14. Break Up

1.8K 129 3
                                    

Happy reading :)

🍃🍃🍃

Air mata Ocha turun perlahan tanpa bisa dicegah. Pandangannya nanar menatap kedua iris Bara yang juga menatapnya.

"Jangan nangis ... " ucap Bara sambil mengusap jejak basah di pipi Ocha.

"Bara kenapa nggak pernah cerita sama Ocha?"

"Buat apa? Toh itu cuma masa lalu aku 'kan? Sekarang semua udah berubah. Aku udah punya kamu."

Melihat Ocha yang semakin dikuasai emosi dan tak bisa mengendalikan tangisnya, Bara segera membereskan semua barang-barang miliknya dan milik Ocha. Bara juga tak lupa berpesan kepada wakilnya untuk mengawasi gladi resik hingga usai.

"Kita pulang." Bara menarik Ocha berdiri dan menyembunyikan wajah gadis itu di bahunya agar tak menjadi pusat perhatian orang lain.

Sepanjang perjalanan, Ocha memilih mengalihkan pandangan ke luar kaca mobil. Air matanya juga tak bisa diajak berkompromi dan terus saja menetes tanpa tahu malu. Mungkin Bara menilai Ocha sebagai gadis cengeng yang sedikit-sedikit nangis, sedikit-sedikit ngambek. Tapi Ocha sekarang tak peduli. Kenyataan bahwa antara Bara dan Sandra pernah terjadi sesuatu membuat Ocha menolak lupa. Ocha bergegas membuka pintu mobil begitu sampai di depan rumah.

"Cha," panggil Bara.

Bara mengejar Ocha dan menghadang di depan Ocha. "Aku tahu pasti kejadiannya bakalan kayak gini. Itu sebabnya aku gak mau cerita sama kamu. Cha, antara aku dan Sandra sekarang udah gak ada hubungan apa pun selain sahabatan. Kamu percaya 'kan?"

"Gimana Ocha bisa percaya, saat sikap dan perlakuan Bara nunjukin hal sebaliknya?" tanya Ocha, sayangnya hanya di dalam hati.

"Ocha ... "

Ocha menggeleng beberapa kali.

"Kamu nangis terus. Mata kamu bisa bengkak, Sayang. Besok kamu harus tampil 'kan? Udah ya, nangisnya?"

"Bara ... "

"Ya, Sayang," sahutnya.

"Ocha.., Ocha mau kita jaga jarak untuk sementara waktu."

"Maksud kamu?"

Ocha menelan ludah yang anehnya terasa pahit. Keputusan yang akan Ocha ambil terasa sangat berat. Di satu sisi Ocha tidak mau melakukannya, namun di sisi lain ada hati yang perlu ditata kembali.

"Kamu mau break?"

Ocha menggeleng sebagai jawaban. Bukan begitu maksudnya. Ocha hanya perlu waktu untuk menerima kenyataan itu dan juga perlu menata hati kembali.

"Cha, ini asli nggak lucu sama sekali. Kamu marah karena aku mantan Sandra? Cha, semua orang di dunia ini punya masa lalu, begitu juga dengan aku. Apa aku salah kalau dulu pernah jadian sama Sandra?"

"Gimana kalau yang Bara omongin bukan hanya sekedar masa lalu tapi juga masa sekarang?" serang Ocha balik.

"Itu nggak mungkin! Sandra cuma bagian dari masa lalu aku. Kamu gak usah permasalahin hal itu."

"Oh ya?" Ocha menatap miris ke arah Bara. "Coba Bara inget lagi, kali aja ada yang lupa. Gimana sikap Bara ke Kak Sandra selama ini. Gimana perhatian Bara ke Kak Sandra selama ini. Gimana khawatirnya Bara tiap Kak Sandra down. Itu cuma masa lalu ya?"

Bara menyugar rambutnya frustasi. Telapak tangannya mengusap wajah berkali-kali.

"Ocha butuh waktu buat nata hati Ocha. Ocha belum sekuat itu rupanya."

Love in Demo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang