༝̩̩̥͙ ༓༝̩̩̥͙ ⊹【38】⊹༝̩̩̥͙ ༓༝̩̩̥͙

192 23 4
                                    

“Akhirnya setelah sekian lama bangun juga lu babon.” ucap seseorang yang gua gak tahu siapa. Yang pasti, pemilik suaranya itu cewe. Dimana gua sekarang? Kok gua gak bisa ingat apa-apa ya. Yang terakhir kali gua inget cuman gua masuk ke mobil Brianna.

Brianna.

“Lu ... Brianna.” kata gua ketus. Jadi, dia dalang dari semua ini?

Hah... dua orang mengkhianati gua hari ini... apakah nanti bakal nambah lagi?

Dengan mengenaskanya, tangan gua udah diiket ke belakang dan gua dikurung entah dimana sekarang. Gua bahkan gak tahu apakah sekarang masih siang atau sudah malam karena sangking tertutupnya tempat sialan ini. Tempat ini sangat sangat pengap yang membuat gua beberapa kali terbatuk-batuk.

“Oh. Pinter juga lu bisa tahu siapa gua.” katanya sambil memiringkan bibirnya. Gua yang sudah muak dengan aksinya hanya bisa memutar bola mata gua dengan malas.

“Iyalah. Gua kan punya radar yang kuat untuk bisa tahu orang-orang busuk. Kayak lu ginilah ....” kata gua dengan senyuman miring gua. Tanpa gua tahu bahwa itu bisa mengefek ke keselamatan gua nantinya. Bener saja kan apa kata gua.

BUGH

Satu tonjokan gua terima pas di perut gua. Argh... sialan sakit banget.

“Dasar babi gak tahu diri.” ketusnya dengan wajah masamnya. Mungkin karena dia agak malu dengan omongan gua tadi.

“Daripada lu ... manusia bermuka dua.” balas gua lagi.

BUGH

“Halah ... bisanya lu langsung main pukul. Gak bisa bales perkataan gua ya lu? Karena gak berani makanya bisanya cuman nyerang dari fisik. Pake otak makanya.” kata gua dengan senyuman miring yang tercetak di bibir gua. Sedangkan, Brianna hanya bisa menahan amarahnya karena ya... apa yang gua katakan memang benar.

“Cih ....”

Siapa itu?

“Sok-sokan banget sih lu dasar babon, babi, badak, gajah. Apa lu gak sadar dengan bentuk tubuh lo yang menjijikkan itu, hah? Bisa-bisanya malah sok-sokan jago. Nyawa lu sekarang ada di tangan gua dan dia,” kata orang yang mempunyai suara menyeramkan  itu sambil menunjuk Brianna, “jadi jangan main-main dengan kami semua disini.”

Sialnya, itu semua memang benar. Gua benar-benar terkurung disini dan selain mereka berdua, ada beberapa penjaga yang mengelilingi ruangan sempit ini. Belom lagi pengawas yang berada di luar ruangan. Sialan.

“Kalo kayak begitu, mau lu apa? Kenapa lu pakek acara nyulik gua segala, sampe diiket-iket?” tanya gua setelah beberapa detik terdiam merenungi nasib gua ini.

“Bukannya gua udah bilang ke lu apa mau gua? Lu lupa sama surat-surat cinta gua ke lu?” kata Brianna sambil tersenyum simpul. Oh... jadi selama ini dia yang ngirim.

“Udah gua lakuin. Tapi, dianya yang gak bisa menjauh dari gua. Pas gua menjauh, dia mendekat lagi ke gua.” jawab gua jujur yang menghadiahkan tamparan di pipi kanan gua.

“Dasar pembohong. Udah jelek, attitudenya gak bener lagi. Mati aja deh lu.”

Hah... bisa-bisanya gua dulu temenan sama dia.

“Lu pasti tahu nyewa orang untuk buntutin dia kan? Masa lu gak tahu sih kebenarannya bagaimana? Berarti, mungkin orang yang lu bayar itu gak memberi tahu lo yang sebenarnya. Karena dia gak mau lo sakit hati!” kata gua sambil tersenyum sumringah.

PARRR

“Gak cukup apa lo main fisik sama gua?” kata gua yang sudah mulai jengah dengan semua permainan fisik ini.

✓Let's meet in the next life✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang