Part 18

857 141 1
                                    

Ia tepat waktu. Limosin berdatangan satu per satu. Para petugas valet mengarahkan tamu undangan gala ke lobi sebelum pergi memarkirkan kendaraan mereka di area tertutup yang bebas dari pandangan publik. Anggota-anggota dari beragam grup kriminal diinstruksikan untuk berkumpul di aula luas di dalam hotel yang dihias elegan dengan ornamen megah seiring pelayan berkeliaran membawa nampan untuk menyajikan wine terbaik.

Taeyong, yang berbalutkan setelan jas putih dan sepatu lancip hitam nan mengkilap, memasang topeng Colombina peraknya. Rambut merahnya disisir rapi ke belakang, menjauh dari dahinya, tak ada satu pun helai rambut menjatuhi matanya. Ia kemudian keluar dari titik persembunyiannya dan berjalan ke pintu masuk dengan aura percaya diri, satu tangannya dimasukkan ke kantong celana.

Penjaga memintanya untuk memperlihatkan kartu undangan. Roda di otaknya sedang berputar untuk merumuskan alasan paling meyakinkan ketika ia mendapati seseorang berdiri di antara kerumunan di tengah aula. Ia tidak mungkin salah lihat. Meski pria itu sedang memunggunginya, ia tahu betul siapa yang berdiri seperti itu — penuh perhitungan dan selalu berdiri seakan ia siap bertarung.

Itu Jung Jaehyun.

"Undangannya, Tuan?"

Taeyong menatap sang penjaga. Mengatur ekspresinya agar terlihat lugu tidak terlalu berguna karena ia sedang mengenakan topeng, maka ia mengubah nada bicaranya menjadi penuh permohonan dan tersipu malu.

"Ma faute, (ini salahku,)" Meminta maaf dalam bahasa Prancis, Taeyong melihat penjaganya sedikit terkejut dan ekspresinya berubah lebih ramah, mungkin senang karena ia akhirnya bisa berbicara dengan orang lokal. "J'é suis arrivé en retard. Je suis avec Invictus. (Aku datang terlambat. Aku bersama Invictus.)"

Mendengar nama Invictus, penjaga melihat kembali nama organisasi itu di sistem dan dengan riang mempersilakannya masuk, hingga meminta maaf karena sudah menahannya. Sebuah senyuman tersemat di wajah Taeyong sebelum ia pergi, memasuki pintu lain saat Jaehyun melirik pintu masuk dengan santai, menonton orang-orang yang masih berdatangan.

"Jaehyun," Johnny memanggil dengan berbisik di telinganya. Orkestra dimainkan di panggung dan nada lembutnya mengalun di udara, berbaur dengan suara para hadirin yang bercakap-cakap. "Apa kau tahu di mana bosnya? Acara ini akan berjalan kira-kira empat jam — dua jam pertamanya untuk bersosialisasi sebelum pengumuman besarnya."

Pemimpin tim itu menggelengkan kepalanya, ia pun bingung. "Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu wajahnya seperti apa. Apalagi namanya. Mungkin kita harus menunggunya menunjukkan diri dengan formal sebelum kita mendekatinya. Kalau kita mencarinya sekarang sepertinya terlalu gegabah."

"Oke," Yang lebih tinggi menyerah lalu mengambil segelas wine dari pelayan yang berlalu-lalang. "Kingpin mereka sangat misterius. Dia lebih suka dipanggil Fort. Sebenarnya," Johnny melanjutkan dengan nada serius, mulutnya melengkung ke bawah seraya mengangkat bahu. "Tidak ada yang tahu siapa namanya. Hanya Lee Namgyu yang tahu. Dengar..." Seakan ia sedang membocorkan sesuatu yang sangat menarik, Johnny mendekat lagi, tersenyum miring. "Kingpinny masih muda. Dia sudah mengurus Garnet sejak umur 20-an, kalau aku tidak salah. Tapi pasti dibimbing ayahnya, 'kan? Kingpin sebelumnya."

"Kingpin di usia 20-an..." Jaehyun mengulang kalimat yang merupakan informasi paling signifikan baginya. Seberapa kuat dan bijaksanakah orang itu hingga mampu membuktikan bahwa dirinya layak untuk memimpin organisasi sehebat ini?

Rasa iri mendidih di darah Jaehyun. Kalau saja ayahnya mengizinkannya dan percaya padanya, mungkin ia tidak akan bergabung dengan Red Phoenix dan mungkin bisa membawa Invictus ke puncak dengan usahanya sendiri.

Pesta secara resmi dimulai ketika pintu aula ditutup, seolah melarang penduduk sekitar untuk melihat apa yang terjadi di gala.

2 jam. Jaehyun harus menunggu 2 jam. Untuk saat ini, ia memperluas jaringannya dengan berkeliling, memperkenalkan dirinya kepada pemimpin organisasi lainnya. Setidaknya ada 20 pemimpin yang diundang, datang dari segala penjuru dunia.

[2] What Lies Ahead: Downfall (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang