46. LDR

2.4K 162 13
                                    

Playlist | LDR - Raisa

Happy reading :)

🍃🍃🍃

Ponsel menjadi benda krusial bagi semua orang. Tak terkecuali untuk seorang Ocha. Apalagi beberapa bulan belakangan semenjak dirinya terpisah oleh jarak ratusan kilometer dengan sang kekasih. Ponsel menjadi salah satu hal paling penting untuk menunjang hubungan keduanya agar bisa terus terjalin dan terus berkomunikasi.

Sudah hampir satu tahun terakhir Bara resmi meninggalkan tanah air untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Bukan hal mudah menjalin hubungan jarak jauh mengingat perbedaan waktu yang signifikan. Saat di sini matahari bersinar terik, di seberang sana justru Bara menikmati kelamnya malam.

"Ocha ... " Suara yang berasal dari ponsel terdengar. "Kok masih bete gitu mukanya?"

Huft. Satu hembusan napas lolos dari mulut Ocha. Mata gadis itu kembali fokus pada ponsel yang menampakkan wajah milik sang kekasih.

"Bara beneran nggak bisa pulang? Tinggal lusa loh ulang tahunnya Ocha. Bara juga belum pernah pulang ke Indonesia semenjak berangkat. Nggak kangen apa sama Ochanya?"

"Maaf ya, Sayang, tapi emang bener-bener belum bisa pulang. Nanti aku kirim kadonya langsung dari sini."

"Nggak mau kado ... "

"Beneran nggak mau kado? Terus maunya apa? Kamu minta apa? Album BTS? Lightstick BTS? Photocard BTS? Apa? Mau apa?"

BTS adalah godaan terbesar untuk Ocha. Diiming-imingi semua hal berbau BTS tentu mampu membuat tekat Ocha yang mulanya sudah bulat jadi goyah. Namun, jangan pikir kali ini tawaran itu bisa menukar dengan apa yang diinginkannya di hari ulang tahunnya. Tidak. Saat ini keinginannya hanya satu.

"Ocha tuh cuma mau Bara. Bara ada di sini. Di samping Ocha waktu Ocha tiup lilin."

"Nggak bisa, Sayang .... Aku juga pengennya ada di sana. Jadi orang pertama yang ngasih ucapan langsung ke kamu--"

"Tapi nggak bisa," potong Ocha. "Ya udah kalau gitu. Ocha mau istirahat dulu, bye!"

"Sa--"

Tut ... tut ... tut! Ocha mengakhiri panggilan video bahkan sebelum mendengar respon Bara. Sudahlah, untuk apa juga. Merengek sampai berbusa pun rasanya tak akan membuahkan hasil. Baranya memang sibuk. Meski kesal, tapi Ocha berusaha memaklumi dan memahami karena bagaimana pun, Bara di sana sedang berjuang untuk masa depan mereka.

"Hei, calon adik ipar! Muka kenapa tuh?"

Ocha mendesah panjang sebelum menjawab. "Lagi kesel."

"Coba sini cerita sama calon kakak ipar."

"Hahaha, Laras, ih!" seru Ocha seraya terkekeh. "Calon kakak ipar banget nih?"

"Oh, jelasss!" sahut Laras cepat. "Canda calon kakak ipar, haha."

"Kakak mana?"

"Masukin mobil ke garasi," jawab Laras. "Jadi, kenapa lo kelihatan bete gitu?"

"Bara nggak bisa pulang," ucap Ocha memulai ceritanya. "Ocha kangen sama Bara, tapi Baranya cuek, gak peduli. Ocha minta pulang karena lusa itu ulang tahun Ocha, tapi tetap nggak bisa."

"Sabar, ya, Cha. LDR itu emang ngeselin banget. Seumur-umur, ogah deh gue kalau disuruh LDR."

"Karena Laras orangnya mudah berpaling, makanya bisa ngomong gitu."

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang