13 Desember 2002
"Saya sangat menyesal melahirkan anda ke dunia yang kejam ini." ucap gadis remaja itu dengan muka yang letih dan sorot matanya yang kosong.
"Kekejaman dunia ini lah yang membuat saya harus membuang kamu. Saya tidak bisa menanggung resiko untuk menjaga kamu yang ada di dunia ini karena ketidaksengajaan dan nafsu dari saya dan ayah kamu yang brengsek itu. Mudah-mudahan kamu bisa lebih beruntung dari saya yang sudah melahirkan kamu ke dunia ini. Selamat tinggal." ucap gadis itu sebelum ia melangkahkan kakinya meninggalkan anak yang baru ia lahirkan beberapa jam yang lalu.
Bayi gempal yang ditinggal itu hanya bisa menangis dan menangis tanpa tahu apa yang harus ia lakukan. Tangisannya terdengar sangat pilu. Mungkin batinnya tahu bahwa ibu kandungnya telah membuangnya secara cuma-cuma di tengah badai hujan ini.
তততততততততততত
11 November 2018
"Mak ... ada yang mau dibantu lagi gak nih sebelum aku tidur?" teriak gw ke orang yang sudah gw anggap sebagai emak gw sendiri.
Ya gw kan emang gak tau siapa emak gw yang sebenarnya tapi yah.....
Gw bakal anggep Bu Felly sebagai emak gw sendiri. Ia adalah orang yang sudah menjaga gw dari gw bayi dulu. Semenjak gw dibuang entah sama siapa. Pokoknya kata Bu Felly dulu....
Dia nemuin gw di pinggir jalan. Gw cuma ditaruh di kardus dan ada kertas kecil yang bertuliskan nama yang dikasih ortu gw sih keknya. Ya pokoknya di kertas itu ditulis nama lengkap gw lah. Kagak tau gw siapa yang nulis dan gw juga gak peduli.
Semenjak Bu Felly nemuin gw, ia langsung membawa gw ke panti asuhan yang ia miliki. Beliau memang sudah memiliki panti asuhan itu bertahun-tahun. Ia sebetulnya berasal dari keluarga kaya. Tapi ia mau menyalurkan kekayaan yang diberikan orang tuanya untuk membantu anak-anak yang sudah kehilangan sosok orang tua dan beliau mau menemani mereka yang kesepian.
Bahkan sampe ia tua pun seperti sekarang, ia masih menjaga panti asuhan ini dengan segenap hatinya bersama suaminya. Beliau sebetulnya sudah punya dua anak. Kedua anaknya sudah menikah dan mereka memutuskan untuk tinggal di rumah mereka masing-masing bersama keluarga kecil mereka.
"Gak ada kok nak ... udah sana kamu tidur. Ibu juga mau tidur nih." balas Bu Felly dengan senyum yang merekah di bibir tipisnya.
"Ibu ... Alisia mau tidur di kamar ibu dong malam ini ...." kata gw manja sambil monyongin bibir gw dan mengedipkan sepasang mata gw.
"Kenapa emangnya nak? Kan kamu udah SMA ... masa iya sih masih manja gini." kata emak gw masih dengan senyuman yang terukir di bibir tipisnya.
Gw emang dulu pas masih kecil gitu sering mimpi buruk tentang badai hujan dan petir. Mungkin karena gw dulu dibuang pas banget di tengah-tengah badai hujan gitu makanya pas gw masih kecil gw sering nangis dan biasanya emak yang bakal nemenin gw sambil ngelus-ngelus kepala dan punggung gw sampai gw tidur lagi.
Jauh lebih baik kan daripada ibu gw yang sebenarnya.
HAH.
"Ih ... gak apa-apa ih ... aku lagi mau manja aja sama emak. Soalnya udah susah banget nih pelajaran anak SMA. Bikin kepala aku pusing seratus keliling. Makanya sekarang aku mau emak manja-manjain aku lagi kayak dulu kalau misalnya aku sering mimpi buruk. Yayaya ...." rajuk gw ala-ala anak kecil pas mau minta permen.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Let's meet in the next life✓
RomanceJudul sebelumnya: I'm waiting for you Cup Maaf jika aku sudah lancang kalau sudah menciummu tanpa izin. Gua akan anggap ini sebagai hadiah terakhir gua di dunia ini, sebelum gua pergi. Hah... Gua kira kita akan menerima happy ending. Tapi tidak s...