How are you? The situasion getting worse right?
I say about this Pandemi. It's almost one year right? or maybe it's already one year?
Kamu tau sendirikan, banyak orang yang tidak percaya akan adanya virus ini. Is that real? Is the virus really exists?
Namanya juga virus, ga terlihat oleh mata telanjang, ga bisa dirasakan, dan gabisa disentuh apalagi dipeluk.
I don't want to say this and this is the very first time i write my story in public. Tapi author pengen cerita biar bisa dijadiin pelajaran. Author punya pengalaman real mengenai pandemi ini. Guess who? Nenek. Bulan lalu, nenekku masuk rs dan tiba tiba diisolasi. Kenapa? Karena berdasarkan hasil rontgen, paru-paru nenekku putih dan diindikasi terkena covid. Author sempet percaya karena lagi-lagi waktu matkul faal dijelasin kalo rontgen paru itu hitam tandanya sehat, sedangkan rontgen paru warnanya putih tandanya ada cairan. And that happen, my grandmother got missdiagnose. Dari pandangan tenaga medis, author ga menyalahkan dokter yang memberikan keputusan untuk nenekku diisolasi. Terlepas dari teori konspirasi atau apapun itu, author paham ketakutan tenaga medis atas virus ini dan mencoba positif thinking dengan berpikir bahwa dokter hanya tidak ingin memperburuk keadaan. Better safe than sorry right? Tapi sebagai anggota keluarga, author kecewa. Kenapa nenekku harus diisolasi kalau memang hasilnya negatif *which they say positif at first without evident, hanya karena semua ciri-ciri itu mengarah ke covid. Sesak nafas, rontgen paru-paru putih, dan komplikasi penyakit lain. The thruth is, that's not because covid but another disease.
Isolasi itu menakutkan. Nenekku sendiri yang cerita, pasien yang benar-benar positif akan ditempatkan di satu ruang tersendiri. Akan didandani dengan baju astronot yang mengerikan. Suasana disana sungguh mencekam. Alhamdulillah nenekku keluar RS 2 minggu kemudian yang semakin menunjukkan bukti bahwa nenekku memang tak pernah benar-benar positif.
Tapi karena pengamalaman itu, beliau sampai berkata, "Jangan sampai kalian kena penyakit itu."
Tapi, kenapa orang-orang sungguh mulai melupakan keberadaan penyakit ini? Kenapa?! Hanya karena kita tidak dapat bertegur sapa dengan sang virus, bukan berarti virus itu tak ada. Hanya karena kita dapat menjalani hari seperti biasa, kita melupakan orang-orang dirumah sakit, baik pasien ataupun tenaga medis yang sedang berjuang.
So, ikutilah protokol kesehatan. Aku tau bahwa kita memang tak bisa benar-benar hanya dirumah saja. Life must going on. Tapi setidaknya, jagalah dirimu dan jagalah orang-orang disekitarmu.
This pandemic is no joke!
Obat khusus untuk menyembuhkan virus ini belum benar-benar fix. Vaksin untuk mencegah terpaparnya virus ini juga masih pro dan kontra. Sejatinya, obat dan vaksin harus melalui proses yang panjang sebelum direlease. Harus melalui tahap uji prak klinik menggunakan hewan coba/kultur sel virus, Uji klinik tahap 1 yang melibatkan orang sehat dalam jumlah sedikit untuk menguji keamanan. Uji klinik tahap 2 melibatkan orang sakit/terinfeksi virus dalam jumlah yang sedikit untuk menguji keefektifan. Uji klinik tahap 3 melibatkan orang terinfeksi dalam jumlah banyak untuk menguji kemanan dan keefektifan. Dan uji klinik tahap 4 yang dilakukan setelah obat/vaksin beredar di masyarakat untuk menguji keamanan, keefektifan, dan kemanjuran.
~~~
Dunia seakan berevolusi. Kehidupan seakan berubah! Semua sektor terkena imbas dari pandemi ini tak terkecuali.
Meskipun ada sisi positif yang dapat diambil.
Mungkin, Allah SWT membantu kita untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dan mengistirahatkan tubuh serta pikiran dari kehidupan normal yang cukup melelahkan. Bagi beberapa orang, pandemi ini dapat menyatukan keluarga yang selama ini hidup berjauhan. Memberikan kesempatan untuk melalukan hal-hal alternatif selama menjalani kehidupan bersama virus ini, plan B, they say. Just like me, I can write this page cause i have a lots of spare time.
Atau mungkin, Allah SWT sedang memberi peringatan agar kita tak terlena atas dunia.
~
I hear that the number got explode again. So, stay safe everyone. Believe that this pandemi will be end. One Day. InsyaAllah :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Its Okay To Not Be Okay : Life Lesson and Mental Health
Non-fictieMengenai semua quotes dan dongeng yang ada di drama It's Okay To Not Be Okay beserta pesan pesan yang dapat diambil dari drama ini disertai dengan pembahasan singkat beberapa scene yang mengangkat tema Mental Health. Buku ini juga menggali hal-hal...