Chapter 7

2.3K 142 15
                                    

Seorang pria sedang tersenyum miring setelah mendengar ucapan dari anak buahnya bahwa mereka sudah menjalankan perintah yang sudah ia berikan kepada mereka."Pergilah, aku akan memberikan bonus kepada kalian nanti."

Para pria itu langsung membungkuk dan pergi meninggalkan bos mereka yang sangat senang mendengar berita bahwa mereka sudah berhasil membakar rumah yang bos nya suruh. Sedangkan pria itu mengetuk meja nya lalu meminum Vodka nya dengan pikiran yang dipenuhi rencana licik.

Kau yang menginginkan ini Vanessa..

Di lain tempat Vanessa hanya bisa meratapi nasib keluarga nya yang sudah tak memiliki apapun, harta benda nya sudah terbakar bersama rumah mereka. Saat ini Vanessa menumpang tidur di rumah tetangga nya yang sudah baik memberikan izin tidur untuk sementara waktu sebelum mereka mencari rumah untuk ia sewa.

"Nak, tidurlah. Sudah larut malam, besok kau harus kuliah." Wisnu kepada Vanessa seraya duduk di samping putrinya. Vanessa mencoba menghilangkan sedih nya karena tak mau semakin membuat papa nya bersedih.

"Besok kita akan tinggal dimana Pa? Apa kita masih menginap disini?" tanya Vanessa kepada Wisnu. Pria paruh baya itu sejenak terdiam lalu mengelus rambut putrinya.

"Itu akan menjadi urusan Papa sayang. Nesa hanya perlu kuliah untuk bisa mengejar impian yang Vanessa inginkan." ujar Wisnu lalu menyuruh putrinya untuk segera tidur. Vanessa langsung berdiri dan pergi menuju kamar yang sudah mama tidur terlebih dahulu. Setelah kepergian Vanessa.

Wisnu tak bisa membendung air mata nya lagi. Ia mencoba tidak menangis saat ia melihat rumah nya terbakar di depan mata nya sendiri.

"Papa juga tidak tahu Nak. Mungkin besok kita akan menjadi gelandangan."

Besok nya Vanessa awalnya tak mau berangkat ke kuliah karena tak mungkin meninggalkan kedua orang tua nya dalam keadaan seperti ini tetapi papa nya bersikeras menyuruh Vanessa untuk berangkat kuliah karena tak mau putrinya membolos. Akhirnya Vanessa menuruti ucapan papa nya yaitu berangkat kuliah meski dengan enggan.

Sesampai nya di kampus ia sudah di beri kejutan dengan hinaan dan cacian dari teman teman Andreas karena ia tak mengerjakan tugas yang mereka berikan. Mereka semua marah karena hari ini tugas mereka harus di kumpulkan dan Vanessa tidak mengerjakan nya karena sibuk menangisi rumah nya.

Vanessa hanya bisa terdiam saat mereka memarahi nya karena ia sudah lelah sejak semalam. Maka dari itu Vanessa tidak terlalu mengambil hati ucapan mereka semua karena pikiran nya saat ini tertuju kepada kedua orang tuan nya.

Bagaimana nasib mereka kedepannya nanti. Dimana mereka akan tinggal? Apakah mereka..

"Aku meminta maaf kepada kalian semua karena tak mengerjakan tugas tugas yang kalian berikan. Tadi malam rumahku terbakar, harta benda ku sudah habis bersama rumahku maka dari itu aku tak sempat mengerjakan nya." jelas Vanessa dengan sendu nya.

Keterkejutan tampak terlihat jelas dimata semua nya terkecuali Andreas yang hanya dingin dan datar tak mengatakan sepatah katapun. Mereka sejenak terdiam sedikit kasian kepada Vanessa lalu melepaskan wanita itu dan menyuruhnya pergi. Ele sudah mendengar bahwa rumah Vanessa terbakar dan Ele segera mencari Vanessa karena sejak tadi ia belum melihatnya sampai ia sadar mungkin Vanessa berada di halaman belakang. Ele seketika lega karena dugaan nya ternyata benar, Vanessa sedang berada di halaman belakang kampus.

"Vanessa..." panggil Ele kepada Vanessa. Wajah sembab Vanessa tak bisa di tutupi lagi karena barusan ia menangis karena tak tahu harus bagaimana dan Ele memeluk Vanessa karena nasib sahabatnya yang sangat menyedihkan.

"Aku mengerti. Menangis lah agar kesedihanmu berkurang." Ele mengelus punggung Vanessa yang sudah bergetar karena menangis.

"Aku akan menjadi gelandangan El. Aku sudah tidak memiliki apapun lagi benar benar tidak memiliki apapun." isak Vanessa memeluk erat Ele. Ele tak berkata apapun lagi selain menenangkan Vanessa yang semakin tak bisa mengendalikan tangisan nya.

My Beautiful Vanessa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang