chapter sebelumnya :
Tanpa mengucapkan apapun, Jaemin bersama tas gendong dan kamera yang bergantung di lehernya pun pergi meninggalkan teman-temannya.
Seringai tipis timbul di bibirnya dan tetesan air mata tidak sengaja menghiasi pipinya.
Setelah kepergian Jaemin, Jeno sedikit merasa bersalah. Apa keputusannya sudah benar? Tapi mengapa seperti ia telah melakukan hal yang melenceng?
"Chenle, Jeno, dan Jisung bersiaplah, sehabis makan malam kita akan berangkat," ucap Mark.
"Ke mana?"
"Dongdaemun vervill."
Jaemin merebahkan dirinya di atas tempat tidur empuk. Ia saat ini bermalam di sebuah hotel, masih berada di sekitar Seoul tentu saja.Sejujurnya ia sangat lelah dan juga sangat kesal dengan teman-teman bodohnya itu. Ingin sekali Jaemin mencekik leher mereka.
Tidak ingin membuang waktu, pemuda itu segera membersihkan diri dan berganti pakaian agar terlihat lebih segar.
Setelahnya ia membuka kulkas mini yang memang disediakan di setiap kamar hotel, memilih beberapa cemilan dan juga kopi hitam dingin untuk menemaninya malam ini.
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Jaemin membawa kamera, teropong mini, sekantong plastik cemilan, dan juga perlengkapan elektronik seperti ponsel dan earpods kesayangannya menuju ke atap hotel ini.
Tidak lupa memakai coat guna menghalau udara dingin yang akan menyakiti kulitnya, udara malam di bulan Desember sangat tidak baik.
Saat ini Jaemin sudah menginjakkan kaki di atap. Atap hotel ini disulap menjadi seperti taman, Jaemin memilih hotel ini bukan tanpa tujuan.
Ia menduduki salah satu bangku, jika orang lain melihatnya mungkin akan tampak seperti seorang lelaki yang sedang bersedih hati akibat diputusi oleh pacarnya sehingga memilih untuk melamun di atap sembari mendengarkan lagu.
Sayangnya tidak seperti itu.
Saat di kediaman Jackson tadi, Jaemin memasang beberapa mic yang ukurannya jauh lebih kecil dari mic yang waktu itu dipasang oleh Renjun.
Jika kalian menyadarinya, kalian akan tahu di mana Jaemin memasang beberapa mic tersebut.
Saat ini belum terdengar suara seseorang selain Jackson yang sedang sibuk menyiapkan sesuatu di dapur.
Sesuai ucapan Jackson, nanti akan ada teman yang datang ke sana.
Dan Jaemin sangat menanti itu.
Sesuai insting, Jaemin berdiri dari duduknya dan tangannya bergerak mengambil teropong mini lalu menaruh tepat di depan matanya.
Ia saat ini berada di atas gedung yang berhadapan dengan apartemen tempat tinggal Jackson.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo on Black | NCT ✓
ActionTentang perjuangan tanpa batas membela kebaikan dengan dalih kejahatan. Tentang solidaritas yang lebih dari sekedar formalitas. Dan tentang fakta bahwa kehilangan seorang pedoman lebih menyakitkan dibanding sakitnya tembakan peluru. Saat ini akhirny...