23. Sariawan Menyiksa

1.3K 100 10
                                    

Happy reading :)

🍃🍃🍃

Lagi dan lagi sebuah buket bunga dengan rangkaian yang indah dan cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi dan lagi sebuah buket bunga dengan rangkaian yang indah dan cantik. Setiap hari pasti Ocha selalu menerima buket misterius ini. Awalnya Ocha hanya menganggap sebagai angin lalu. Mungkin salah satu penggemarnya yang mengirimkan buket tersebut. Tapi setelah dipikir kembali, rasanya tidak mungkin jika penggemar sampai sebegininya. Oke, itu wajar. Namun, ini terasa ganjil.

"Bunga dari siapa?"

Suara itu membuat Ocha berjengit karena terkejut. Ocha berbalik dan menemukan Nathan berdiri di ambang pintu sambil menatap penuh perhitungan kepada buket di tangannya.

"Gak tahu, Kak," jawab Ocha kemudian.

"Buang."

"Hah?"

Nathan berdecak lalu maju dan merampas buket bunga itu dari tangan Ocha. Melempar dengan kasar ke dalam kotak sampah terdekat.

"Kenapa dibuang, Kak?!" seru Ocha tak terima. Matanya menatap nanar pada buket yang sudah teronggok di dalam kotak sampah. Berbaur dengan sampah-sampah lain yang belum sempat terbuang.

"Gak jelas siapa pengirimnya."

"Tapi Kak Nathan gak harus buang!"

"Jangan terima sesuatu yang nggak jelas asal usulnya."

Ocha melengos dengan perasaan bergemuruh. "Kak Nathan gak berhak buang barang Ocha! Semua itu terserah Ocha mau nyimpan atau buang barang milik Ocha!"

Nathan mendengus dan kedua bola matanya berputar malas. Saat matanya sekilas menatap ke arah gerbang, ia merasa ada seseorang yang bersembunyi di salah satu tiang. Nathan bahkan tak mendengarkan racauan Ocha lagi ketika netranya semakin memicing ke arah depan.

"Cha, masuk!" perintahnya tegas.

Ocha menatap bingung Nathan yang kini berdiri membelakangi. Kepalanya melongok ke depan mencoba mencari sesuatu yang membuat kakaknya menyuruhnya masuk.

"Masuk ke rumah Ocha," desis Nathan dengan geram ketika Ocha tak kunjung menuruti perintahnya.

Detik setelah Ocha masuk ke dalam, Nathan segera melompat dan berlari ke arah pagar. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan orang yang mengintip di balik pagar tadi.

"Sial!" geramnya ketika kehilangan jejak orang itu. Nathan meremas rambutnya kuat-kuat ketika sadar bahwa keberadaannya sudah tak lagi aman.

🍃🍃🍃

Ocha berjalan ke tangga dengan kaki yang terhentak-hentak keras. Ocha masih kesal karena sikap Nathan yang seenaknya membuang buket bunga tadi. Membelikan saja tidak pernah, sekarang main buang-buang.

Ocha segera meraih ponsel yang terletak di atas ranjang begitu sampai di kamar. Ocha menelungkupkan tubuhnya dengan dagu bersandar di bantal sebelum mencoba menghubungi nomor Bara.

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang