「 empat puluh satu , quarante-et-un 」

994 160 21
                                    

“Kita akan terus berjalan mengikuti bintang.”

————————————————

BRAK!

"LEE JENO, BODOH! Auh tanganku!" Jaemin spontan menggebrak meja saat mendengar pecahan sesuatu dan ucapan Ten yang meminta pertolongan pada yang lainnya.

Tangannya yang lukanya masih basah itu kini harus terbentur lagi dengan meja.

"NA JAEMIN, BODOH!" Renjun balas meneriaki Jaemin saat melihat perban di tangan temannya itu kembali berwarna merah.

"Bisakah kalian tidak saling meneriaki satu sama lain?" tanya Taeil.

Renjun dengan segera mengambil ponselnya dan menghubungi Haechan yang berada di ruangan bawah bersama Chenle.

"Chan, kau di ruang perawatan 'kan? Aku minta tolong bawakan sekotak obat untuk mengobati luka Jaemin," ucap Renjun saat dirinya sudah terhubung dengan Haechan.

"Kenapa lagi anak itu astaga, ya ya aku akan bawakan dengan segera."

Setelahnya sambungan ditutup oleh Haechan.

"Lawan dia, Jeno! Jangan lemah seperti itu! Hei! Kau mendengarkanku tidak?!"

Sementara di tempat Jeno tersungkur, pemuda itu dapat mendengar semua yang dikatakan oleh temannya.

Ia juga mendengar Ten meminta bantuan pada Yuta dan Hendery tapi tentu Jeno tidak bisa mengandalkan mereka yang entah berada di mana saat ini.

Jeno perlahan bangkit untuk duduk dan mengabaikan rasa sakit dan pusing yang dideranya.

Hop!

Ia melompat dan berdiri dengan tegap di hadapan seseorang yang sudah berani melempari kepalanya.

"Kau pikir kau tandinganku?" tanya Jeno dengan suara rendah yang menintimidasi.

"Kau pikir hyungku mendidikku bertahun-tahun hanya untuk kalah di pertempuran, huh?" Jeno terus memajukan langkahnya yang membuat lawannya terpaksa melangkah mundur.

"Setelah membuat keramik itu pecah tepat di kepalaku, lantas kau merasa menang?"

"Kau pikir aku akan membunuhmu sekarang juga sehingga penderitaanmu cepat hilang?"

Bugh!

Jeno meninju rahang pemuda yang menjadi lawannya itu.

"Semua tidak akan semudah itu setelah kau berani menyakitiku, Hwang Hyunjin-ssi."

"AKHH!"

Jeno mencekik leher pemuda bernama Hyunjin itu menggunakan tangan kirinya.

Hanya dengan satu tangan bisa membuat oksigen di paru-paru Hyunjin menipis.

Brak!

"KAU PIKIR KAU BISA MENYAKITI SAUDARAKU, LEE JENO?!"

Neo on Black | NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang