Ketika bertemu dengan kalimat 'durhaka' apa yg pertama kali terlintas dipikiranmu?
Seorang anak yang durhaka?
Is that so?
Well, ga sepenuhnya salah sih. Karena sejak dulu, kita sudah terdoktrin dengan kalimat "Seorang anak harus berbakti kepada kedua orang tuanya"
Dan memang benar, sudah seharusnya kita mengabdi kepada orang tua. Mereka adalah alasan mengapa kita bisa menginjakkan kaki di dunia ini. Utusan Sang Pencipta yang diberi amanah untuk mendampingi hari-hari kita. Sosok sosok perantara uluran tangan Sang Maha Esa yang memberi kita kehidupan.
Tidak ada alasan yang mampu digunakan untuk menolak berbuat baik kepada mereka berdua. Iya kan?
~
But, do you know? Bahwa konsep durhaka tidak hanya bersandang pada anak, namun dapat pula disampirkan pada orang tua.
Iya, orang tua yang durhaka terhadap anaknya sendiri.
Dalam drama ini, disebutkan beberapa contoh yang menunjukkan tentang bagaimana orang tua yang berlaku buruk terhadap anaknya sendiri, bahasa kasarnya....adalah durhaka.
Pada eps 1, kita disuguhi dengan adegan dimana seorang anak kecil dipaksa untuk bunuh diri bersama ayahnya. "Anak kecil tidak bisa hidup sendiri. Daripada hidup terpisah, lebih baik kita mati berdua."
How ridiculous! Bagaimana bisa seorang ayah yang seharusnya menjadi pemimpin dalam keluarganya malah mengajak anaknya sendiri untuk menghabisi nyawa?
Untuk menyebutnya sebagai seorang yang durhaka terhadap anaknya mungkin sedikit berlebihan, karena nyatanya, mungkin sikap itu terlahir akibat gangguan kejiwaan yang menggerogotinya. Ia menjadikan anaknya sebagai alasan untuk dirinya dapat bunuh diri. Pintu pembuka. Tapi, tindakan itu tetap salah kan?
Itu akan membuat sang anak merasa bahwa dirinya tak layak untuk hidup. Dan menorehkan luka yang sangat dalam pada batinnya. Tak heran jika anak itu kemudian menderita PTSD (Post Syndrom Traumatic Disease)
Seorang orang tua harusnya dapat memberikan harapan bagi anaknya untuk tetap hidup. Menjalani hari demi hari. Melewati lorong demi lorong waktu. Membuka lembaran demi lembaran takdir. Berjalan bersama menyusuri jalan demi jalan kehidupan. Melewati suka dan duka bersama sama.
~
Jangan lupakan juga kisah tentang seorang pasien RS Jiwa OK bernama Kwon Gi Do. Seorang lelaki yang didiagnosis gangguan manik (kelainan dimana ia sengaja memamerkan alat kelamin). Ia menderita penyakit itu akibat diperlakukan buruk oleh keluarganya. Ia dianggap sebagai itik buruk rupa yang memalukan, diabaikan, dipukuli hanya karna nilainya buruk, dan bahkan dianggap tidak ada.
Apakah ia dianggap durhaka karena tidak mampu memenuhi keinginan orang tuanya? Apakah ia dianggap durhaka hanya karena dirinya tidak sesukses yang orang tuanya harapkan? Tidak! Setiap orang mempunyai limit kemampuannya masing-masing.
Justru orang tuanya yang salah karena memperlakukannya dengan buruk. Sepertinya tidak salah jika disebut 'orang tua yang durhaka terhadap anaknya sendiri.'
Ayahnya bahkan berkata, "Aku tidak butuh seorang anak yang tidak berguna!"
Apakah seorang anak dianggap berbakti hanya jika ia berguna bagi orang tuanya? Tidak, beberapa orang tua bahkan tidak pernah mengharapkan apapun dari anaknya.
"Anak yang berkorban kebahagiaan karena merasa bersalah terhadap orang tua adalah anak yang tidak berbakti. Jika ingin menjadi anak berbakti, hiduplah bahagia sesukamu." Sun Deok.
See, bahkan beberapa orang tua hanya mengharapkan kebahagiaan anaknya. Bagi mereka itu sudah cukup. Mereka tidak membutuhkan apapun lagi.
Bahkan dalam Islam pun, disebutkan bahwa orang tua tidak seharusnya mengharapkan balasan apapun dari anaknya. Konsep ikhlas, don't forget about that okei?
Tapi bukan berarti kita sebagai anak dapat bertindak semaunya. Biasanya, seorang anak yang tumbuh dengan kasih sayang keluarganya akan memiliki kesadaran sendiri untuk berusaha membanggakan orang tuanya sebagai balas budi atas jasa mereka.
~
Kisah yang lain diangkat dari seorang ibu yang menjadi gila setelah anaknya meninggal. Yup, anaknya meninggal tepat setelah sang ibu melontarkan kata-kata yang menyakitkan.
"Aku tidak butuh putri sepertimu!"
Dirinya terus diliputi rasa bersalah dengan berkata, "Jika aku tau itu pertemuan terakhir kita, aku tidak akan mengatakan hal itu. Tidak akan pernah!"
Rasa bersalah ini terlanjur mengendap dalam jiwa ibu itu hingga menyebabkan kesehatan mentalnya terganggu. Ia selalu mencoba utk bunuh diri karena rasa bersalah. So, be careful with your words.
Seperti kata Sun Deok Ahjumma "Orang dewasa tidak selalu benar. Kita pasti akan terus melakukan kesalahan."
Well, that is it. Orang tua terkadang juga dapat melakukan kesalahan. Tidak selamanya konsep durhaka hanya dapat dibebankan kepada sang anak.
~
Lalu, kisah terakhir yang author torehkan dalam page ini adalah kisah seorang perempuan yang menderita gangguan kepribadian ganda. Diakibatkan syok berat karena disiksa saat masih kecil. "Saat itu orang-orang membiarkannya karena dianggap sebagai cara untuk mendidik anaknya. Munculnya kepribadian ganda akibat dari pertahanan diri, tapi orang tuanya mengira bahwa ia kerasukan dan menjualnya ke dukun."
How can it happen? Bagaimana seorang orang tua bahkan tega membuang anaknya sendiri? Setelah mereka menyiksanya hingga membuat sang anak mengalami gangguan mental, alih-alih merasa bersalah, mereka malah menjualnya .......... :"
It's so sad.
Lalu, dalam cerita ini, sang Ayah datang kembali menemui anaknya untuk meminta donor hatinya. Wow, Daebak! Setelah dibuang karena dianggap tidak berguna, eh dicari lagi pas butuh doang :( Ini namanya apa kalau bukan durhaka terhadap anak? Bahkan sang anak sendiri pun tidak pernah mendapat kesempatan untuk berbakti kepada orang tuanya.
~~~
Hallo, author berharap page ini dapat diambil pelajaran hidupnya. Dan juga, sebenarnya masih banyak yg akan author bahas mengenai konsep Durhaka ini, so stay tune :)
I hope you all have a good weekdays! Don't force your body too much. Get rest and believe that everything will be okay. You have done the best of you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Okay To Not Be Okay : Life Lesson and Mental Health
Non-FictionMengenai semua quotes dan dongeng yang ada di drama It's Okay To Not Be Okay beserta pesan pesan yang dapat diambil dari drama ini disertai dengan pembahasan singkat beberapa scene yang mengangkat tema Mental Health. Buku ini juga menggali hal-hal...