Chapter 37

1.4K 71 7
                                    

Andreas membuka kedua mata nya dengan rasa sakit di kepala nya, kemudian dirinya memijat kepalanya agar mengurangi rasa pusing nya sampai Andreas menyadari bahwa ini bukan kamarnya yang selalu ia tempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andreas membuka kedua mata nya dengan rasa sakit di kepala nya, kemudian dirinya memijat kepalanya agar mengurangi rasa pusing nya sampai Andreas menyadari bahwa ini bukan kamarnya yang selalu ia tempati. Andreas menatap sekeliling kamar yang cukup kecil dan dinding berwarna pink muda semakin membuat Andreas mengernyit heran.

Andreas mencoba bangun dari ranjang meski dengan sempoyongan sampai ia melihat sebuah bingkai photo sepasang keluarga yang hangat tersenyum menatap arah kamera. Seketika Andreas terhenyak karena menyadari bahwa kamar ini adalah milik...

"Kau sudah bangun." ucap seseorang di belakang Andreas. Pria itu memejamkan matanya sejenak lalu menoleh kearah pemilik kamar ini. Di Sana ia melihat Vanessa yang membawa sesuatu dan menaruhnya di meja.

"Minumlah obat ini lalu kau bisa pergi." lanjut Vanessa enggan menatap lama Andreas. Hatinya akan kembali sakit mengingat Andreas adalah suami orang lain. Vanessa akan pergi tetapi Andreas menahan nya.

"Kenapa aku ada disini? Apa yang terjadi sebenarnya. Katakan." tuntut Andreas meminta penjelasan karena ia benar benar tak ingat apa yang terjadi dan kenapa ia bisa berada di kamar Vanessa.

Andreas hanya ingat bahwa ia sangat murka karena anak buahnya tidak menemukan keberadaan anak dari wanita sialan itu. Kemarahan nya memuncak dan semakin meminum Alkohol agar ia melupakan segala masalahnya yang sangat berat ia jalani.

Vanessa menganga tak percaya mendengar ucapan Andreas, hatinya yang terluka semakin sakit karena Andreas melupakan kejadian semalam yang mencium paksa dirinya. Tak ingin menambah sakit hatinya Vanessa berbohong bahwa Andreas datang dan langsung jatuh pingsan.

"Aku tak mungkin menelfon Amanda karena itu bisa membuat dia tahu masa lalu kita." lanjutnya lagi membuat Andreas terdiam. Setelah itu Vanessa pergi meninggalkan Andreas seraya menepuk dada nya yang begitu sesak.

Andreas langsung menyusul Vanessa yang sudah berada di meja makan. Rita dan Wisnu tersenyum hangat kepada Andreas meski mereka kecewa bahwa mereka mengira Andreas memiliki hubungan khusus dengan putrinya tetapi mereka salah karena kenyataan nya mereka hanya berteman dan Andreas sendiri memutuskan untuk menikah.

"Kemari lah Nak, Tante sudah siapkan sarapan." Rita menyuruh Andreas untuk duduk dan pria itu mematuhi nya. Saat sarapan mereka tidak sedikitpun membahas kenapa Andreas bisa mabuk dan bisa datang kesini karena mereka berpikir mungkin Andreas sedang bertengkar dengan istrinya.

Setelah makan Vanessa segera pamit untuk bekerja karena waktu sudah menunjukkan pukul 7. Vanessa sendiri seakan mengabaikan keberadaan Andreas dengan tidak melihat pria itu. Andreas yang melihat Vanessa menyudahi makan nya ikut menyudahi nya.

Andreas meminta maaf dan berterima kasih lalu pergi menyusul Vanessa yang ingin menaiki Bus. Vanessa menatap Andreas yang ikut masuk kedalam bus tetapi Vanessa tidak mengatakan apapun karena ia sangat malas berbicara dengan Andreas.

My Beautiful Vanessa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang