Chapter 15

1.7K 98 4
                                    

Vanessa terduduk dengan rasa gugupnya karena dari tadi Andreas selalu menatap nya dengan pandangan yang tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa terduduk dengan rasa gugupnya karena dari tadi Andreas selalu menatap nya dengan pandangan yang tajam. Rasa nya Vanessa ingin kabur menuju kamarnya saja saat sang Mama pergi meninggalkan mereka berdua untuk menyiapkan hindangan makan siang mereka nanti.

Harusnya tadi ia tidak memanggil Andreas dan membiarkan pria itu pergi dari rumahnya tetapi mulutnya benar benar tidak bisa di ajak kompromi!

"Rupa nya ada tamu." suara Wisnu terdengar di arah belakang memecahkan keheningan yang terjadi antara Vanessa dan Andreas.

"Temanmu Nes?" tanya Wisnu seraya menarik kursinya. Vanessa dengan kikuk menganggukkan kepala nya tanda membenarkan ucapan sang Papa.

"Wah, Papa tidak tahu kalau kau mempunyai teman yang sangat tampan." goda Wisnu membuat wajah Vanessa memerah melihat Papa nya menggodanya bahkan tak lupa kedipan mata papa nya yang seakan bahwa Andreas bukan teman biasa.

Tentu saja bukan teman biasa. Teman yang selalu membuatku dalam masalah.

"Pa!" seru Vanessa malu sekaligus takut kalau nanti Andreas akan marah dan berpikir yang tidak tidak. Wisnu yang melihat wajah memerah putrinya seketika tertawa. Sedangkan pria yang mereka bicarakan sedang menatap ayah dan anak itu dengan tatapan tidak bisa di artikan.

"Namamu siapa Nak?" tanya Wisnu kepada Andreas yang sendari tadi hanya diam bahkan dia sedikitpun tak menunjukan ekspresi apapun membuat Wisnu sedikit heran dan aneh.

"Nama saya Andreas. Andreas Alexander." jawab Andreas pendek karena ia sangat tidak nyaman berada disini tetapi dirinya tidak ada pilihan lain selain berada disini menunggu wanita paruh baya itu menghidangkan makanan yang dia siapkan.

"Nama yang bagus. Sejak kapan kalian berteman? Setahu Om Vanessa hanya memiliki dua teman yang sering di ajak kesini. Billy dan Ele." ujar Wisnu kali ini dengan raut wajah penasaran karena Wisni melihat penampilan pria itu cukup mewah tak seperti pria bisa.

Vanessa meremas kedua tangan nya dengan rasa cemas dan wajah pucat nya karena takut kalau Andreas bertingkah gila. Andreas seketika mengalihkan matanya dari Wisnu menuju kearah Vanessa.

"Kita satu kampus jadi saya mengenalnya." jawab Andreas pendek seraya meminum air putih yang tersedia di meja makan. Tak lama kemudian Rita sudah datang membawa beberapa makanan yang sudah ia masak.

"Maafkan tante. Pasti Nak Andreas lama menunggu." kata Rita tak enak kemudian Andreas langsung membantahnya dengan berkata tidak masalah. Setelah itu mereka langsung menyantap makanan yang sudah tersedia di meja makan dengan penuh khidmat.

Berbeda dengan Andreas yang terlihat tak nyaman karena melihat sikap perhatian Wisnu kepada putrinya yang selalu memberikan lauk pauk agar wanita itu tumbuh sehat dan tak lupa juga Rita yang dengan telaten melayani suaminya dengan sangat perhatian membuat Andreas muak dan membanting sendok yang ia pegang.

My Beautiful Vanessa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang