43. Because ... I Love You

2K 156 23
                                    

Playlist | I Love You Boy - Suzi

Happy reading :)

🍃🍃🍃

"Cha! Ocha! Tunggu, Cha!"

"Apa, Kak?"

Tangan Mario meraih pergelangan tangan Ocha. "Gue minta maaf. Gue cuma gak bisa ngeliat lo tersakiti terus menerus oleh orang yang sama."

"Kenapa?" tanya Ocha lirih.

"Emangnya perlu alasan?"

"Karena gak semua senior sepeduli itu sama juniornya."

"Lo ... nggak suka kalau gue peduli sama lo? Lo berpikir semua ini karena sebatas senior dan juniornya?"

"Entahlah, Kak! Ocha bahkan bingung dengan perasaan Ocha sendiri! It's just too complicated."

Mario menyibak poni gadis di depannya. Gadis berkulit putih pucat yang terlihat frustasi.

"Then, make it simple." Mario tersenyum singkat. "Love is simple, isn't it?"

Ocha kehilangan kata-kata. "Ma--maksud Kak Mario ...?"

"Lo tahu tempat tinggal burung namanya apa?"

"Sangkar?"

Lagi-lagi Mario mengulas senyum di wajahnya yang terdapat beberapa memar. "No," balasnya. "Selain itu?"

"Kandang?" ujar Ocha makin tak mengerti. Kenapa mereka berdua jadi membicarakan tempat tinggal seekor hewan yang disebut burung sih?

"Yang lain?"

"Apa sih?" tanya Ocha kesal. "Sarang?"

Mario mengangguk antusias. "Dan ini apa?" Cowok itu melambaikan kelima jarinya di depan wajah Ocha.

"Tangan?"

Mario melambaikan kembali tangannya.

"Hai?"

"Yup! Sarang dan hai," jawab Mario. Saat mengucap sarang, cowok itu menunjuk sebuah pohon yang di rantingnya ada seekor burung sedang bertengger. Kemudian melambaikan tangan di hadapan Ocha saat mengucap kata 'hai'. "Kalau digabung, Sarang-Hai."

Jika tadi Ocha merasa kehilangan kata-katanya, saat ini Ocha merasa kehilangan pita suaranya. Apa-apaan yang itu barusan? Sarang dan hai. Saranghai. Berdasarkan pelafalan kata itu dalam bahasa korea, itu berarti aku mencintaimu.

"Saranghae, Ocha."

"Kak ... "

"Maaf karena terlalu lama menemukan lo kembali. Gue bahkan baru sadar kita ada di kampus yang sama saat gue mergokin lo pakai ruang dance Impas waktu itu. Detik gue ngelihat lo saat itu, gue langsung yakin bahwa lo adalah Ocha si cewek ber-hoodie SMP itu."

"Kenapa Kak Mario gak langsung bilang kalau Kak Mario itu Kak Vandra?"

"Waktu itu ... lo udah punya Bara, 'kan? Gue lihat lo happy sama Bara, jadi gue cukup tahu kalau lo udah bahagia sama cowok lain. Beda lagi saat ini. Lo udah sendiri. Sepenuhnya sendiri karena cowok yang begitu lo sayangi itu udah menghancurkan hati lo sampai pada kepingan yang paling kecil."

"Kak Mario bikin Ocha kebingungan dengan buket bunga yang datang setiap hari tanpa ada nama pengirim atau sepucuk surat."

"Maaf." Mario menunduk memandangi sepatu converse yang tengah dipakainya. Jemarinya bergerak-gerak seolah ingin meraih jari-jari kurus di depannya. Namun, seolah ada jarak yang menghalangi ia melakukan itu.

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang