Sekarang aku tengah menunggu seseorang yang kemarin berjanji akan mengajak ku berangkat kekampus bareng. Awalnya aku tidak menyetujuinya, bukan apa. Hanya saja aku masih merasa canggung bila berdekatan dengan Bobi, walaupun dua hari yang lalu dirinya telah kuterima dalam artian belum menjadi kekasih, hanya ku ijinkan untuk mebuktikan bahwa dirinya tak main-main. Tetapi aku masih malu dan canggung denganya.
Bobi menerima tantanganku kala itu, itu juga yang saat ini aku rasakan. Senang, dan bangga.
Semoga kau bisa.
Dan juga aku harus masih berlagak berbeda dari diriku sendiri, hanya pada Bobi.
Aku ingin dia bisa membangkitkan rasa nyaman serta percaya kembali dalam hatiku padanya.
Tidak lama motor hitam berhenti tepat didepanku. Motor Bobi pastinya.
"Nunggu lama ya ?" Tanya Bobi setelah melepas helm fullfacenya.
Aku menggeleng.
"Enggak, gue juga baru keluar" jawabku.Bobi mengusak rambutku aku langsung menepisnya kasar. lalu ingin memakaikan helm padaku.
"Bob, gue bisa pakek sendiri" cegahku. Walaupun hatiku merasakan senang, tapi aku juga harus membuktikan bahwa tidaklah gampang jika memang ingin serius padaku.
"Udah nurut aja kenapa sih" Bobi tetap kekeh memakaikan helm padaku. Aku masih diam ditempat.
"Naik" suruhnya, akupun naik keboncengan.
"Udah ?" Tanyanya.
"Hm"
"Pegangangan, nanti jatuh lagi" ucapnya, yang bikin jantungku kembali berpacu cepat. Tahan.. tahan...
"Gue gaplok mau !" Bukanya takut dia malah tertawa.
Sial.
Kemudian motor sudah membawa kami menuju kampus.
Seutas senyuman yang kutahan berusaha mengembang. Aku mengingat moment dulu, dulu sewaktu sma aku dan Bobi selalu pulang bersama, menaiki motor matic milik kakek ku.
Dan kini terulang kembali, walupun aku tidak bisa bercanda tawa denganya. Aku harus menahannya sampai aku telah yakin sepenuhnya.
.
.
.
.
.
Flasback BobixPutra
(Bobi Pov)
Dia dihadapan gue.
Selama bertaun taun gue mencari dimana keberadaanya, dan secara cepat juga gue bisa nemuin lelaki manis, kalem serta sopan pada siapapun. Lelaki mungil dan kecil dimasanya, tetapi kini dirinya sudah berubah.
Postur tubuh masih mungil, tetapi fisiknya berubah.
Walau begitu gue maklumi, dia berubah seperti ini juga gara-gara gue. Gara-gara gue yang dulunya menyakiti hatinya.
Gue tau itu.
Selama bertahun-taun dirinya menahan sakit hanya karena gue yang dengan bodohnya ngajahuin Putra, sahabat gue dari smp sampai harus berhenti di Sma tahun terakhir.
Kuliah ?
Harus hancur. Itu semua juga karena kebodohan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...