1 bulan setelah nya.....
Kedua pasang mata yang kini sedang saling tatap seraya mengelus lekuk wajah tegas nan tampan milik lelaki tinggi bermata cokelat tajam bak tatapan elang, Bobi. Wajah nya tengah di elus sayang oleh kekasih manisnya.
"Kok senyum ?", kata Putra yang melihat Bobi tersenyum lebar kearahnya.
Suasana sore menjelang malam terasa begitu menyejukan kala mereka berdua kini tengah berdiri berhadapan saling tatap di atas balkon apartemen.
"Masih gak percaya aja. Masih gak nyangka aku bisa sama kamu lagi, padahal dulu aku gak yakin kamu bisa maafin aku apalagi nerima aku", jawab Bobi.
Putra mengehela nafas, di kecupnya kilat bibir tipis Bobi lalu tubuhnya ia putar menghadap langit oren disana.
"Kamu kira aku enggak. Bob, dulu aja waktu aku jujur sama kamu kalau aku suka kamu dan aku gay kamu jadi jauhin aku. Padahal aku udah mikir itu jauh sebelumnya, kamu gak akan bisa percaya apalagi nerima aku. Tapi aku juga gak tau kenapa aku bisa senekat itu, dan yoss pikiran aku tepat. Kamu marah, benci, jijik sama aku"
Bobi meringis mengingat kelakuan bodohnya dulu.
"Waktu kelulusan yang aku pikir kita bakal ngerayain bareng, seneng bareng akhirnya bisa lulus dari masa abu-abu ke masa mahasiswa. Tapi.. justru sebaliknya kamu ninggalin aku setelah tau aku suka sama kamu"
"Aku berusaha negur sapa kamu, tapi hasilnya malah kamu cuek, dingin itulah makannya aku udah nilai kamu kalau kamu udah benci sama kehadiran cowok gay yang sebelumnya menjelma menjadi sahabat kamu lebih dari 5 tahun"
Tangan Putra mengambil tangan besar Bobi, lalu ia genggam.
"Aku kalut, aku nyerah sama keadaan yang ngebuat aku jadi lebih yakin kalau aku lebih baik menjauh dan menghilang dari hadapan mu. Nenek sama kakek gak tahu kalau aku mutusin kuliah disini karena aku malu sama kamu, yang nenek kakek tahu aku kuliah disini karena aku pengen deket sama kedua orang tuaku. Aku kangen mereka"
"Aku belajar ikhlas, belajar menyadari kalau aku tidak bisa bersatu sama kamu. Jadilah aku merubah semua dalam diri aku, dimulai dari bentuk tubuh yang sekarang hilang juga gara-gara kamu dan kebentuk juga gara-gara kamu", Putra tertawa jika mengingat bagaiman tubuhnya sekarang. Bentuk perutnya rata kembali, lengan nya sudah sedikit mengecil dan sudah mulai menggembil pipi putihnya.
"Aku ketemu Amel. Dia sahabat, rekan dan juga udah aku anggap orang tua karena jagonya ngomel. Dave, dia temen nya Amel aku kenal dia aja gara-gara aku sering nge gym sama ayah dan ketemu sama Dave. Ya walaupun gak seakrab sama Amel"
"Malah... sebelum kamu dateng, Dave--"
"Tu cowok suka sama kamu. Tapi kamu tolak kan karena masih cinta sama aku", potong Bobi sambil menggoda pacaranya.
Putra berdecih. Kemudian cowok manis itu senyum-senyum, iya sih bener. Batinya.
"Ya... udahlah itu dulu, yang penting sekarang dia udah ada yang punya", Bobi mengangguk.
"Kamu ketemu sama si cowok gila itu dimana ?"
Putra menekuk alisnya, siapa cowok gila yang dimaksudnya.
"Galang", tambah Bobi sendiri.
"Bang Galang mah ketemu karena aku sering main kerumah Amel, awalnya bang Galang nyeremin judes, tukang nuduh orang sembarangan. Tapi seiring berjalannya waktu, bang Galang baik orangnya, dia ngebantu aku biar gak ngegalau lagi ngebantu aku biar fokus maju kedepan tanpa sedih sedih lagi"
Bobi semakin merasa bersalah mendengar cerita pacarnya. Ia tak menyangka bahwa dirinya dulu sangay bodoh, karena dengan teganya menyakiti hati cowok semanis Putra, yang sekarang telah resmi menjadi pasanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
De Todo⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...