09. Cover Dance Competition

1.6K 134 0
                                    

Happy reading :)

🍃🍃🍃

Ocha meremas jari jemarinya di atas pangkuan dengan gugup. Hari ini merupakan hari-H untuk perlombaan cover dance. Dan Ocha benar-benar merasa takut. Bukan semacam ketakutan untuk kalah, namun ini jenis ketakutan kalau tidak bisa menampilkan penampilan yang terbaik. Kebanyakan orang, penampilannya biasanya kurang maksimal dibanding saat latihan. Dan entah itu karena apa. Jadi, Ocha pun takut kalau mengalami hal serupa.

"Duh, Ocha nervous nih."

"Berdoa, Cha," kata Laras ikut menggenggam jari-jari Ocha yang terasa dingin.

"Fighting Ocha!!!" Daniel menimpali. "Bikin bangga para suami lo, okay?"

Ocha menghembuskan napas panjang lalu menjawab, "Okay."

Saat giliran Ocha tampil, baik Laras maupun Daniel berdiri memberi semangat kepada Ocha. Ocha sendiri merasa gugup kembali mendera kala kamera di depannya mulai merekam aksinya.

Sampai pada satu momen, musik di putar. Mengalun suara merdu milik J-Hope yang memenuhi ruangan itu.

'Cause I-I-I'm in the stars tonight.

So watch me bring the fire and set the night alight.

Ocha terus bergerak lincah. Berusaha menampilkan terbaik dan tidak keseleo atau pun keserimpet yang akan membuat penampilannya cacat. Dan bersyukur, hingga musik berhenti, Ocha bisa menampilkan tariannya secara maksimal.

Membungkuk sopan di depan kamera-kamera, Ocha akhirnya turun dari stage. Laras dan Daniel menyambut Ocha dengan kalimat-kalimat pujian.

"Wanjeon daebak, Cha!" Daniel memberikan kedua jempolnya tepat di depan wajah Ocha.

"Gomapta, Danielssi," jawab Ocha tersenyum.

"Buset! Gue kagak ngerti, woi." Laras menimpali.

Ocha dan Danie terkekeh. Mereka harus menunggu hingga semua peserta tampil sebelum pengumuman pemenang.

"Gue sih optimis kalau lo bakal jadi juara satu, ya 'kan Niel?"

"Bener banget. Gue juga yakin sepuluh persen kalau Ocha bakalan menang."

Laras mengernyit bingung. "Kok sepuluh persen sih? Seratus dong, Niel. Gak ikhlas banget lo jadi orang. Sama sahabat sendiri juga ... "

"Gini ya, Laras. Sepuluh persen itu udah porsi cukup buat kita yang cuma manusia biasa. Sisanya, keyakinan itu tentu buat Tuhan kita."

"Ya, ya, ya ... " sahut Laras dengan nada malas. "Ketika pendosa sedang berdalil."

"Ck, lo tuh, temennya lagi di jalan yang lurus itu didukung. Bukan malah dicibir kayak barusan."

"Serah lo deh, ya, Bang," tutup Laras mengakhiri perdebatan. "Lo ngeliatin apaan, Cha?"

"Hah?" Ocha tampak sedikit terkejut. "Oh, itu ... Ocha ngerasa kayak ada yang ngeliatin deh."

"Siapa?"

"Ocha juga gak tahu. Mukanya ketutupan masker sama topi."

Ocha kembali memperhatikan seseorang yang berpenampilan mencurigakan itu. Bagaimana tak curiga jika orang itu memakai pakaian serba hitam, mulai dari kaos, hoodie, dan celana. Belum lagi masker yang menutupi wajahnya itu. Semua serba mencurigakan.

🍃🍃🍃

"Ocha ...! Congrats, baby! Akhirnya lo keluar sebagai juara satu," heboh Laras ketika nama Ocha disebut sebagai juara pertama.

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang