「 tiga puluh satu , trente et un 」

854 146 9
                                    

“ketahuilah,
kita akan terus berjalan
mengikuti bintang.”

————————————————

"Bureo bwa candle light candle light candle light baby~"

Alunan lagu menggema di dalam mobil yang dikendarai oleh Jeno. Seketika suasana berubah menjadi carpool karaoke.

Mereka bersenang-senang di jalan seperti sedang dalam perjalanan wisata. Melupakan fakta bahwa mereka sedang melakukan sebuah misi.

Walau bekerja sebagai pembunuh bayaran saat masih menduduki bangku sekolah, jangan melupakan fakta bahwa mereka masih remaja yang gemar bermain-main di mana pun mereka berada.

Menjalankan misi berbahaya tidak membuat semangat mereka untuk bersenang-senang menjadi pudar.

"hamkkehae jun modeun nal gomabdaneun tteushiya~"

Inilah mereka, Neo Dream.

"Ok kita sudahi dulu karaokenya, karena pesawat 73N0 akan segera melakukan pendaratan, dimohon untuk penumpang Haechan dan Chenle untuk melepas sabuk pengaman masing-masing," ujar Jeno sambil tersenyum hingga eye smile nya terlihat.

"HAHAHA. Skill melawakmu sudah berkembang, ya, Hyung."

Jeno hanya tersenyum mendengar ucapan Chenle.

"Baiklah pilot Jeno, kita akan melakukan pendaratan di pohon depan sana, karena penumpang Haechan merasa itu adalah tempat yang strategis," balas Haechan.

"Baik, penumpang Haechan."

Chenle kembali tertawa mendengar obrolan kedua kakaknya yang rada aneh.

Jeno memberhentikan mobilnya di tempat yang disebut oleh Haechan.

Chenle mengeluarkan ponsel yang ia gunakan untuk menjalani misi— hendak mengirimkan pesan pada Mark.

1122CL
Pilot Jeno's team status : arrived.
DFC is about ready to fly.

"Aku sudah mengirim pesan pada Capt." ucap Chenle.

Haechan yang duduk di jok belakang sedang menyiapkan dragon-fly cam mereka.

"Target kita yang rumah dengan warna putih itu?" tanya Jeno.

"Benar, aku heran kenapa mereka memilih warna putih? Kenapa tidak merah atau hitam. Kalau aku jadi mereka aku akan memilih warna yang gelap," balas Chenle.

"Tapi kau kan bukan mereka." Chenle mengangguk menyetujui ucapan Jeno.

"Ready."

Chenle segera mengambil satu remote control yang diberikan oleh Haechan. Mereka akan menerbangkan capung palsu itu sebanyak dua buah dengan dua remote control.

Sementara Jeno memasang dua iPad yang terhubung dengan kamera itu di atas dashboard mobil.

Haechan menurunkan jendelannya lalu menerbangkan DFC milik mereka.

"Fly high, baby."

Capung palsu itu melesat bersama angin menuju masuk ke dalam sebuah rumah yang didominasi dengan warna putih.

Neo on Black | NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang