Gue mengerjap-ngerjapkan mata lalu membukanya perlahan. Gak tau kenapa kepala gue rasanya sakit banget. Pening.
"Syukurlah kamu sudah sadar Ris."
Suara itu bikin gue noleh. Ternyata di samping gue ada Pak Devan yang lagi senyum lega liatin gue yang sekarang udah sadarkan diri. Dia benerin duduknya masih dengan tangannya yang menggenggam tangan gue.
"Saya dimana pak?" Lirih gue masih meringis kecil.
"Di rumah sakit Ris." Jawabnya.
"Rumah sakit?" Gue pun mengedarkan pandangan. Ah iya bener ini kan di rumah sakit. Tapi kok bisa ya gue ada di sini. Bukannya tadi gue lagi ada di rumahnya Megan ya.
Seolah paham dengan kebingungan gue dia kembali bersuara.
"Tadi kamu pingsan."
"Pingsan?"
"Iya, kamu pingsan di rumahnya Megan. Tante Mey yang panik langsung telfon saya dan ngasih tau semuanya. Untunglah saya dalam perjalanan pulang." Jelasnya.
Gue ngangguk paham sama penjelasannya. Saat ini isi kepala gue sibuk berusaha mengingat peristiwa apa yang menimpa gue beberapa waktu lalu hingga gue berakhir di sini.
*Flashback
Gue masih terdiam mematung di hadapan mereka semua. Beberapa pasang mata itu masih terus menatap gue dengan tatapan yang penuh keterkejutan.
"Char, kok lo gak bilang sih soal kabar gembira ini ke kita?" Hanin mengerucutkan bibir seolah dibuat sedih. Ya mau bilang gimana orang guenya juga emang gak hamil.
"Lo juga Rom! Kenapa lo malah tau duluan! Kita aja selaku teman dekatnya Charissa nggak tau apa-apa." Timpal Megan seraya menggeplak lengan pacarnya.
"Ya gue juga gak sengaja tau ay. Kebetulan aja waktu itu gue sama Gaga sama si Ajun ketemu sama Charissa yang lagi beli perlengkapan bayi." Jelas Romi.
"Eh Rom sebenarnya waktu itu-"
"Aduduh...."
Penjelasan gue terhenti tatkala dada gue tiba-tiba terasa sakit. Nyelekit banget gila. Lama kelamaan makin sesak aja rasanya ngebuat gue seketika terduduk ke lantai. Smartwatch yang gue pakai pun gak hentinya berbunyi.
"Char!" Entah siapa yang bersuara itu, yang jelas kayaknya mereka langsung dibuat panik dengan keadaan gue yang gak sadarkan diri.
~
Gue membuang napas berat setelah mengingat semuanya. Ah, gue beneran gak sempet jelasin yang sebenarnya ke mereka.
"Ris, kapan kamu check up?" Tanya Pak Devan membuyarkan lamunan.
"Eh, minggu depan pak."
Dia ngangguk-ngangguk kecil masih belum melepaskan genggaman tangannya.
"Ris, saya khawatir dengan keadaan kamu. Sebaiknya besok kamu jangan masuk kelas dulu." Pintanya.
Gue cuma diem, bingung mau nurut aja atau milih buat masuk kelas. Bukannya apa ya soalnya besok itu ada presentasi yang emang beneran penting.
"Tapi pak besok tuh saya-"
Drztt...
Mengabaikan ucapan gue seketika dia berdiri dari duduknya untuk mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya. Gue pun balik diem merhatiin dia yang lagi serius ngedengerin penuturan lawan bicaranya dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Ketemu Doi [COMPLETED]
Teen FictionIni tentang gue, Charissa Hardi yang masih duduk di bangku SMA. Singkatnya gue ketemu sama 'Doi' yang berhasil masuk ke kehidupan gue. Doi yang tak lain adalah guru di kelas gue. Namanya Pak Devan Danuarta. Tapi gue manggil dia dengan sebutan pak h...