chapter sebelumnya :Jaemin juga ikut memeluk temannya, kecuali Jeno. Jeno juga tampaknya enggan.
"Kau ingin oleh-oleh apa, Na?" tanya Renjun.
"Hanya kembali lah dengan selamat," jawab Jaemin.
"Tentu. Dan aku pasti akan merindukan masakanmu. Ya sudah kami berangkat. See you later, guys!"
"Ada apa dengan Jaemin hyung?" tanya Jisung pada Haechan saat mereka berdua tengah quality time di sofa depan televisi.
"Ada sesuatu yang terjadi," jawab Haechan sekenanya.
Jisung berdecak kesal mendengar jawaban tidak memuaskan seperti itu, "yang serius hyung!"
"Jeno dan Jaemin berseteru."
"Aku tahu itu! Maksudku apa masalahnya?" Jisung merasa jengkel saat ini.
"Tanya pada mereka saja."
Jisung segera bangkit dan melemparkan bantal sofa pada Haechan, "terserah! Tidak ada gunanya berbicara denganmu, aku akan menyusul Chenle saja ke China."
"Pergi sana kau bocah!"
"Ya, aku pergi!"
Haechan lanjut menonton acara TV di depannya, malas meladeni bocah cerewet seperti Jisung.
Sementara Mark menghampiri Jaemin yang sedang duduk termenung di kasurnya.
"Jaem?"
"Oh, hyung, ada apa?"
Mark duduk di kasur sambil merangkul pundak yang lebih muda. "Kau tidak apa?" tanya Mark.
Jaemin terkekeh sebelum menjawab, "apa aku terlihat baik-baik saja?"
Yang lebih tua menghela napas, merasa sedikit bersalah telah membuat hubungan kedua adiknya menjadi renggang.
"Maafkan aku."
"Tidak masalah, hanya beritahu aku apa yang harus aku lakukan selanjutnya, karena jujur saja aku tidak dapat berpikir jernih, pikiranku sedikit.... kacau," jelas Jaemin dengan lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo on Black | NCT ✓
ActionTentang perjuangan tanpa batas membela kebaikan dengan dalih kejahatan. Tentang solidaritas yang lebih dari sekedar formalitas. Dan tentang fakta bahwa kehilangan seorang pedoman lebih menyakitkan dibanding sakitnya tembakan peluru. Saat ini akhirny...