42. Pamit

2K 153 21
                                    

Playlist | Hanya Rindu - Andmesh

Happy reading :)

🍃🍃🍃

Pohon jambu itu berdaun lebat. Masih belum berbuah, tapi sudah mulai berbunga. Ranting-rantingnya kuat dan kokoh. Yang mana itu menguntungkan Bara karena cowok itu berhasil selamat setelah memanjat sekian meter dari atas tanah hingga sekarang sudah berdiri di sebuah balkon. Tak bisa dipungkiri, napasnya tersengal karena pacuan adrenalin.

Begitu napasnya kian teratur, Bara mengetuk pelan jendela kaca di depannya berulang kali. Jantungnya berdebar menanti gorden yang menjadi penghalang itu tersibak.

"Hai," ujarnya dengan sedikit cengiran. "Bukain dong."

Dengan gerakan pelan, pintu penghubung antara balkon dan kamar itu terbuka. Bara segera menyelinap masuk dan menghembuskan napas lega.

"Kamu ngapain, Bar?"

"Gimana kabar lo?"

Sandra mendudukkan diri di tepi kasur, sementara Bara duduk di kursi belajar.

"Begini-begini aja. Papa masih nggak ngebolehin aku ke luar kamar."

Hidup Sandra memang berubah drastis seperti seorang Rapunzel yang terkurung di dalam istana. Bahkan ponselnya pun tak dibiarkan terjamah olehnya. Semua akses ditutup sehingga hari-hari gadis itu hanya berteman sepi dengan kejenuhan yang abadi.

"Kandungan lo?"

"Dia baik," jawabnya. Tangannya terulur membelai perutnya yang masih rata. "Aku boleh minta tolong sama kamu?"

Bara mengangguk. "Asalkan tidak untuk membunuh anak itu."

Sandra terkekeh. Bara masih saja terus berpikir bahwa ia akan membunuh anak yang sedang dikandungnya.

"Bawa aku ke makam Rion. Aku pengen ke sana ... mungkin untuk yang terakhir kalinya."

"Maksud lo?"

"Papa bakal mengasingkan aku ke luar negeri. Aku belum tahu pastinya di mana dan bakal balik ke Jakarta lagi kapan. Bisa jadi sampai anak ini lahir atau malah aku nggak akan pernah lagi ke sini."

Tak dipungkiri Bara sangat terkejut mendengar kabar ini. Ia tak menyangka bahwa kekejaman ayah Sandra begitu sulit untuk diruntuhkan.

"Tolong aku, Bar. Aku mau ke makam Rion untuk pamitan sama dia."

"San, lo nggak harus pergi kalau lo nggak mau. Gue bisa--"

"Bar, Enggak." Sandra menggeleng. Kedua bola matanya berkaca-kaca. "Kamu udah cukup melibatkan diri ke dalam masalah hidupku. Masa depan kamu masih cerah. Kamu masih punya mimpi yang harus dikejar. Kamu masih punya Om sama Tante yang harus dibahagiakan. Kamu juga masih ... masih punya cinta yang harus kamu perjuangkan."

Deru suara pendingin ruangan yang terdengar halus menemani mereka. Bara menatap sendu pada Sandra yang terlihat kehilangan minat pada hidupnya sendiri.

"Please, tolong bawa kabur aku selama beberapa jam untuk ke makam Rion."

🍃🍃🍃

Semilir angin membelai wajah dua insan yang tengah terpekur di samping sebuah makam dengan tangan menengadah. Air mata mengalir pada wajah tanpa cela milik gadis yang terisak di sela rapalan do'anya. Di balik gundukan tanah ini, bersemayam jasad ayah dari anak yang tengah dikandungnya. Berpulang ke pangkuan sang pencipta terlebih dahulu saat berjuang menegakkan hak dan keadilan untuk seluruh rakyat bumi nusantara.

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang