Jaemin berguling-guling di sofa, tidak sabar menanti kedatangan dua adiknya. Kegiatan tidak berguna Jaemin tidak lepas dari penglihatan Jeno yang sedang memainkan game."Diamlah, Jaemin, kau mengganggu kegiatan ku saja, ck!"
"Aku bahkan tidak menyenggolmu, Jen!" Jaemin berusaha membela dirinya.
Mengabaikan keributan di sofa, Mark menyusun rencana demi rencana yang akan mereka lakukan mulai malam ini. Mungkin kata Jaehyun ini misi sederhana, tapi demi kelancaran tentu harus memiliki berbagai rencana yang matang, bukan?
Renjun dan Haechan sedang membuat makan malam, kedua insan itu memutuskan untuk tidak ribut seperti biasanya, walau sebenarnya hanya Haechan saja yang mencari masalah.
Saat terdengar bunyi passcode yang ditekan, Jaemin segera beranjak menuju pintu dengan senyum lebarnya.
"ANNYEONG!!" teriakan milik Chenle membuat seisi rumah menghentikan aktivitasnya.
"CHENLE! JISUNG!"
Jaemin segera memeluk kedua adiknya, hingga mereka merasa sesak.
"Aku sangat sangat sangat sangat merindukan kalian," ucap Jaemin sangat antusias.
"Iya iya, tapi lepaskan dulu hyung, aku jadi tidak bisa bernafas," ucap Jisung sambil memukul pelan lengan Jaemin.
Jaemin segera melepaskan pelukan dan mengambil alih tas adik-adiknya untuk dibawa menuju kamar.
"Ah koper ini sungguh menyusahkan ku saja!" sungut seseorang yang terlihat kesusahan membawa masuk kopernya.
"TEN HYUNG! MENGAPA KAU KEMARI?!" Haechan yang sedang berada di dapur, tergopoh-gopoh berjalan menghampiri sumber keributan.
Sudah cukup ia harus satu atap dengan Renjun yang merupakan musuh abadinya.
Dan sekarang ia juga harus tinggal bersama rivalnya yang lain? sungguh dunia terlihat sangat tidak adil bagi Haechan.
Ten memandang sinis Haechan, bersiap mengambil ancang-ancang untuk berperang melawan anak iblis di depannya ini, sebelum akhirnya Renjun melerai mereka, mengambil alih koper Ten dan membawanya menuju kamar.
"Ten hyung kamarmu ada di kamar milik Jeno dan Jaemin ya, kadang di sana hanya ditempati oleh Jeno. Jaemin lebih memilih tidur di ruang TV," jelas Renjun.
Ten menatap tidak percaya pada Jaemin, "kau tidur beralaskan karpet atau langsung tidur di lantai?"
Jaemin yang baru saja kembali dari kamar kedua adiknya, langsung menghampiri Ten dan menghela nafas, "ada yang dinamakan kasur lantai hyung."
Ten hanya mengangguk mengerti, lalu ia berjalan menuju sofa, duduk di samping Jeno yang masih asyik bermain game.
"Jangan ganggu aku dulu, musuhku hanya tinggal dua saja," ucap Jeno, mencegah Ten agar tidak menjahilinya. Sudah hafal sekali dengan tabiat hyung nya yang sebelas-duabelas dengan Haechan.
"Cih! terlalu percaya diri, aku hanya ingin duduk saja."
"HAHAHAHHAHA," Mark tertawa mendengarnya, seperti biasa selera humornya sangat buruk.
Kegiatan kembali berjalan normal. Renjun dan Haechan masih sibuk bersama peralatan dapur, Jaemin sibuk mengejar-ngejar Chenle dan Jisung.
Sifat mengerikan Jaemin akan muncul saat bertemu dengan Chenle dan Jisung. Jaemin akan memeluk atau bahkan mencium kedua adiknya itu, dan tak akan melepaskannya hingga Jaemin lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo on Black | NCT ✓
ActionTentang perjuangan tanpa batas membela kebaikan dengan dalih kejahatan. Tentang solidaritas yang lebih dari sekedar formalitas. Dan tentang fakta bahwa kehilangan seorang pedoman lebih menyakitkan dibanding sakitnya tembakan peluru. Saat ini akhirny...