「 tiga puluh lima , trente cinq 」

838 141 6
                                    

“if i ever lost,
akan kuhubungi kembali,
jangan lupakan nada panggilanku,
semoga kita selalu seperti ini.”

—————————————————

Pukul 07 lebih 25.

Pagi ini keadaan dorm menjadi rusuh karena Chenle terus memaki sambil berteriak kepada kakak-kakaknya.

Mark dan Renjun memaksanya untuk tetap bersekolah untuk mencari tahu di mana letak pintu menuju basement di sekolahnya.

Padahal Chenle tidak bisa tidur dengan nyenyak semalam. Ia hanya tidur sekitar 20 menit saja.

Dan sekarang ia harus mengikuti pembelajaran sambil menahan ngantuk?!

"HYUNGGGG AKU TIDAK MAU, SIALAN, AKU MENGANTUK!!"

Mark dan Renjun masing-masing menarik tangan Chenle untuk menuju ke kamar mandi tapi Chenle menjatuhkan bokongnya ke lantai dan nyaris membuat Mark dan Renjun ikut terjatuh.

"YAK! KAU HAMPIR MEMBUATKU TERJATUH!" seru Renjun yang merasa kesal.

Renjun sangat kesal sekali pagi ini pada Chenle. Bukan cuma anak itu saja yang kurang tidur, semua seisi dorm ini bahkan tidak tidur sama sekali.

Memang Renjun tidak sekolah hari ini tapi ia memiliki tugas lain, bukan berarti tidak sekolah bisa tidur sepuasnya seharian. Tidak ada waktu untuk beristirahat.

Terlebih lagi sekarang ia sudah sangat lelah dan badannya pegal-pegal tapi ia harus menyeret Chenle menuju kamar mandi. Semakin murka lah Renjun.

"SHIREOOO!!"

Pekikan nyaring Chenle hampir saja membuat pukulan Renjun melayang padanya sebelum Jeno menarik Chenle dari belakang laku menyeretnya seorang diri menuju kamar mandi.

"Cukup berteriaknya pagi ini, Chenle, cepat mandi 5 menit saja dan aku akan mengantarmu sekolah sekalian membawa mobil untuk Jaemin kabur," ucap Jeno.

Chenle menjadi bungkam setelah mendengar ucapan serius dari Jeno. Sudah menjinak.

Jeno segera menutup pintu kamar mandi lalu berjalan menuju meja makan.

"Tidurlah, Sung, nanti kau juga akan bersekolah," ujar Jeno sambil menepuk punggung Jisung yang duduk di sebelahnya.

"Tidak mengantuk."

"Sialan anak itu pintar sekali membuat darahku naik dan aku juga merasa imunku turun. Aish!" Renjun berjalan menuju dapur untuk meminum air.

Haechan yang duduk di sofa daritadi hanya bisa tertawa tanpa suara sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

Ia bahagia melihat keributan.

Haechan merasa ada yang bergerak di sofa, ia menolehkan kepalanya dan melihat bahwa pria yang terluka tadi sudah sadar dari tidur— maksudnya, dari pingsannya tetapi matanya masih terpejam.

"MARK HYUNG!" panggil Haechan.

Mark segera menghampiri Haechan. "Jun ambilkan air!" perintah Mark.

Neo on Black | NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang