So, now, this page is about Moon Gang Tae. I know that actually i should write this 'Character Introduction' in the first chapter. But like i said, actually i write this book without thinking so much. And i enjoyed writing. So thank you for reading. Anyway congratulation for IOTNBO for wining Special Video Visual Award of the Year. I always feel ghoosebump with the chinematography. This drama is really something like masterpiece.
~~~
Moon Gang Tae adalah seorang anak terakhir dari dua bersaudara. Kakaknya, Moon Sang Tae, menderita sindrom autis yang membuat pikirannya tak ikut tumbuh seiring dengan bertambah usianya, namun tetap tertinggal pada usia sekitar 10 tahun. Sindrom itu pula yang membuatnya tak mampu memahami ekspresi orang lain, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka mungkin pikirkan, sehingga ia hanya bisa membaca wajah orang lain. Sehingga seorang Moon Gang Tae harus berperan layaknya kakak, bukan adik.
Gang Tae tumbuh di keluarga yang biasa. Ayahnya meninggal saat mereka masih kecil dan ibunya dengan susah payah mengasuh mereka berdua. Seorang kakak yang autis dan seorang adik yang baru mulai tumbuh dewasa.
Di usianya yang masih muda, Gang Tae, sudah membenci hidupnya sendiri. Di suatu malam, ia mendapati ibunya berbicara sendiri, "Suamiku, aku akan berumur panjang dan meninggal satu hari setelah Sang Tae meninggal." Gang Tae yang mendengar itu pun diam-diam merasa sedih dan kecewa karena berpikir bahwa ibunya hanya hidup untuk kakaknya. Lalu kekecewaan itu tumbuh besar disaat ibunya berkata, "Gang Tae, ibu akan membesarkan kakakmu. Kamu hanya perlu menemaninya dan melindunginya. Itu alasan mengapa kamu dilahirkan" Kata-kata itu seolah berubah menjadi pedang yang melukai hatinya dan detik itu, ia berpikir bahwa hidupnya bukan miliknya sendiri. Meskipun ibunya tak pernah bermaksud untuk membuatnya berpikir seperti itu, tapi kata-kata itu nyatanya melekat kuat di kenangan buruk Gang Tae. Menemani dirinya tumbuh dewasa dengan tidak sempurna. Kenangan akan masa kecilnya selalu dipenuhi oleh air mata.
Kemudian sebuah peristiwa tragis terjadi. Kakaknya jatuh ke dalam kubangan es yang mencair dan berada di ambang kematian. Gang Tae sempat bingung apakah ia harus menyelamatkan kakaknya atau meninggalkannya. Ia bahkan sempat berlari menjauh namun hati nuraninya memaksanya untuk bertindak sebaliknya. Ia tetap menyelamatkan kakaknya dan hal itu malah membuatnya jatuh ke ambang kematian. Saat itu, dirinya sudah lelah untuk hidup, ia perlahan membiarkan dirinya hanyut dalam air, bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal pada hidupnya yang melelahkan. Namun, rupanya, seseorang datang mengulurkan tangannya, membantunya keluar dari jalur kematian dan memberinya kehidupan yang lain. Gadis itu adalah Ko Mun Yeong.
~
Tahun demi tahun, Moon Gang Tae tumbuh menjadi seorang pemuda berumur 30 tahun. Gang Tae hidup dengan susah payah. Rupanya, takdir baik tidak berpihak kepadanya. Ia hidup dengan kebencian terhadap musim semi. Musim semi yang membuat ia dan kakaknya harus berpindah tempat tinggal karena trauma kakaknya. Kakaknya menyaksikan ibu mereka dibunuh didepan matanya sendiri dan mulai saat itu ia memiliki trauma yang dalam pada kupu-kupu, yang hanya muncul saat musim semi.
Sepeninggal ibunya, Gang Tae benar-benar hidup untuk kakaknya. Hidupnya hanya memutari siklus antara bekerja, merawat kakaknya, menjaga kakaknya, melakukan sesuatu karna kakaknya, dan semua tentang kakaknya. Ia bahkan melupakan dirinya sendiri.
Mungkin orang lain mengira sosok Moon Gang Tae sebagai seorang pemuda biasa. Namun sejatinya, ia seolah hidup dalam cangkang. Senyum, ekspresi, dan tawa itu palsu. Apa yang ia tunjukkan pada orang lain sejatinya berbanding terbalik dengan apa ya ia rasakan. Ia selalu menyembunyikan luka, kesedihan, kemarahan, dengan senyum. Layaknya joker. Ia tak pernah menikmati hidupnya sendiri. Bahkan sesekali ia ingin melarikan diri dari hidupnya. Ia ingin melarikan diri dari doktrin ibunya 'Kamu hidup untuk kakakmu'
Ia juga selalu menahan diri. Menahan diri untuk melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Ia selalu mendahulukan orang lain atas dirinya sendiri. Lebih tepatnya, ia selalu mendahulukan kakaknya sendiri dibanding dirinya sendiri.
Gang Tae : Jika aku menahan diri, tak akan terjadi hal yang buruk. Jika aku mengikuti emosiku, tanpa memikirkan akibatnya, kami tak akan bisa hidup seperti sekarang. Menahan diri adalah satu satunya cara untuk melindungi kakakku.
Sebenarnya, menahan diri untuk konteks yang lain itu hal itu baik, namun tidak untuk dilakukan secara terus menerus. Membuatnya kehilangan dirinya sendiri. Ungkapan Love Yourself? Hah mungkin dianggap omong kosong olehnya.
Di musim semi yang dibencinya itu pula, ia bertemu kembali dengan sosok Ko Mun Yeong. Cinta pertamanya. Seorang penyelamat hidupnya. Penyelamat? Mungkin bukan bagi Gang Tae. Nyatanya, ia justru berkata pada Mun Yeong, "Kenapa kamu menyelamatkanku hari itu? Seharusnya biarkan saja aku mati. Jika aku mati saat itu, aku tidak akan hidup seperti ini.'' Kalimat itu benar-benar menyuarakan keputusasaan dan kepedihan atas hidupnya sendiri.
Ia benci hidup untuk kakaknya. Namun, dibalik semua kebenciaan itu, hanya kakaknya yang ia miliki. Secara tak sadar ia juga hidup bergantung pada kakaknya. Karenanya, ia bahkan tidak bernah bermimpi untuk jatuh cinta. Ia bahkan berpikir bahwa dirinya tak pantas untuk itu. Ia bahkan tak pernah memimpikan untuk memiliki hidup normal seperti orang lain.
Jadi ketika Mun Yeong kembali hadir di hidupnya, sikap refleks yang ia tunjukkan adalah menyakiti Mun Yeong dengan kata-katanya agar ia menjauh. Ia yang melakukan segala macam cara agar Mun Yeong pergi dari hidupnya. Walaupun sejatinya, ia sangat mencintai Mun Yeong karena hanya gadis itulah yang mengisi dunianya baik di alam nyata ataupun alam mimpi. Waloupun akhirnya, ia sendiri juga merasa sakit hati saat harus menyakiti Mun Yeong dengan kata-kata. Pada akhirnya, ia terus melarikan diri dari Mun Yeong dan dari perasannya sendiri.
Gang Tae bersikeras bahwa ia tak butuh siapapun lagi. Ia hanya akan hidup bersama kakaknya dan untuk kakaknya. Selamanya, ia akan tetap hidup dalam cangkang. Pikirnya, namun tubuhnya tak mampu menolaknya lagi dan takdir berkata lain ......
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Okay To Not Be Okay : Life Lesson and Mental Health
Non-FictionMengenai semua quotes dan dongeng yang ada di drama It's Okay To Not Be Okay beserta pesan pesan yang dapat diambil dari drama ini disertai dengan pembahasan singkat beberapa scene yang mengangkat tema Mental Health. Buku ini juga menggali hal-hal...