Chapter ini bakal panjang banget. Siapin hati kalian untuk baca sampai akhir, ya!
"Kau yakin Taeyong hyung akan menangkap sinyal dari kita? Aku rasa ada baiknya kita ikut bersama mereka untuk turun ke bawah dan segera membawa Ten hyung menggunakan mobil," ujar Mark.Ten yang sedang dibopong oleh Mark dan Johnny bersama dengan Jeno-yang tampak seperti bodyguard- tengah berada di dalam lift yang membawa mereka menuju tempat tertinggi di gedung ini.
"Menggunakan helikopter akan menghemat waktu dan Ten bisa segera ditangani," ujar Johnny singkat.
Mark menatap Jeno yang hanya diam di dekat pintu lift.
Pikiran Jeno tertuju pada teman seperjuangannya yang berpisah dari dirinya. Bahkan sambungan komunikasi dengan anak itu terputus. Jeno tidak tahu Jaemin masih hidup atau tidak. Hal itu membuat Jeno menghela napas gusar.
Mark menatap layar di atas lift yang menunjukkan sedang berada di lantai berapa mereka dan angka 18 terlihat di sana.
Mereka akan menuju lantai 20.
Setelah itu akan naik tangga sedikit menuju atap.
"Yah, aku harap Taeyong hyung menangkap sinyal dari kita secepatnya," ujar Mark sambil mengedikkan bahunya.
Ia sedikit takut sebenarnya namun segera menepis hal itu. Tidak ada yang perlu ditakutkan, ia memiliki Johnny yang pasti akan melindungi adik-adiknya.
Lantai 19.
"Jen, lehermu sudah diobati?" tanya Mark saat melihat darah mengalir dari leher Jeno yang tidak ditutupi syal.
"Sudah. Tapi tidak sempat diperban dan kotak obatnya dibawa oleh Renjun," sahut Jeno sambil menyeka darah di lehernya.
"Kotak obatku juga dibawa oleh Doyoung," sahut Mark.
Ting!
Mereka sudah sampai di lantai 20.
"Rombonganku sudah sampai di lantai 20," ucap Jeno memberi kabar pada yang lainnya.
Jeno membiarkan Johnny dan Mark yang berjalan lebih dahulu dan ia menjaga dari belakang.
Mereka berjalan dengan pelan menuju tangga di ujung lorong yang terdapat tulisan 'rooftop.'
"Apakah setelah ini semua masalah kita akan selesai, Hyung?" tanya Mark memecah keheningan.
Jantungnya sedari tadi terus berdetak dengan kencang. Entah apa yang dirasakannya, seperti perasaan takut, gugup, dan bersemangat secara bersamaan.
Maka dari itu Mark terus membuka topik obrolan berharap perasaan gugupnya segera tergantikan.
Johnny terkekeh mendengar pertanyaan Mark. "Kenapa kau bertanya seperti itu, Mark? Kau sudah lelah dengan semua ini?" ujar Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo on Black | NCT ✓
ActionTentang perjuangan tanpa batas membela kebaikan dengan dalih kejahatan. Tentang solidaritas yang lebih dari sekedar formalitas. Dan tentang fakta bahwa kehilangan seorang pedoman lebih menyakitkan dibanding sakitnya tembakan peluru. Saat ini akhirny...