「 tujuh belas , dix-sept 」

1.1K 179 9
                                    

happy reading!!

Haechan dan Jaemin sedang berada di kantin sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan dan Jaemin sedang berada di kantin sekolah. Keduanya tengah menikmati makanan karena saat ini sedang jam istirahat.

"Aku sebal dengan Tae hyung, padahal kita bukan anak kecil lagi kenapa kita masih saja dilarang hadir di rapat kemarin?" keluh Haechan sambil mengaduk makanannya.

Jaemin menghela nafas mendengar keluhan Haechan yang itu-itu saja, sejak kemarin hingga detik ini suasana hati Haechan masih buruk saja.

"Hyungie tidak menganggap kita anak kecil, tapi maksudnya adalah Chenle dan Jisung. Kau salah paham, Haechanie. Coba aku tanya padamu, jika Chenle dan Jisung hanya berdua di dorm siapa yang akan menjaga mereka? Bagaimana jika terjadi kebakaran tiba-tiba? Bagaimana jika ada orang yang menyakiti mereka saat kita tidak ada? Apa kau pernah berpikir sampai sana?" Jaemin berbicara panjang lebar sambil menggerakan tangannya dan sedikit memajukan bibirnya, khas Jaemin jika mengomel.

Haechan terdiam mendengarkan sambil mencerna apa yang dikatakan oleh temannya yang lebih muda beberapa bulan dari dirinya.

"Kau tidak ingin dianggap anak kecil lagi tapi lihatlah dirimu. Bahkan kau tidak berpikir sejauh itu. Cukup percaya bahwa keputusan hyung adalah yang terbaik, dia tahu apa yang terbaik bagi kita semua." lanjut Jaemin.

"Iya, kau benar. Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu. Maafkan aku, Jaeminie."

"Tidak masalah asal jangan diulangi. Promise me?" Jaemin mengacungkan jari kelingkingnya.

Haechan tersenyum lalu menautkan jari kelingking mereka berdua, "Promise!"

"Aigoo anak pintar. Bagaimana kalau kita sekarang menyusul Jeno, sekalian aku ingin membawakan dia makan siang, anak itu pasti belum makan."

"Kajja!" Haechan meneguk minumnya lalu beranjak dari kursi.

Jaemin berjalan menuju tempat pengambilan makan bagi para siswa. Mengambil makanan dan minuman yang sudah disedialan lalu membawanya menggunakan nampan.

Mereka berdua berjalan menuju lapangan basket indoor, tempat Jeno berada.

"JENO-YA."

Jeno menoleh mendengar teriakan Haechan yang menggema di ruangan.

Jeno menghampiri dua temannya di tribun penonton. Matanya membentuk bulan sabit kala melihat apa yang dibawa oleh Jaemin.

"Cepat habiskan makan siangmu, Jeno."

Jeno mengangguk lalu dengan sigap melahap makanannya.

Neo on Black | NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang