The end

1.7K 116 12
                                    

🔞🔞🔞🔞

**

Taeyong mengangkat alisnya berulang, mennggoda jihyo.

"Iya! Gue akui dokternya ganteng." Jawab jihyo kesal karena taeyong menyudutkannya.

"Enak kan? Lo sampe gakuat nyetir trus nelpon gue malem-malem minta jemput disana?" Sindir taeyong

"Hmm." Jihyo hanya berdeham.

"Mana waktu gue nyetir ngedengkur ni orang. Gue sampe bingung, berapa ronde kalian mainnya." Ucap taeyong asal.

"Sekali doang gue di terapi begitu sama dokternya." Sambar jihyo.

"Ah.. gue kira sampe masuk."

"Jarinya iya! Yang laen engga." Balas jihyo lagi.

"Kan.. udah gue duga, lo itu cuman butuh alpha. Sok good girl juga lo ini, cuih." Cibir taeyong.

"Bukannya gitu. Kalo ada yang ngajak nikah dan sesuai tipe gue, gue mau aja. Ini kan blm nemu yang pas." Balas jihyo

"Memangnya waktu lo ketemu dokter jeon, lo ga mencium feromonnya dia?"

Jihyo memutar bola matanya karena taeyong selalu menanyakan dokter jungkook. Mengingat kejadian itu saja membuat jihyo malu, apalagi saat-saat dirinya diambang hampir hilang akal, dokter itu tetap datar seperti tidak terjadi apapun? Sedangkan dirinya.. ah sudahlah ia tidak mau mengingatnya lagi. Melihat pergerakan dokter jeon yang datar jihyo bisa simpulkan kalau dokter itu bersikap profesional. Tidak ada apapun yang berlebihan.

"Gue malah ngerasa feromon gue kuat waktu dokter jeon melakukan terapi itu. Tapi, gue kayanya ngerasa parfum alpha gue naik tingkatan baunya. Kaya gue nyemprot tuh parfum, padahal saat gue kesana gue belum nyeprotin parfum lagi." Jelas jihyo

"Fix itu feromonnya dokter jeon! Lo kenapa ga peka sih?"

"Kalo iya itu feromon dokter jeon. Mungkin gue udah dikawinin dia di ruang praktiknya. Ini engga taeyong! Dokter jeon profesional banget. Disaat gue ga karuan, dia lempeng-lempeng aja. Masa iya gue harus baper? Sedangkan dia datar banget gitu. Udah deh. Bisa aja parfum alpha gue kedorong karna feromon gue naik." Jelas jihyo kesal

"Teori darimana anjir? Sok tau." Balas taeyong

"Dari mulut gue barusan!" Ucap jihyo.

"Lagian lu jangan melakukan segala macem cara biar gue traktir satu bulan makan siang deh." Lanjut jihyo

"Itu salah satu alesan gue. Tapi, alesan yang penting lainnya. Gue capek liat lu sendiri, jihyo. Pengen bantu tapi lo nya naif. Bego." Balas taeyong.

"Lo ngatain gue bego?" Jihyo melotot.

"Engga. Siapa yang bilang?" Bals taeyong ga ngaku.

***

Malam setelah 'terapi' itu selesai Jungkook masih terduduk di kursinya. Klinik sudah tutup, ia sudah mempersilahkan perawat lainnya untuk pulang, tapi dirinya tidak.

Park jihyo.

Jungkook melihat data pasien yang beberapa jam lalu pulang. Disana tertera nama lengkap, alamat dan nomor telepon sang pasien.

Cantik.

Itu yang dipikirkan jungkook ketika mengingat omega itu. Masih terekam dengan jelas bagaimana wajah cantik itu menggelap ditutupi birahi akibat perlakuannya. Feromon wanita itu pun masih tetap tinggal diruangannya. Dan jungkook akui ketika ia sedang 'bekerja' rutnya naik perlahan.

Sampai sekarang, ia masih merasakan rutnya. Wajah cantik jihyo, feromon omega itu yang kuat. Jungkook sudah tidak bisa menahannya. Jungkook beranjak lalu ia mencari kotak sampah, dan menemukan handuk yang menampung cairan cinta milik jihyo. Jungkook mengambilnya lalu ia pergi ke kamar mandi demi menuntaskan rut-nya.

cupcakes [Full, Pindah Ke Cupcakes 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang