Chapter 3

2.7K 139 4
                                    

Setelah mengetahui Andreas dan Dosen nya Grace memiliki hubungan gelap membuat Vanessa merasa terkejut sekaligus tak nyaman saat tahu mereka memiliki hubungan. Tentu saja mereka pasti memiliki hubungan istimewa kalau tidak bagaimana mungkin mereka melakukan hal seperti itu. Setahu nya Andreas pria playboy yang suka mempermainkan para wanita dengan ciri khas nya yang selalu sombong dan angkuh.

Vanessa sendiri tak tahu pasti hubungan asmara pria itu karena Vanessa sering melihat Andreas di kelilingi para wanita cantik selain sahabat sahabatnya yang selalu menemani nya.

"Kau kenapa? Wajahmu pucat?" Ele bertanya saat Vanessa duduk di kursi nya. Vanessa mencoba menetralkan wajah nya yang masih syok karena melihat Andreas bersama Dosen mereka. Sebelum menjawab Grace sudah memasuki ruang kelas seraya tersenyum anggun.

"Selamat siang anak anak." ucap Grace kepada mahasiswa nya."Baiklah, kita lanjutkan mata pelajaran kemarin." titah Grace kemudian menatap Vanessa yang memucat.

"Kau baik baik saja?" Tanya Grace kepada Vanessa. Jelas saja wanita itu semakin memucat saat Grace bertanya seperti itu. Bagaimana tidak semakin pucat sebab Vanessa masih tidak menyangka bagaimana bisa Dosen nya mau menjalin hubungan terlarang dengan Andres yang terkenal playboy dan sering mempermainkan seorang wanita. Vanessa mengakui bahwa Grace masih sangat muda dan ia menebak umur Grace 28 mungkin.

"Saya tidak apa apa." jawab Vanessa pelan nyaris tak terdengar oleh Grace, Wanita cantik itu mengernyit heran lalu menganggukkan kepala nya dan meninggalnya Vanessa. Bel sudah berbunyi artinya jam pelajarnya sudah selesai dan Vanessa segera membereskan buku buku nya karena sudah tak tahan lagi berada disini. Bayangkan perbuatan mereka masih tergambar jelas di pikiran nya.

Vanessa benar benar tak menyangka Andreas berani berkencan dengan Dosen nya sendiri! Tak bisa Vanessa percayai, tetapi bukan Andreas nama nya kalau tidak berbuat yang tak masuk di akal bukan?

Billy dan Ele heran melihat tingkah Vanessa dari tadi terlihat takut dan memucat saat mereka bertanya Vanessa hanya berkata baik baik saja. Setelah itu Vanessa segera bergegas keluar dari ruang kelas nya dan seperti nya nasib sial selalu menyertai Vanessa karena ia malah menabrak Andreas yang melewati kelas nya.

"Maafkan aku." cicit Vanessa tak berani menatap Andreas sebab ia takut Andreas tahu bahwa ia mengetahuinya hubungan mereka berdua. Bagaimana kalau nanti ia keceplosan mengatakan hubungan terlarang mereka entah apa yang akan terjadi nanti. Seluruh kampus akan heboh karena berita itu semua dan tentu saja hidup Vanessa akan semakin sulit karena kebodohan nya. Membayangkan itu semua sudah membuat Vanessa ngeri.

"Kau sedang memikirkan apa?" suara dingin itu membuat tubuh Vanessa menegang. Vanessa benar benar harus melakukan sesuatu agar Andreas tidak curiga! Tetapi ia harus melakukan apa?

"A--ku tidak memikirkan apa apa." balas Vanessa tergagap, sungguh Vanessa menyesal melihat itu semua, andai saja ia tak nekat datang untuk melihat nya maka ia tidak akan ketakutan seperti ini.

"Dasar bodoh." maki Stefi kepada Vanessa yang seperti orang bodoh. Vanessa sendiri tak memperdulikan ucapan Stefi karena ia sudah terbiasa dengan makian dari mereka semua.

