Part 21

852 151 8
                                    

Taeyong menuruni tangga utama, sengaja menabrakkan bahunya dengan orang asing. Ia tidak peduli bahkan ketika wanita itu mendesis ke arahnya dan menyuruh Taeyong meminta maaf, ia tetap turun seakan tidak mendengar apa-apa. Ia hendak kembali ke aula ketika ia menangkap sosok seseorang yang familier di sudut matanya. Wajahnya mengeras ketika ia melihat seorang pria mengenakan jas hitam sederhana sedang berbicara dengan pria lain berpakaian serupa. Dari bahasa tubuhnya, Taeyong menebak bahwa mereka adalah anggota Garnet. Mereka tidak terkesan terlalu penting untuk mengikuti gala, seperti anggota petinggi sebuah organisasi namun Taeyong pasti akan mengenali anggota sindikat kalau ia melihatnya.

Dan ia luar biasa terkejut saat ia menyadari dan melihat Moon Taeil sedang berbicara dengan seseorang.

Mantan asisten Kingpin Red Phoenix itu berbalik badan dan Taeyong dengan gesit bersembunyi di balik pilar. Ia tetap tenang seiring roda otaknya mulai bekerja menebak beberapa jawaban dari pertanyaan: Dia masih hidup? Aku pikir seluruh anggota sudah terbunuh kecuali squad Jaehyun yang bodoh? Apa yang dia lakukan di sini?

Ia melihat Jaehyun berlari menuruni tangga, Taeyong mencoba untuk bersembunyi lagi. Ia memastikan yang lebih muda sudah masuk ke aula, mengintip apa yang sedang terjadi di dalam ketika salah satu pintu terbuka. Sepertinya pengumuman akan segera dimulai.

Menyembulkan kepalanya, mata Taeyong memicing saat Taeil pergi bersama pria lawan bicaranya tadi. Si rambut merah bingung antara membuntutinya atau tidak — sebuah misteri besar bagaimana Taeil terlihat baik-baik saja dan sepertinya sangat mengenali tempat ini. Namun sebuah masalah yang lebih mendesak sedang menantinya.

Aku akan mencarimu nanti, Moon Taeil.

Taeyong mengatur ekspresinya dan tersenyum pada penjaga di sekitar pintu aula.

Ia masuk dan mendapati seorang pria dengan setelan jas merah mewah serta mengenakan topeng setengah wajahnya sudah berdiri di panggung. Sosok berkuasa itu mengetuk mikrofon dua kali sebelum menyapa seluruh hadirin yang sudah bersabar menunggu kehadirannya.

"Apakah itu dia...?" Yuta bertanya yang tampaknya untuk dirinya sendiri namun Winwin mengangguk, bibirnya terlipat tipis dengan serius. Fort, yang jelas puas dengan respon para undangan memanggil pelayan dengan satu jentikan jari dan mengambil segelas wine.

"Sudah menjadi tradisi Garnet untuk mengadakan pesta dalam rangka merayakan prestasi besar, saya akan memanggil seseorang yang tak kalah penting untuk berdiri di sini, di hadapan kalian." Bos Garnet, dengan suara yang kaya dan dalam dan memesona, menyebutkan nama pria yang terlihat kaku dan gagah, bukti bahwa Garnet hanya berinteraksi dengan orang-orang yang selevel dengan mereka. Pria kedua itu jauh lebih tua, namun auranya tidak kalah dari Fort.

"Saya tahu mayoritas dari kalian sudah tahu bahwa sesuatu yang besar, sesuatu yang hebat sedang direncanakan di balik layar saat Garnet menghilang beberapa saat lalu. Kami bukanlah tipe yang akan diam tanpa sebab. Saya tahu betul proyek ini bukan hanya kabar baik bagi saya saja, namun juga bagi semua yang ada di sini, yang saya tahu akan tertarik untuk memperluas bisnisnya."

Jaehyun menyesap anggurnya perlahan, matanya fokus pada dua sosok di atas panggung. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya dan ia tidak yakin hal ini terjadi karena antisipasinya terhadap pengumuman ini atau karena pertemuannya dengan seseorang tadi.

Ia menjadi semakin tidak sabar setiap detiknya.

Pengumuman dramatis macam apa ini? Ayolah, Garnet. Cepat selesaikan agar aku bisa bicara denganmu dan menyelamatkan Invictus dari reputasi menyedihkannya.

"Di sini bersama saya," Fort tersenyum miring dan senyumnya mengintimidasi. Sebab di balik senyum itu terdapat sebuah rencana jahat bagi dunia dan manusia-manusia tak berdaya di dalamnya. "Adalah Adelmo Russo, Kingpin dari Casanov. Sebagai informasi," Fort mengisyaratkan orkestra untuk mulai dimainkan sebelum kembali melihat ke arah para anggota organisasi yang masih berada di bawah level Garnet. "Garnet dan Casanov telah mencapai kesepakatan. Proyek-proyek. Apakah ada yang bersedia menjadi pendengar perdana detail rencananya?"

Taeyong berdiri diam sempurna di dekat pintu, memandangi pria yang dulunya pernah membuat Red Phoenix sama kuatnya. Fort sama rakusnya dengan semua orang dan Korea tidak mengecewakan dengan pesanan yang selalu membantu kelangsungan Garnet, dan tentunya, sang Kingpin tidak mungkin membuang Red Phoenix begitu saja.

Jika itu masalahnya.

"Proyek?" Ten mengulangi dengan terheran. "Apa mereka masih mau menerima tawaran proyek baru?"

"Seharusnya begitu." Jaehyun bersikeras.

Kerumunan mulai berbisik, menambah antisipasi yang ada.

"Baik, tak selayaknya saya membuat hadirin menunggu terlalu lama." Fort mengangguk ke arah Adelmo Russo sebelum mengadu gelas alkohol mereka. "Garnet dan Casanov menjadi mitra untuk pertama kalinya, sebagai penyalur utama wanita Asia bagi distrik prostitusi terbesar di Eropa!"

Kerumunan yang hadir bersorak. Gelas di tangan Jaehyun terjatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping di kakinya. Seorang pelayan dengan cepat menghampirinya, bertanya apakah ia baik-baik saja dan menawarkan serbet yang diabaikan Jaehyun karena pembuluh darahnya yang berdengung hebat. Ia tidak perlu melihat kawan-kawannya untuk tahu bahwa mereka juga berwajah serupa, penuh horor. Tangannya bergetar namun ia tidak bisa bergerak sama sekali.

Fort menikmati suara kemenangan dan dukungan dari para bos dan wakilnya. "Dan bukan cuma itu saja! Casanov juga kini merupakan pemegang saham terbesar setelah Garnet di bisnis distribusi narkoba yang tidak hanya berjaya di sebuah negara di Asia, di mana Garnet terbentuk — namun juga akan meluas ke seluruh Asia seiring kita berkumpul di sini untuk menjaring klien. Belum terlambat bagi kalian untuk bergandengan tangan dengan kami dan bekerja sama."

Kepalanya berdenyut. Jaehyun dapat merasakan tungkainya melemas dan ia bersandar ke sebuah meja, meremas tepinya. Ia hampir tidak bisa merasakan tangannya menahan beban tubuhnya saat dunia miliknya hancur di depan matanya.

Bayangan dirinya yang mencapai kesuksesan. Mimpinya untuk mencapai surga. Direnggut begitu saja darinya.

Mata Taeyong terbelalak sungguh tak percaya. Jadi Invictus gagal mencapai kesepakatan, bukan karena ia berhasil menghalanginya namun juga karena ternyata selama ini Garnet telah memiliki proposal Red Phoenix dan menggunakannya untuk bermitra dengan kelompok kelas satu lainnya — Casanov.

Bagaimana dengan Invictus? Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah proposal itu dicuri dari mereka?

Ia harus pergi. Tidak perlu berlama-lama di sini sebab ia tak perlu menghancurkan Invictus dengan tangannya sendiri lagi. Garnet sudah melakukannya lebih dulu.

Sang pelempar pisau menghilang dari aula dan dengan lincah meninggalkan hotel dengan senyuman licik di sudut bibirnya.

Jung Jaehyun sudah tamat bahkan sebelum ia mulai.

Sekarang ke permainan selanjutnya: Apa yang Moon Taeil lakukan di Paris?

[2] What Lies Ahead: Downfall (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang