Sana

1.5K 79 12
                                    

Sana diam ketika Namjoon sedari tadi hanya fokus dengan bukunya. Ayolah, sudah hampir dua jam Sana di-anggurin oleh kekasihnya yang berdimple itu. Iyasih, Sana akui pacarnya memang terlihat manis, apalagi kalau sedang membaca buku seperti ini. Tapi.. gak sampe dua jam juga dia didiamkan seperti itu.

Sana tiba-tiba bangun dari tidurannya, lalu menuju pintu kamar.

"Kemana?" Suara rendah itu mengintrupsi Sana.

Sana menoleh, ia kira Namjoon melihatnya ketika bertanya. Tapi, keinginan tidak sesuai kenyataan. Namjoon tetap asik dengan dunianya.

Sana melengos, ia tetap meninggalkan kamar dan menutup pintunya dengan jeduman yang membuat Namjoon terlonjak.

**

Sana mengaduk tehnya dengan sebal, moodnya benar-benar hancur karna Namjoon yang mengabaikannya sejak tadi. Bukannya berlebihan, hanya saja ini keterlaluan menurutnya.

Dia rela terbang kembali korea saat pesawat terakhir demi menemui kekasihnya yang super sibuk ini.

Hal itu membuatnya ngedumel tidak jelas. Tahu begini ia ikut rombongan member saja, besok hari, ini benar-benar menyia-nyiakan waktunya.

Sana melihat jam dinding yang menunjukkan pukul dua malam. Di korea mulai dingin, pantas saja dirinya mulai merinding, cepat-cepat teh yang tadi dibuatnya segera ditegakkan perlahan.
Hatinya mulai menghangat. Setidaknya teh ini tidak mengecewakannya.

Tiba-tiba dirinya terlonjak ketika tangan besar melingkar diperutnya. Tapi Sana langsung tahu kalau itu adalah kekasih yang menyebalkannya secara tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Marah?" Tanya Namjoon tepat ditelinga gadis manis itu.

"Menurutmu?" Tanya Sana balik. Menyebalkan.

"Padahal aku sore besok ke america." Pout Namjoon sambil menaruh dagunya di pundak Sana.

Sana merollkan matanya, heol! Sejak tadi yang mengabaikannya siapa coba hah?

"Kau ngeluh saja pada buku kesayanganmu. Kenapa bilang padaku?" Ucap Sana

Namjoon sedikit terkikik ketika Sana berucap demikian. "Kau cemburu pada bukuku?"

Sana mengabaikan pertanyaan jahil Namjoon. Sungguh, ia benar-benar malas.

Karena tidak ada respon, Namjoon mulai mencium pundak Sana hingga keleher jenjangnya.

"Oppa.."

"Hh Minatozaki-ssi. Jawab aku." Nafas Namjoon menderu di telinga Sana, membuat gadis jepang itu mengerang menggoda.

Bagaimana tidak? Aroma maskulin Namjoon serta nafas pria itu berada di antara belakang telinga serta lehernya. Apalagi Sana sedang merindukannya.

Namjoon meninggalkan jejak dileher Sana sekitar dua atau tiga. Diperlakukan demikian Sana mulai luluh pada pria berdimple itu.

"Kauh sedari tadi membuatku menunggu. Padahal aku kesini bela-belain untuk kamu, oppa. Siapa yang tidak kesal?" Ucap Sana

Namjoon tersenyum, lalu bibirnya didekatkan ditelinga Sana.

"Maafkan aku, chup" Namjoon membisikkan kalimat itu lalu Namjoon mulai melumat daun telinga Sana.

"Hmm oppa.." desah Sana tak kuasa menahan godaan Namjoon.

Tubuh Sana secara tidak sadar mulai pasrah, dirinya menyender ditubuh Namjoon yang berada dibelakang tubuhnya. Teh yang dipegang Sana pun sudah ditaruh oleh empunya di pantry dekat mereka berdiri.

cupcakes [Full, Pindah Ke Cupcakes 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang