Ini hanya satu bagian
dari sesuatu yang sudah dilalui.
Aku tahu ini akan menjadi memori,
bukan kenang-kenangan.
Kita akan terus berjalan mengikuti bintang.
Kita adalah impian seseorang. Kita tidak saling melupakan.
Jeno menatap dirinya di depan cermin. Setelan jas hitam membuatnya terlihat lebih dewasa. Guratan wajah seriusnya memberikan kesan tegas.
Siang ini ia akan mengantarkan seseorang yang amat ia hormati dan juga ia sayangi kembali pulang ke rumah.
Saat sudah puas menatap dirinya, ia membaca sebuah kertas yang ia dapatkan di kamar ini. Kertas itu berisi tulisan tangan. Bukan tulisan tangan Jeno.
Ia sangat mengetahui dengan jelas siapa pemilik dari kertas dengan guratan pena yang menyalurkan perasaan sang penulis di atasnya.
Ini hanya satu bagian dari sesuatu yang sudah dilalui.
Kau bisa tulis ini.
Aku yakin kau akan teruskan.
Lebih alami jika kau biarkan itu mengalir.
Tetapi,
Aku tak ingin terdengar seperti kita akan berangkat.
Napas Jeno kembali tercekat. Ia meremas kertas itu namun tidak sampai membuat kertas itu hancur.
"Nyatanya kita memang akan berangkat, Hyung. Berangkat dengan tujuan berbeda. Aku dan yang lainnya akan berangkat mengantarmu. Sementara kau—
—Berangkat pulang."
Jeno kembali melanjutkan membaca tulisan di atas kertas itu.
If i ever lost.
Akan ku hubungi kembali.
Jangan lupakan nada panggilanku,
Semoga kita selalu seperti ini.
Jeno melipat kembali kertas itu saat sudah selesai membacanya.
Di balik kertas itu terdapat tulisan Dear DREAM.
"Tulisanmu sangat buruk, Hyung. Sangat buruk hingga membuat wajah tampanku hampir basah lagi."
"Jen, sudah siap?" itu Jaemin yang memanggil Jeno dari arah dapur.
"Hm, sudah. Aku akan keluar sekarang."
Jeno meletakkan kembali kertas itu di atas meja. Menaruhnya di bawah sebuah bingkai foto Mark bersama adik-adiknya yang dipajang di mejanya.
Mark menulis itu saat malam hari di mana mereka akan pergi menuju rumah putih tempat di mana Jaemin dan Yangyang disekap.
Saat itu ia memilih menyendiri di kamar sambil menulis sesuatu. Iya, untaian kalimat yang Jeno baca tadi adalah tulisan Mark pada saat itu.
Mark benar-benar pergi meninggalkan keenam adik-adiknya.
Tadi pagi saat beberapa anggota datang ke rumah sakit untuk mengurus administrasi Mark, Taeyong pun menyuruh Jeno untuk mengajak yang lainnya pulang ke dorm mereka.
Jeno terkekeh pelan melihat Jisung yang memakan makanannya sambil memakai kacamata hitam.
"Tampan sekali kau menggunakan kacamata itu," ucap Jeno sambil menepuk pundak Jisung. Membuat anak itu hampir tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo on Black | NCT ✓
ActionTentang perjuangan tanpa batas membela kebaikan dengan dalih kejahatan. Tentang solidaritas yang lebih dari sekedar formalitas. Dan tentang fakta bahwa kehilangan seorang pedoman lebih menyakitkan dibanding sakitnya tembakan peluru. Saat ini akhirny...