Satu minggu sudah aku di kota kelahiran. Satu minggu juga sudah kuisi dengan kegiatan yang sangat membuat diriku mengenal apa arti kesenangan yang sesungguhnya.
Hari ini, pagi ini setelah memasak sarapan pagi untuk kakek dan sarapan bubur untuk nenek ku, aku akan di ajak kakek pergi ke ladang. Kata kakek akan ada distributor mengambil banyak keranjang, jadi kuputuskan ikut kakek guna menjernihkan pikiran juga.
"Put, kamu sudah mau berangkat sama kakek mu ?" Tanya nenek ku setelah aku menyuapi nya makan serta memberikan obat.
"Iya nek. Sekalian menjernihkan pikiran juga, dari kemaren tugas numpuk" jawab ku ke nenek.
Nenek ku tertawa kecil, selanjutnya mengelus pucuk kepala ku.
Uh... sunggu nyaman, hanya nenek ku lah yang bisa meredakan emosi dan kekesalan ku yang tiba-tiba saja datang.
"Ya itu juga udah kewajiban sebagai mahasiswa. Yaudah kamu siap-siap gih, nenek mau istirahat aja"
Aku mengangguk tersenyum, lalu mencium tangan nenek setelah itu berlalu keluar.
Aku mengganti pakaianku, kaos hitam ku padukan dengan jaket denim dan celana jeans hitam.
Aku keluar membawa ponsel dompet serta kunci mobil milik ku. Ternyata kakek sudah menunggu di meja teras rumah sambil menyesap teh tawar yang ku buat tadi.
"Putra udah siap kek. Berangkat sekarang?"
Kakek yang mendengar seruanku mengalihkan pandangan dari koran yang kakek baca, lalu menatapku.
"Pakek mobil kamu, atau mobil kakek ?"
"Pakek mobil Putra aja kek" jawabku.
Kakek mengangguk lalu berdiri sambil berjalan menuju mobil ku di depan garasi, akupun mengekori kakek menuju ke pintu mobil kemudi. Kunyalakan mesin mobil, dan berlalu meninggalkan rumah menuju kebun buah naga.
Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke ladang milik kakek. Ku parkirkan mobil tepat di samping mobil pick up yang sepertinya ini adalah mobil pengangkut hasil kebun. Tapi mataku menemukan mobil mewah di sampingnya.
Apa kakek juga mengundang rekan bisnisnya ?
"Ayo Put, temen kakek udah nunggu di saung" kata kakek membuyarkan lamunanku.
Aku mengangguk lalu mengekori kakek untuk menuju saung.
Walaupun hari semakin siang, tetapi para pekerja di ladang buah naga milik kakek ku ini sangatlah telaten serta cekatan. Bagaimana tidak, sudah sekitar 6 keranjang besar berisi buah naga siap kirim sudah berjejer rapi dan penuh dengan buah naga.
Sayangnya aku tak terlalu suka buah naga.
Tepat di depan saung, kakek berhenti akupun ikut berhenti. Dapat kulihat rekan kakek telah sampai, dan benar saja rekanya memakai jas mahal berwarna hitam dengan dasi dan celana yang senada.
"Selamat pagi pak Wijaya, apa kabar" sapa kakek ku ke orang yang bernama Wijaya.
Orang itu lalu berdiri menyambut kakek ku dengan pelukan dan bersalaman ala teman lama yang sedang reuni.
"Ya begini, yang pasti semakin tua" jawab orang itu dengan tertawa kecil.
Aku masih memperhatikan kakek ku dari belakang. Hingga orang itu menyadari kehadiran ku.
"Ini cucu anda pak Haries ?" Kata orang itu lagi.
Kakek ku menengok kebelakang lalu tersenyum mengangguk. Akupun ikut tersenyum dan menyalimi tangan pria bernama Wijaya ini. Walau bagaimana pun aku sejak dini telah hidup di kota dimana menjunjung tinggi adat sopan santun, jadi perilaku tindak tanduk dan sopan santun adat jawa masih melekat kuat di diri ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...