「 tiga puluh tiga , trente-trois 」

839 137 15
                                    

“kau bisa tulis ini,
aku yakin kau akan teruskan,
lebih alami jika kau biarkan itu mengalir.”

————————————————

Pukul 12 lebih 45.

"Terima kasih," ucap Haechan kepada seseorang yang mengantarkan pesanannya.

Di kedua tangannya terdapat masing-masing dua gelas iced americano.

Brak!

"Aigu kamcagiya!" pekik Jisung dari ruang tengah.

Itu tadi adalah Haechan yang menutup pintu menggunakan kakinya sehingga menimbulkan suara yang lumayan keras.

"Tingkahmu itu bisa membuat tetangga kita melayangkan protes asal kau tahu," sungut Mark.

Haechan tidak membalas, ia tidak peduli, yang dilakukannya adalah memberikan Mark segelas minuman kopi pahit.

"Kalian harus meminum ini agar tidak mengantuk," setelahnya Haechan membagikan minumnya kepada yang lain.

Kemudian mereka meminumnya sesuai dengan perintah Haechan.

"Pastikan pistol yang kalian bawa itu sudah kedap suara, aku tidak ingin tetangga mereka sampai mencurigai kita," ujar Mark.

Jeno, Haechan, dan Jisung mengangguk.

Saat ini mereka menggunakan pakaian serba putih guna meminimalisir kecurigaan.

Tidak perlu membawa banyak senjata. Cukup pistol di kiri dan pisau di kanan. Bela diri mereka tidak main-main, hanya dengan kepalan tangan saja musuh sudah bisa tumbang.

Pukul 12 lebih 53.

"Ayo!" Mark yang membawa tas gendong segera memimpin mereka untuk ke luar dari dorm dan turun menuju parkiran.

Jeno, Haechan, dan Jisung santai berjalan di belakang Mark sambil meminum kopi mereka. Mereka tidak membawa tas gendong seperti Mark.

Tampak seperti tiga pangeran yang sedang berjalan mengelilingi bumi.

Mereka berempat segera masuk ke dalam mobil. Jeno sebagai pengemudi lalu ada Mark di sampingnya dan di belakang ada Haechan dan Jisung.

Pukul 12 lebih 55.

Mark membuka tasnya dan mengeluarkan kotak-kotak yang berisi barang berharga.

Itu adalah kotak yang berisi obat bius. Mark ini memang suka sekali menyuntik orang dengan biusnya.

Dengan cekatan ia mengisi jarum itu dengan bius maut miliknya. Sekitar 5 jarum yang akan ia gunakan.

"Apakah 5 saja cukup?" tanya Jisung.

"Aku rasa," balas Mark.

"Tambah saja lagi 2, hyung," saran Haechan.

"Baiklah."

Mark menambah lagi 2 jarum suntik sesuai arahan Haechan.

Pukul 12 lebih 58.

Mark menutup ketujuh suntikan itu lalu menaruhnya di balik kantong hoodie yang ia pakai. Kemudian ia menutup kotak itu beserta ranselnya.

"Berangkat!"

Pukul 01 tepat.

0208MK
On my way.

Mark mengirimkan pesan kepada Chenle.

Mobil yang dikendarai oleh Jeno melaju dengan kencang membelah jalanan.

Neo on Black | NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang