03. Awal Jumpa

3.2K 200 0
                                    

Happy reading :)

🍃🍃🍃

"Ocha, Tante tinggal ke dalam dulu ya?"

"Mm, iya Tante. Maaf ya, Ocha jadi ganggu waktu Tante," ucap Ocha merasa bersalah.

"Gak, Sayang. Tante justru senang kamu main ke sini." Rambut coklat keemasaan Ocha dibelai lembut. "Ini karena Tante ada yang harus diselesain makanya belum bisa nemenin Ocha. Dienakin ya, Sayang ... Tante ke dalam dulu."

Ocha meremas ujung dress-nya. Tiga puluh menit lebih Ocha habiskan dengan duduk diam di ruang tamu rumah ini. Ocha menghembuskan napas panjang. Mungkin lebih baik lain kali saja ia datang ke sini.

Baru saja mengangkat pantat dari sofa, sosok yang ditunggu-tunggu Ocha akhirnya pulang. Wajahnya terlihat letih. Rambut hitamnya tampak berantakan.

"Ngapain kamu di sini?" ucapnya ketika mendapati Ocha berada di rumahnya.

"Ocha nunggu Bara."

Bukannya menghampiri sang tamu, Bara justru berlalu begitu saja. Membuat bahu Ocha lemas dan senyumnya pudar. Tak apa, mungkin Bara lelah.

"Ada apa?"

Suara khas yang sudah sangat dihafalnya itu mengalun datar. Ocha bahkan sempat syok karena kehadiran Bara yang mendadak. Bara kembali dengan tampilan yang lebih segar.

"Ocha cuma mau nengokin Bara."

"Aku gak sakit, for your information."

Ocha menipiskan bibir. Telapak tangannya berkeringat entah untuk alasan apa.

"Ya udah. Ocha cuma mau lihat kondisi Bara kok." Ocha membenarkan letak tasnya kemudian berdiri. "Kalau gitu Ocha pulang."

"Panas."

"Hah?"

"Di luar masih panas, Cha ... " beritahu Bara.

"Oh, Ocha bisa neduh di bawah pohon dulu kok sambil nunggu grabnya datang. Makasih, Bara."

"Ya udah sana. Biar ditemenin sama Mbak."

Dahi Ocha berkerut. "Mbak siapa?"

"Mbak Kun Ti."

"Asisten baru ya?" tanya Ocha. "Ocha daritadi belum lihat."

"Ya sana keluar. Mbaknya rambut panjang, pake baju putih panjang juga."

"BARA!!!" Refleks, Ocha berlari dan menyusup di balik tubuh Bara. Ocha baru sadar bahwa Bara hanya mengerjainya. Bodohnya, Ocha bisa dikelabuhi sebegitu mudahnya.

"Cemen banget, sih, Cha! Mana ada hantu siang bolong gini." Bara tertawa. Membiarkan Ocha masih bersembunyi di sisi tubuhnya.

"Ocha 'kan takut ...."

"Takut juga mesti logis dikit dong. Pas malam atau pas kamu di rumah sendirian terus listrik mati, baru deh wajar. Ini siang loh, Cha."

"Bara iseng banget sih?" Ocha kembali duduk dengan benar. "Kalau gitu Ocha numpang dulu nunggu grabnya di sini."

"Emang ada yang nyuruh kamu nunggu di luar tadi?" balas Bara.

"Enggak. Tapi biar Bara istirahat makanya Ocha mending nunggu di luar aja."

"Ocha ... Ocha ... gemesin banget sih!!!"

Bara mengacak-acak rambut Ocha hingga tak karuan bentuknya. Namun yang diacak rambutnya justru tersenyum senang. Ada rasa hangat yang menjalar dalam dadanya. Membuat darahnya berdesir aneh membawa sensasi menyenangkan.

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang