28. Masa Lalu VS Masa Depan

1.5K 133 24
                                    

Playlist | Jangan Kau Bohong - Fatin

Jangan lupa bacanya sambil play lagu di mulmed

Happy reading :)

🍃🍃🍃

Ujian akhir semester telah selesai. Kini mahasiswa tinggal mengurus beberapa mata kuliah yang mendapatkan nilai jelek untuk perbaikan atau kalau ada kesalahan dari dosen dalam menginput nilai, mahasiswa diberi hak untuk protes asalkan disertai bukti yang terpercaya.

Setelah diantarkan oleh Nathan, Ocha berjalan menyusuri jalanan kampus untuk bisa sampai ke gedung UKM Impas. Sudah menjadi ritual di universitasnya apabila di penghujung semester selalu diadakan perlombaan antar UKM. Banyak ragam dari perlombaan tersebut, mulai dari bidang olahraga, kesenian, keterampilan, dan masih banyak lagi. Semua acara itu akan ditutup dengan liburan sesuai dengan kesepakatan bersama. Entah pergi ke gunung, pantai, atau justru mengadakan camping bersama.

Kedatangan Ocha di ruangan Impas disambut heboh oleh teman-temannya dan juga para seniornya. Ocha dihela masuk dan didudukkan di atas kursi.

"Cha, lo udah tahu belum kalau hari ini anak Impas bakal tanding basket?" tanya seorang senior.

Ocha menggeleng. "Gak tahu, Kak."

"Aduh, lo semalam gak buka grup ya? Oke, jadi hari ini tim kita bakal tanding lawan anak-anak Impor. Meskipun kecil kemungkinannya bisa menang, secara mereka anak-anak Impor ya udah pasti jagolah dalam bidang olahraga, tapi harapan selalu ada 'kan?"

Ocha mengangguk. Masih belum mengerti alasan ia didudukkan di kursi sementara yang lain lesehan di lantai. Ocha jadi merasa risih dan tidak enak kepada anggota lain. Terlebih jajaran keanggotaan Impas lengkap semua. Mulai dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, pokoknya semua orang-orang yang memiliki peranan penting di Impas ada semua.

"Sebagai bentuk support lo buat tim basket kita, gimana kalau ntar lo tampil bareng anak-anak cheerleaders?

"Ta--Ka, Ocha ... " Ocha speechless. Tak tahu harus berkata apa.

"Oke gue tahu lo bingung karena gue ngomong tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, tapi please Cha, bikin nama Impas keren. Kalau pun ntar kalah setidaknya kita bisa merasa bangga karena lo."

"Lo setuju 'kan, Cha? Ketua kita udah setuju juga kok."

Refleks, Ocha menatap Mario. Cowok itu mengangguk seolah memberi tahu bahwa dirinya memang harus setuju.

"Oke," jawab Ocha tanpa daya. Memang ia bisa menolak jika seniornya sudah memberi perintah? Meskipun seniornya di Impas baik-baik, Ocha juga tak mungkin berani melawan. Senior tetaplah senior. Kedudukannya lebih tinggi dibandingkan junior.

🍃🍃🍃

Ocha bersyukur karena pertandingan basket diadakan di lapangan indoor. Itu artinya dia bisa bebas berpakaian tanpa perlu takut terkena paparan sinar matahari. Lapangan itu sudah dipenuhi puluhan penonton yang sudah mulai berteriak heboh. Di bagian dekat ring basket, Ocha melihat jejeran anak-anak cheerleaders yang sudah berseragam dan juga memegang pom-pom di tangan.

Ocha berjalan ke arah tim cheers. Satu hal yang tak ia sadari bahwa ada tim basket dari kandang lawan--anak Impor--yang sedang melakukan pemanasan. Masalahnya adalah dari sekian orang itu, ada mantannya di sana. Ya, Bara merupakan anggota Impor dan akan bertanding melawan anak-anak Impas.

Ocha berusaha berjalan santai meski degup jantungnya berdetak tak santai sama sekali. Ocha menahan napas begitu melewati tim basket Impor dan mendengar beberapa siulan. Mereka pasti berniat menggoda Bara karena berpikir bahwa ia masih mempunyai hubungan dengan ketua BEM tersebut. Padahal nyatanya hubungan mereka kini tinggal sebatas mantan.

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang