chapter sebelumnya :"Kalian semua harus tau bahwa tidak ada satupun media yang menyiarkan berita ini. Tidak ada satupun. Sekolah memilih bungkam. Kau pikir saja, setelah berita skandal tentang Mr. Kim tersebar di media lalu apa pihak sekolah akan membiarkan kasus ini terendus media? Tentu tidak. Citra sekolah pasti akan jatuh jika sampai hal itu terjadi." jelas Jeno panjang lebar.
Semua terdiam.
Apa mereka melakukan kesalahan lagi?
Apa mereka begitu bodoh sampai tidak menyadari hal sekecil itu?
Apa yang sebenarnya terjadi?
Terlalu banyak pertanyaan di benak mereka hingga makan malam tidak lagi terasa spesial bagi indera pengecap. Biarlah asupan yang masuk ke dalam tubuh hanya sebagai formalitas untuk menyempurnakan hari mereka.
Pada siang hari yang terik ini, kafetaria di kantor tampak ramai karena jam sudah menunjukkan jam makan siang. Jaehyun dengan kemeja lusuhnya duduk di salah satu kursi yang kosong sambil meneguk sekaleng soft drink. Sesekali ia tampak merenung dan memijat tengkuknya.
"Hmm roti daging ini ternyata lumayan nikmat." Ia bergumam.
Setelah menelan satu suapan roti daging tersebut, ia kembali lagi meneguk minumannya lalu mendesah pasrah. Sedari pagi Jaehyun belum menyantap makanan apapun dan roti daging itu adalah makanan pertama yang berhasil masuk ke dalam lambungnya. Mulai dari kemarin tiba-tiba saja ia kehilangan salah satu nafsu yang paling penting dalam hidup, yaitu nafsu makan.
"Tapi sayang aku tidak bisa menghabiskannya, maafkan aku roti jika akhirnya kau harus berakhir di pembuangan makanan." Jaehyun berucap sambil mengelus permukaan roti yang masih tersisa setengah. Para pegawai yang berada di kafetaria menatap Jaehyun aneh.
Seseorang menepuk punggung Jaehyun, membuat pemuda berkemeja lusuh dan tanpa jas itu tersentak. "Hyung! Kau membuatku kaget!"
Doyoung —Si pelaku yang membuat Jaehyun terkejut— duduk di hadapan Jaehyun sambil membawa nampan berisi menu makanan sehat untuk makan siang.
"Apa yang kau lakukan? Mengelus roti sambil berbicara padanya, apa yakin kau masih waras, Jung?" tanya Doyoung.
Jaehyun menghela nafas lalu duduk bersandar pada kursi, mencoba mencari posisi nyaman sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Doyoung, "Aku hanya merasa kasihan pada roti ini, aku tidak sanggup menghabiskannya, hyung, dia akan berakhir mengenaskan di pembuangan makanan, oh atau kau mau memakannya?"
Doyoung memutar bola matanya. "Kalau tidak mau makan kenapa kau membeli ini? Pemborosan." ucap Doyoung dengan nada ketus lalu memakan roti sisa Jaehyun dengan terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo on Black | NCT ✓
ActionTentang perjuangan tanpa batas membela kebaikan dengan dalih kejahatan. Tentang solidaritas yang lebih dari sekedar formalitas. Dan tentang fakta bahwa kehilangan seorang pedoman lebih menyakitkan dibanding sakitnya tembakan peluru. Saat ini akhirny...