"Maaf aku harus pergi." ucap Vanessa langsung berjalan setengah berlari karena benar benar tak mau ia salah bicara. Ia sangat yakin Andreas akan menghancurkan hidupnya kalau berita itu sampai terdengar kepada orang lain.

Sudah cukup ia di maki dan di jadikan pembantu oleh mereka di kampus ini, ia tak mau Andreas semakin berbuat lebih misalnya membuat hidup keluarga nya menderita. Pikiran buruk sudah hinggap di kepala Vanessa ia sudah tahu tabiat Andreas.

"Ya Tuhan, kenapa aku harus melihat semua itu. Hilangkan saja ingatanku ini." mohon Vanessa dengan iba. Vanessa sendiri menyadari kebodohan nya tidak bisa berbohong atau menyembunyikan rahasia karena pasti orang orang bisa tahu di saat ia sedang berbohong terutama keluarga nya dan Ele Billy. Vanessa menggerutu karena motor yang ia pakai harus mogok di tengah jalan terlebih, jarak rumahnya masih cukup jauh."Ada apa dengan hari ini kenapa nasibku sial sekali." desah Vanessa lelah ditambah teriak matahari menembus kulitnya.

"Perlu bantuan Nak." ucap pria paruh baya itu kepada Vanessa membuat nya senang karena masih ada seseorang yang baik ingin membantu nya.

"Iya Pak, motor saya mogok, saya juga tidak mengerti soal mesin." jelas Vanessa kepada pria tua itu. Akhirnya pria itu membantu Vanessa membenarkan motornya sampai sebuah klakson membuat perhatian mereka teralihkan.

"Motormu itu harusnya ada di tempat rongsok. Sudah jelek masih saja di pakai. Tunggu, lebih baik jangan karena pemilik sama motor nya sama sama jelek jadi kalian sangat cocok." Queen tertawa saat menghina nya Sedangkan Vanessa yang hanya diam tanpa mengatakan satu kata pun dan Andreas yang tersenyum mengejek kearah nya.

Vanessa hanya bisa mengelus dada nya karena ucapan Queen yang keterlaluan. Kemudian di belakang mobil sport Andreas tak ketinggalan teman teman Andreas yang tersenyum meremehkan nya. Entah kenapa dengan mereka semua begitu senang menghina dan mengatainya. Kesalahan Vanessa tidak besar menurut nya sampai harus menerima cemoohan dan hinaan dari semua semua yang dari kalangan atas.

"Lebih baik kalian jangan disini karena panas dan debu akan mengotori mobil kalian semua." balas Vanessa kepada mereka semua yang tak puas terus saja menghina nya. Vanessa tak habis pikir kenapa merasa senang sekali menganggu hidup nya. Ingin sekali ia berteriak di depan wajah mereka bahwa Vanessa sudah lelah mereka selalu saja mengusik nya.

"Tentu saja kami akan pergi. Kalangan kelas atas seperti kita tak bisa bertahan di tempat kalangan bawah sepertimu." sahut Hani lalu menutup jendela nya.

Mereka semua pergi meninggalkan Vanessa bersama pria paruh baya itu yang dari tadi menyaksikan mereka menghina wanita malang ini. Pria paru baya itu menggelengkan kepala nya saat melihat tingkah orang orang kaya itu.

"Jangan di pikirkan Pak, mereka memang seperti itu." jelas Vanessa seraya tersenyum manis. Pria paruh baya itu hanya menganggukkan kepalanya melirik mobil mobil mewah itu yang sudah menjauh..

"Memang orang kaya seperti itu, terlalu sombong dan gengsi." ujar pria paruh baya itu melanjutkan kembali membantu motor Vanessa yang mogok.

" ujar pria paruh baya itu melanjutkan kembali membantu motor Vanessa yang mogok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Selamat siang semoga suka ya guys.

Vanessa takut keceplosan nih.
Bisa gawat kalau keceplosan nih.

Alurnya sudah ada di kepala dan ending nya juga tinggal kembangin aja ini.

Enjoy ya guys..

Vote komen dan follow ya

02.10.2020.
13.03 wib

My Beautiful Vanessa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang