Bobi.

Kenapa dia tiba-tiba mengajak ku ketemuan dan dia mengoceh yang katanya ingin meluruskan?

Bukanya sudah jelas. Walaupun begitu sampai sekarang pun aku masih mencintai pria didepan ku saat ini. 

"Gak usah di jelasin, gue udah tau" tegas ku  menjawab. Jujur aku sedikit kaku sekarang, bagaimana tidak masih sempat-sempatnya aku mengaggumi penampilan Bobi.

A G A I N - [BxB||SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang