"Hallo hadirin. Aku adalah anak Kwon Man Su. Ya, aku seorang pasien rumah sakit jiwa. Aku adalah itik buruk rupa dalam keluarga kami. Aku adalah aib keluarga kami! Seperti yang kalian lihat, seluruh keluargaku mereka lulusan Universitas Nasional Seoul jurusan hukum. Hanya aku yang bodoh di keluargaku. Meskipun begitu, itu bukan salahku. Aku hanya terlahir dengan sedikit kekurangan. Aku dipukul karena nilaiku buruk. Diabaikan karena tak pandai belajar. Dikurung karena membuat masalah. Padahal aku juga anaknya. Tapi dia memperlakukanku seperti aku tak ada. Aku hanya.. butuh perhatian. Aku ingin dia memperhatikanku. Aku melakukan hal gila demi perhatiannya. Lalu aku menjadi gila sungguhan!"
Kwon Gi Do
~~~
Cuplikan itu adalah dialog saat Gi Do mencurahkan segala keluh kesahnya didepan semua orang. Ayahnya adalah seorang kandidat gubernur yang sedang melakukan kampanye dan ia mengambil alih mix di acara itu untuk membeberkan semua perlakuan buruk ayahnya.
Dalam dunia psikologis, ini dikenal dengan psikodrama 'Saat dia menjadi pusat perhatian dan meluapkan emosi yang terpendam, ia akan merasa puas dan keadaan mentalnya akan berangsur membaik.'
So, pesan yang dapat diambil dari cuplikan scene ini adalah jika kamu merasa segala emosi iu tak tertahankan, keluarkanlah. Maka batinmu kan terasa lebih lega.
It's okay to not be okay.
Tidak apa-apa mengakui jika dirimu sedih. Tak apa mengaku marah. Tak apa mengakui bahwa kamu sedang tidak baik baik saja.
~~~
Massages lain yang dapat diambil dari dialog Kwon Gi Do untuk calon orang tua ataupun calon orang tua yaitu Anak adalah Anugerah dari Allah SWT. Mereka terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka tak pantas jika membeda-bedakan anak satu dengan yang lain hanya karena mereka tidak pintar. Mau seperti apapun, mereka tetap darah dagingmu sendiri.
Di drama ini, diceritakan bahwa Gi Do adalah anak terbodoh dikeluarganya yang menyebabkan ia diperlakukan berbeda. Hingga ia mencari perhatian ayahnya sendiri dengan berperilaku asusila yaitu dengan memamerkan kelaminnya. Sikapnya itu lama kelamaan mengerak dan membentuk pribadinya menjadi orang gila.
Ini sekaligus mengubah cara pandang kita terhadap orang gila di luar sana. Bahwa mereka juga punya kehidupan. Mereka punya alasan tersendiri mengapa berperilaku seperti itu. Mereka punya luka. Mereka punya kepedihan yang tak dapat kita lihat dan rasakan.
Jadi, jangan judge mereka. Jangan jauhi mereka. Jangan mencibir mereka.
Mereka hanyalah seorang yang batinnya sangat terluka hingga tak mau kembali ke dunia nyata dan memilih untuk tetap berada dalam dunia mimpi. Dunia dimana tak ada kesedihan dan kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Okay To Not Be Okay : Life Lesson and Mental Health
No FicciónMengenai semua quotes dan dongeng yang ada di drama It's Okay To Not Be Okay beserta pesan pesan yang dapat diambil dari drama ini disertai dengan pembahasan singkat beberapa scene yang mengangkat tema Mental Health. Buku ini juga menggali hal-hal...