Chapter 14

1.7K 102 9
                                    

Setelah mendengar perkataan Andreas yang dengan gampang nya ingin menyodorkan nya kepada papa pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendengar perkataan Andreas yang dengan gampang nya ingin menyodorkan nya kepada papa pria itu. Gila! Vanessa tak mau lagi mendengarkan nya maka dari itu ia segera meninggalkan tempat itu karena tak sanggup lagi melihat tatapan hina Andreas kepada nya. Vanessa sendiri tak habis pikir kenapa ada pria seperti Andreas yang berkata enteng menyodorkan Vanessa kepada Pala nya sendiri!

Gila! Andreas tidak waras!

Vanessa terus berlari keluar tak peduli beberapa orang yang menatap dirinya aneh karena berlari seraya menangis. Vanessa tak peduli tatapan orang lain melihatnya yang kacau karena yang ia pikiran saat ini adalah menumpahkan segala kesedihan nya. Tempat pertama yang Vanessa kunjungi adalah taman.

Vanessa duduk seraya menatap bulan yang begitu indah. Tak di pungkiri bahwa hatinya memang sakit bahkan sangat sakit maka dari itu ia tak mungkin kembali ke rumah karena tak mau kedua orang tua nya cemas melihat nya dalam keadaan yang berantakan.

"Sampai kapan aku akan terus terlibat dengan pria itu?" Vanessa berkata sedih karena ia tahu bahwa dirinyalah awal dari semua ini.

"Rasa sakit ini... Kenapa lebih menyakitkan di banding dia menyentuh ku dengan kasar." Lanjutnya menepuk dada nya yang sangat sesak saat mengingat Andreas ingin memberikan nya kepada papa pria itu.

Sedangkan di tempat lain Mikail langsung meninju sang putra karena berkata begitu lancang kepada nya."Tutup mulutmu sialan!" bentak Mikail karena kesabaran nya sudah di ambang batas menghadapi putra nya yang semakin menjadi jadi.

"Harusnya Papa lebih keras lagi kepadamu karena kau semakin berani kepada orang tua!" Nafas Mikail memburu seraya menatap nyalang Andreas yang seakan pukulan dari papa nya tak berarti apapun bahkan Andreas tersenyum miring mendapat pukulan dari papa nya itu dan semakin menambah amarah didalam diri Mikail melihat senyum mengejek dari putra nya itu.

"Kau dan ibumu sama saja. Sama sama pembuat masalah! Andai saja kau bukan anakku, kau pasti akan aku buang di jalanan bersama para gelandangan." bentak Mikail berlalu meninggalkan Andreas yang tersenyum kecut mendengar perkataan papanya.

"Lebih baik hidup menjadi gelandangan daripada menjadi anakmu..."

Besoknya Vanessa berjalan dengan letih karena semalam ia tak bisa tidur karena memikirkan pertemuan nya dengan Andreas setelah kejadian semalam. Vanessa tak tahu apa yang harus ia lakukan nanti karena ia tak mungkin marah marah kepada pria itu bisa bisa Andreas akan menarik fasilitasnya yang sudah dia berikan kepada nya.

Tidak!

Vanessa bertekad akan bertahan demi kehidupan yang nyaman untuk kedua orang tua nya. Vanessa tak mau melihat wajah sedih dan murung mereka berdua yang setiap hari memikirkan nasib mereka kedepannya bagaimana maka dari itu Vanessa bertekad akan terus bertahan meski rasa sakit yang pria itu berikan untuk nya sangat besar.

Besoknya Vanessa berjalan dengan tenang meski tak dapat di pungkiri jejak air mata semalam masih terlihat meski hanya sedikit tetapi Vanessa sudah menemukan ide untuk menjawab pertanyaan Billy dan Ele nanti kalau nanti mereka berdua bertanya tentang mata sembab nya.

My Beautiful Vanessa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang