34.

2.9K 223 17
                                    

Setelah mendengarkan ucapan Putra, kelima orang di ruangan itu terdiam. Lelaki manis itu takut entah kenapa firasatnya tidak enak sedari setelah sang mama menghubungi nya tadi, dan menyuruhnya pulang segera. Ada apa ?.

"Abang akan anterin kamu pulang, kamu tenang aja urusan om biar abang yang bantu", ujar Galang sambil mengusap pelan kepala Putra. Lalu pandanganya mengarah ke arah Bobi yang sedari tadi menatapnya tak suka.

"Elo juga ikut. Ini juga masalah elo juga", tambahnya kepada Bobi.

Sedangkan Bobi terpaksa manggut.

"Kamu pulang dulu aja, andaikan nanti kamu butuh bantuan lebih jelasnya. Langsung telpon Dave, dan saya juga akan bantu kamu", kata Krish menambahi.

Sekarang Putra sangat merasa sedikit ada kelegaan, ternyata semua rekanya peduli padanya. Putra menarik nafas lalu dihembuskanya perlahan, inilah saatnya ayahnya harus mengetahui rahasia besar anaknya.

Siap tidak siap. Ini juga sudah waktunya.

"Ude, gue bakal ngikut lo juga Put. Gue sama abang gue bakal bantu elo, gue yakin masalah ini bakal selesai dan elo bisa bahagia sama si Babi. Dah caya aja",
Putra tersenyum lalu memeluk satu-satunya perempuan didalam pertemanannya. Sosok perempuan yang dimiliki Putra sebagai sosok saabat.

Tapi tunggu !

Putra seketika teringat ucapan terkahir dari sang mama, bahwa ia pulang 'tanpa Bobi'.
Hah ?

Putra lalu menatap Galang, pria itu peka mengangkat alisnya.

"Em... mama bilang, aku pulang, tapi.. Bobi tidak boleh ikut dulu bang. Sepertinya kalau nanti ayah sudah reda dan paham barulah Bobi bisa menemui ayah dan bicara empat mata", tukas Putra, Galang tanpa berbicara lagi langsung mengangguk.

Sedangkan Bobi disamping tepat lelaki manis yang sekaligus kekasihnya itu menatap sendu. Semua isi otak lelaki itu saat ini adalah, apakah om Haries ayah Putra akan memberi restu ?. Atau sebaliknya ?

Jika hal buruk itu terjadi, ia bingung harus bagaimana. Tidak mungkin dia terpaksa pisah dengan kekasihnya, itu tidak mungkin.untuk saat ini lelaki itu adalah poros hidupnya yakni tak lain tak bukan adalah Putra. Sahabatnya dulu yang sempat ia sia-siakan dan kini ia sangat menyayangi lelaki manis itu, tidak ! Tidak akan pernah ada yang memisahkannya, pun om Haries sekalipun.

Ia akan berusaha sekeras mungkin demi mendapatkan restu, walau bagaimanapun juga.

"Bob", lamunannya buyar ketika suara lembut khas milik kekasihnya terdengar ditelinganya. Ia kemudian duduk disamping pacarnya mengelus sayang kepala sang pacar.

"Aku akan tetap ikut sama kamu, tapi aku tunggu dimobil. Amel akan ngasih tau aku jika om merestui kita, dan... jika nanti ayah kamu masih belum nerima aku dan kamu sebagai pasangan. Aku akan langsung menemuinya, itu sudah resiko dari hubungan kita kan ?", ujar Bobi penuh keyakinan. Putra pun mengangguk kecil sambil menggigit bibir bawahnya menahan kesedihan.

Galang yang menyaksikan itu hanya diam, namun diam nya menyimpan seribu rencana dan sekali lagi si pria tegap disampingnya menyenggol lenganya lalu berbisik. "Walaupun elo psikopat, gue gak akan biarin elo ngerusak hubungan orang Lang. Gue lebih kejam dari lo !", Krish geram dengan sikap rekanya ini. Ia kenal dengan sifatnya yang menurutnya terlalu egois. Sejak dulu.

"Bukan urusan elo brengsek !", balas Galang dengan pelan.

Tetapi walaupun Krish tidak lagi menanggapi kebandelan Galang, tapi pria itu tetap menjaga jika sewaktu-waktu rekanya ini bertindak.

"Emm... iya. Maafin aku Bob"

Bobi menggeleng mendengarnya, kekasihnya tak memiliki kesalahan apapun, disini dia yang salah dia yang terlalu egois demi bisa memiliki si pria manis ini. Ayahnya sendiri pun ia akan lawan jika beliau mengganggu lagi.

A G A I N - [BxB||SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang