Thread of Teory

100 9 0
                                    

"Meskipun, kupu-kupu itu muncul, jangan dibunuh. Kau tak boleh melakukannya." 

- Moon Gang Tae

~~~

As we know, kupu-kupu yang dimaksud disini adalah ibu Ko Mun Yeong. Sosok yang membunuh ibu Gang Tae dan Sang Tae. Sosok yang menghancurkan kehidupan dua kakak beradik itu, dan juga.... sosok ibu yang buruk bagi putrinya sendiri.

Plot twist paling mengejutkan di drama ini adalah saat terungkap fakta bahwa Do Hui Jae, ibu Ko Mun Yeong adalah kepala perawat di RS Jiwa OK. Ia yang rela mengganti wajahnya melalui operasi plastik agar tak seorang pun mengenalinya, menjaga suaminya diam-diam, dan mengawasi putrinya tumbuh. Author dibuat speechless dan ga nyangka kalo alur cerita dramanya akan seperti itu. 

Kok bisa? Bukannya ibunya udah tenggelam di dasar danau? Bukankah kepalanya bocor dan darahnya mengalir dengan derasnya? Makanya author akan bahas disini. Ini pure dari sudut pandang author, tiap orang punya pendapatnya masing-masing kan?

Kejadian itu berlangsung kurang lebih 20 tahun yang lalu. Itu sungguh waktu yg sangat lama. Ko Mun Yeong pernah bermimpi dirinya berdiri di samping danau dan melihat bayang-bayang ibunya yang tenggelam. Namun, ingatan seorang anak kecil tak sepenuhnya dapat dipercayai. Bisa jadi ingatan mereka tercampur oleh fantasi atau halusinasi pikiran mereka sendiri karena saat itu ayahnya yang beralasan bahwa ia pulang dari danau. Sehingga Mun Yeong berpikir bahwa ayahnya menenggelamkan jasad ibunya. Bisa jadi tidak seperti itu kan?

Lalu, kenapa ibunya masih hidup setelah ayahnya tak sengaja menjatuhkannya dari lantai 3? Bahkan Mun Yeong pun menyaksikan semua kejadian itu. Kau tau, Korea Selatan memiliki sistem medis yang sangat canggih. Bukan tidak mungkin ibu Mun Yeong selamat dari perdarahan otak itu. Bisa jadi ayahnya saat itu memang bukan membawanya tenggelam ke danau, tapi ke rumah sakit. Who know? Sang ayah juga memiliki riwayat tumor otak yang membuat memorinya tercampur oleh halusinasi. 

Kemudian ketika dibandingkan dengan kejadian saat ibu Gang Tae dibunuh oleh ibu Mun Yeong. Kenapa sesaat setelah lehernya disayat dia langsung meninggal? Seperti yang kita tau, Do Hui Jae pernah masuk sekolah kedokteran sebelum berakhir menjadi penulis. Yang artinya, dia paham dan mengerti mengenai anatomi tubuh manusia. Ia tahu, bagian tubuh mana yang ketika diberikan sayatan kecil pun akan langsung menyebabkan kematian. Arteri karotis, adalah pembuluh darah yang ia potong. Terletak di leher dan berfungsi untuk mengalirkan darah ke otak. Bayangkan jika tak ada aliran darah yang tugasnya membawa oksigen itu mengalir ke otak. Akibatnya, sel-sel otak perlahan mati. Padahal, otak adalah pusat saraf, bisa juga dibilang sebagai pusat sistem kontrol organ-oran dalam tubuh. Ketika tidak ada yang mengontrol, otomatis, layaknya mesin, tubuh juga perlahan mati. Jadi, hati-hati yah dengan bagian tubuhmu bagian leher.  Ilmu ini jangan disalahgunakan juga.

Berbeda dengan Do Hui Jae, ia hanya kehilangan darah di otak sementara arteri karotisnya masih berfungsi dengan baik. Dapat memasok kekurangan darah yang keluar dari tubuhnya dalam kurun waktu tertentu. Maka, jika saat itu ayah Mun Yeong memang benar-benar membawanya ke rumah sakit, ada kemungkinan Do Hui Jae akan selamat. Dan nyatanya, ia memang masih hidup. 

Menghantui kehidupan mereka.....

~~~

Mungkin banyak yang berpikir bahwa plot tentang hidupnya Do Hui Jae ini kurang realistis. Tapi menurut author fine-fine aja. 

Drama ini berfokus pada Human Healing Drama. Penyembuhan. Maka penulis tak akan memusatkan pada konteks What, How, Why. Tetapi lebih kepada bagaimana karakter dalam drama ini menyikapi sebuah masalah. That is it.

~~~

Thank you for reading :)

Author ga ngangka bahwa karya iseng ini mempunyai pembaca, awalnya author nulis hanya untuk hobby sampingan. Jadi author mulai serius memikirkan plot ceritanya dan sebisa mungkin relate dengan dramanya. Tapi, karena ini bertema Life Lesson, maka ketika dirasa author hanya membahas hal yang ada di drama saja dan gada pelajaran hidupnya, author akan memberikan sesuatu diakhir.

For now it's about how to deal with nervous.

Pernahkah kalian gugup? Baru-baru ini author memiliki pengalaman, jadi sistem ujian praktek di masa pandemi ini salah satunya diubah menjadi OSCE. Yang artinya, author harus berhadapan dengan dosen face to face melalui zoom. Individu, jadi berduaan gitu sama dosen berasa video call. Semacam ujian lisan dimana diberi sebuah kasus dan beberapa pertanyaan yang harus dijawab saat itu juga dalam kurun waktu 10 menit. Sikap, ekspresi, bahkan cara berbicara pun dinilai. I don't know why but most of me and my friends really got nervous on that test. It just a virtual but... i prefer to have the common practicum than that, really. 

Tapi author mencoba mengatasinya dengan cara seperti Ye Ji Unnie "Aku membiarkan diriku tahu bahwa aku nervous dan membiarkan segalanya tetap mengalir. End up doing things while being nervous anyway." 

Cara ini cukup berhasil untuk mencegah diriku dari "brain froze" a.k.a blank or apapun itu. Like... i said to my self "Yah! You should doing something. Don't make the nervous kill you." 

Ada beberapa orang yg mengatasi nervous dengan cara pengalihkan perhatian atau melakukan hal lain seperti cara Kim Soo Hyun "Aku menghitung benda-benda di sekeliling saat nervous." Tapi terkadang ada saat tertentu dimana kita hanya bisa menelan semua kegugupan itu dan tetap berusaha bertindak normal seperti biasa.

That's all. Everypeople actually have their own way to deal with their nervous anyway. 

~

Is it weekend right? Don't forget to take a rest. I hope you all enjoy this weekend and be happy as always :) 

Its Okay To Not Be Okay : Life Lesson and Mental HealthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang