Lagi lagi tempat sampingku telah kosong. Terulang lagi saat aku terbangun, Bobi sudah menghilang tanpa mau menunggu membuka mata.
Kembali teringat kejadian konyol semalam. Entah apa yang membuat otakku tidak beres, tidak menolak sentuhan Bobi padaku. Jelas jelas saat itu aku tengah kesal padanya, entahlah kesal, marah, bingung menjadi satu.
Kuputuskan bangkit, membereskan kekacauan yang kubuat semalam. Sepertinya aku terlalu malas untuk mandi pagi.
Kupikir cuci muka saja lebih enak.
Sebelum aku memegang gagang pintu kamar mandi, pintu terlebih dahulu terbuka dari dalam. Membuatku kaget hingga mundur beberapa langkah.
"Pagi bunny"
Ternyata Bobi yang baru saja keluar dari kamar mandi, masih berbalutkan handuk di pinggangnya. Rambutnya pun masih meneteskan air.
So hot.
"Mau pelukan pagi" ucapan Bobi barusan membuyarkan lamunanku. Tanpa menghiraukan ucapanya, aku melewatinya dan masuk ke kamar mandi.
Uh.. apa apaan dengan ucapanya tadi.
Aku yakin, pipiku saat ini pasti memerah. Detak jantungku saja menggila seperti ini, apalagi aku kembali teringat kejadian semalam.
Ah sial !
***
Selesai membasuh muka, aku melihat Bobi masih duduk menghadap keluar jendela.
Tanpa kupanggil pun dia seakan bisa merasakan kehadiranku didekatnya."Aku kira pergi lagi" ucapku tanpa melihatnya. Aku sibuk dengan wajahku.
Bobi berdiri mengahampiriku. Memelukku dari belakang, sontak saja aku langsung mendoronya.
"Gak usah peluk-peluk" dia malah tertawa dan kembali mendekatiku, bukan memeluku lagi melainkan berdiri sambil melipat kedua tanganya didada.
"Takut gue pergi lagi, hm ?"
Apa dia sedang mengejekku saat ini ?
"Pede amat !" Dia kembali tertawa pelan. Aku memutar bolamata malas.
"Habis ini ikut gue, gue mau ngajakin lo kesuatu tempat" ujar Bobi. Aku menatapnya kali ini.
"Kemana ?" Tanyaku heran. Tumbenan Bobi mengajaku.
"Rahasia lah. Gue yakin lo bakal suka sama tempatnya"
"Amel ikut kan ?"
"Kita berdua aja"
Maksudnya.... Bobi megajakku kencan ?
"Terserah"
Tanpa persiapan apapun, aku yang tengah sibuk menyisir rambut di kejutkan dengan kecupan kilat dipipi kananku. Siapa lagi pelakunya.
"Emm wanginya calon pacar" ucapanya barusan ingin kutarik mulutnya hingga lepas.
Sialan. Dia sangat hobby membuat jantungku hampir copot.
Setelah mengecup lancang, Bobi keluar kamar dengan bersiul ria. Aku hanya geleng-geleng melihat kelakuanya yang berubah-ubah.
***
(Author Pov; sekilas part)
Nampak dua orang lelaki dengan tinggi badan yang tak jauh berbeda sedang menyantap sarapan paginya di trotoar.
Menikmati nasi pincuk dengan lauk yang beragam, tentunya tak jauh-jauh dari gudeg.
"Habis ini ikut gue nyari baju ganti, gue bawa baju ganti cuma lima pasang doang" ucap lelaki lebih pendek dari lelaki didepanya yang masih khusuk menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A G A I N - [BxB||SELESAI]✔
Random⚠ ^GAY story^ _____________ Manakala dia berpikir akan berakhir indah. Tetapi justru sebaliknya. Dirinya tak sengaja menghancurkan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak lama. Karena ke egoisan nya, orang yang di cintai justru membenci dan...